Berita Kaltara Terkini

BPS Catat Inflasi Kaltara per Oktober 2025 Capai 2,23 Persen, Tanjung Selor Tertinggi

BPS Kaltara mencatat inflasi tertinggi per Oktober 2025 terjadi di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, yaitu sebesar 2,50 persen

Penulis: Edy Nugroho | Editor: Cornel Dimas Satrio
TRIBUNKALTARA.COM/ EDY NUGROHO
INFLASI DI KALTARA - Foto Tugu Cinta Damai Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, diambil pada Sabtu (02/08/2025). BPS Kaltara mencatat inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Selor per Oktober 2025, yaitu sebesar 2,50 persen, emas perhiasan menjadi komoditas penyumbang inflasi dengan 0,15 persen. 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara (Kaltara) mencatat, inflasi year on year (YoY) di Kaltara pada Oktober 2025 sebesar 2,23 persen. Dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,74. 

Dalam rilisnya yang diterima awak media pada Kamis (6/11/2025), dari tiga daerah yang menjadi titik survei, yakni Nunukan, Tanjung Selor dan Tarakan, BPS Kaltara menyebutkan inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, yaitu sebesar 2,50 persen, dengan IHK sebesar 107,40.

Sedang inflasi terdalam terjadi di Nunukan sebesar 1,68 persen, dengan IHK sebesar 109,08.

Kepala BPS Kaltara Mas'ud Rifai mengungkapkan, inflasi y-on-y di Provinsi Kalimantan Utara terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu:

  • Kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,59 persen;
  • kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,91 persen;
  • kelompok kesehatan sebesar 8,46 persen;
  • kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya  sebesar 0,92 persen;
  • kelompok pendidikan sebesar 0,92 persen;
  • kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,79 persen;
  • kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 11,08 persen.

Sementara kelompok yang mengalami penurunan indeks, yaitu:

  • kelompok pakaian dan alas kaki deflasi sebesar 0,09 persen;
  • kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga deflasi sebesar 0,41 persen;
  • kelompok transportasi deflasi sebesar 2,13 persen;
  • kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan deflasi sebesar 0,10 persen.

Disebutkan Mas'ud, perkembangan harga berbagai komoditas pada Oktober 2025 secara umum menunjukkan adanya perubahan.

Baca juga: Inflasi Bulungan di Kalimantan Utara pada Angka 2,50 Persen, Harga Komoditi Masih Stabil

Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Kalimantan Utara di 3 kabupaten/kota, yakni Tarakan, Tanjung Selor dan Nunukan, pada Oktober 2025 terjadi inflasi y-on-y sebesar 2,23 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,39 pada Oktober 2024 menjadi 107,74 pada Oktober 2025. 

Tingkat deflasi mont to month (M-to-M), sebesar 0,08 persen dan tingkat inflasi y-to-d sebesar 1,91 persen.
 
Dilihat dari kondisi lapangan, lanjutnya, harga pertanian relatif terjangkau. Ada tren penurunan untuk harga hasil pertanian. Ini terjadi karena fenomena di akhir tahun itu produksi bahan pertanian mengalami peningkatan.

"Sehingga harga cenderung turun. Kenapa Tanjung Selor mengalami deflasi? Itu karena di Tanjung Selor turunnya lebih dalam dibanding daerah lainnya (Tarakan dan Nunukan)," jelasnya.

Secara rinci, lima komoditas penyumbang inflasi tertinggi di Tarakan meliputi emas perhiasan sebesar 0,32 persen, ikan bandeng 0,11 persen, beras 0,02 persen, serta angkutan laut dan kangkung masing-masing 0,01 persen.

Untuk deflasinya disumbang oleh tomat dan kacang panjang masing-masing -0,03 persen, bawang merah -0,04 persen, angkutan udara -0,09 persen, serta cabai rawit -0,10 persen.

Kemudian untuk Tanjung Selor, lima komoditas penyumbang inflasi meliputi emas perhiasan 0,15 persen, ikan bandeng 0,11 persen, beras 0,04 persen, serta sewa rumah dan cabai rawit masing-masing 0,02 persen.

Deflasinya terdiri dari kangkung dan bayam masing-masing -0,04 persen, daging ayam ras -0,05 persen, bawang putih -0,07 persen, serta bawang merah-0,13 persen.

Sedangkan di Nunukan lima komoditas penyumbang tertinggi inflasinya meliputi emas perhiasan 0,09 persen, ikan kembung dan angkutan laut masing-masing 0,04 persen, serta daging ayam ras dan ikan bandeng masing-masing 0,03 persen.

Di Nunukan, deflasi tertingginya disumbang oleh cabai rawit dan bawang putih masing-masing-0,03 persen, tomat -0,05 persen, beras -0,08 persen, serta bawang merah 0,10 persen.

Baca juga: Stabilitas Harga Barang dan Jasa Terjaga, Inflasi di Nunukan Capai 1,63 Persen, Terendah di Kaltara

Untuk diketahui, jika dilihat dari kondisi inflasi tahun-tahun sebelumnya pada periode yang sama, inflasi bulanan provinsi Kaltara pada Oktober 2205 ini termasuk cukup landai. Harga pun masih stabil.

(*)

Penulis: Edy Nugroho

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved