Berita Nunukan Terkini

Polsek Sebatik Barat dan Warga Gotong Royong Bangun Jembatan Darurat di Desa Sungai Limau Nunukan

Kegiatan kerja bakti berlangsung pada Jumat (07/11/2025) sore di Jalan Sinta RT 14, Desa Sungai Limau, wilayah hukum Polsek Sebatik Barat.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
(HO/ Iptu Didik).
JEMBATAN DARURAT - Personel Polsek Sebatik Barat bersama warga Desa Sungai Limau, Kecamatan Sebatik Tengah, bergotong royong membangun jembatan darurat sebagai jalur alternatif setelah jembatan utama di wilayah tersebut ambruk akibat cuaca ekstrem, Sabtu (08/11/2025), pagi. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Personel Polsek Sebatik Barat bersama warga Desa Sungai Limau, Kecamatan Sebatik Tengah, bergotong royong membangun jembatan darurat sebagai jalur alternatif setelah jembatan utama di wilayah tersebut ambruk akibat cuaca ekstrem. 

Kegiatan kerja bakti berlangsung pada Jumat (07/11/2025) sore di Jalan Sinta RT 14, Desa Sungai Limau, wilayah hukum Polsek Sebatik Barat.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh sejumlah unsur, diantaranya Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Nunukan, Arief Budiman, Kapolsek Sebatik Barat Iptu Didik Triastoro, Kasubsektor Sebatik Tengah Ipda Sudirman Siduppa, Kepala Desa Sungai Limau Mardin, tokoh masyarakat Iskandar, Ketua RT 14 Ali, personel Polsek Sebatik Barat, serta warga setempat.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan diawali dengan pengangkutan kayu untuk dijadikan pancang jembatan. 

Baca juga: BPBD Nunukan Bangun Jembatan Darurat di Sebatik Tengah, Pastikan Akses Warga dan Siswa tak Terputus

Kepala BPBD Nunukan bersama Kasubsektor Sebatik Tengah memberikan arahan teknis terkait proses pembangunan. 

Warga kemudian menebang pohon kelapa yang digunakan sebagai alas jalan sementara. Jembatan darurat dengan panjang 9 meter dan lebar 4 meter itu dibuat dari kayu dan timbunan tanah agar bisa dilalui pejalan kaki maupun kendaraan roda dua.

Kapolsek Sebatik Barat Iptu Didik Triastoro menyampaikan, pembangunan jembatan ini menjadi solusi sementara karena tidak adanya jalur alternatif lain. 

Sebelumnya, warga dan pelajar terpaksa menempuh jarak sekira 1 kilometer dengan berjalan kaki dan menyeberangi anak sungai kedalaman 50 centimeter untuk beraktivitas.

Dalam kegiatan tersebut turut digunakan berbagai sarana dan peralatan seperti satu unit alat berat excavator, mesin senso pemotong kayu, papan kayu, batang kelapa, tali, kayu ulin, cangkul, dan parang.

“Kami bersama masyarakat berinisiatif membangun jembatan darurat secara swadaya agar aktivitas warga dan pelajar tetap bisa berjalan sambil menunggu perbaikan permanen dari Dinas Pekerjaan Umum,” kata Didik Triastoro kepada TribunKaltara.com, Sabtu (08/11/2025), sore.

Baca juga: Akses Jembatan Lumpuh Total, Aktivitas Belajar di Sekolah Tapal Batas Sebatik Nunukan Terganggu

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Nunukan Arief Budiman memastikan pihaknya telah meninjau langsung kondisi jembatan dan akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk percepatan perbaikan infrastruktur tersebut.

"Pembangunan jembatan darurat ini mendapat apresiasi warga setempat karena dapat memulihkan sementara akses transportasi yang vital bagi kegiatan harian masyarakat di wilayah perbatasan itu," ungkap Arief Budiman.


Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved