Berita Tarakan Terkini

Gempa 4,4 SR di Tarakan Rusak Dinding Kamar Rumah Warga Gunung Lingkas: Pertama Terlihat Retak

Gempa mengguncang Tarakan lagi pada Sabtu (8/11/2025). Di detik yang sama, dinding rumah Samsir,  warga di RT 13 Gunung Lingkas langsung ambruk.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
AMBRUK - Samsir, warga RT 13 Gunung Lingkas, saat menunjukkan rumahnya yang ambruk dihantam gempa 4,4 SR. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Gempa mengguncang Tarakan lagi pada Sabtu (8/11/2025) sekitar pukul 16.56 WITA. Di detik yang sama, dinding rumah Samsir,  warga di RT 13 Gunung Lingkas langsung ambruk. 

Ia saat itu tengah berbaring istirahat di dalam rumah. Tiba-tiba getaran disusul goyangan langsung membuat dinding kamar rumah terbuat dari batako runtuh. Rumah Samsir, akrab disapa Slamet kini menganga lebar. 

Kata Samsir ditemui media, Minggu (8/11/2025), sebelumnya pada gempa Rabu (5/11/2025), dinding rumahnya retak.

Dan di gempa kali ini, rumahnya tak bisa lagi bertahan dari kekuatan atau magnitudo gempa 4,6 SR.

Baca juga: Wali Kota Imbau Warga Tetap Waspada Gempa Susulan, Beri Pesan Ikut Doakan Tarakan Kaltara Tetap Aman

Kasat mata dilihat, rumah ini masih layak huni. Namun jika masuk ke dalam rumah, cukup banyak retakan di bagian dinding.

Sampai ke bagian kamar rumahnya, kini sudah melompong, hanya bersisa batako yang hancur tak bisa lagi digunakan.

"Kejadiannya kemarin sore.  Langsung rebah. Waktu gempa pertama itu cuma retak. Tapi dindingnya mulai miring. Kemudian datang lagi gempa,  rebah lancur gini," ungkapnya.

Saat gempa pertama, ia masih berani tidur di kamarnya.

Kini kamarnya dibiarkan terbuka dindingnya. Dan ia bersama istri tidur di luar. 

Ia tetap tak bisa meninggalkan rumahnya karena itu tempat ia tinggal.

Ia juga tinggal dengan anak dan menantu dan cucu. 

"Ada lima orang di rumah sini. Kalau rumah ini sudah dibangun lama. Awalnya rumah kayu. Saya lupa tahun berapa tapi sudah lama," ungkapnya.
 
Tadi malam pihak RT, kelurahan juga sudah meninjau bersama BPBD.

Saat ditanya kerugian ia belum bisa memprediksi. Karena bahan bangunan juga cukup mahal. 

Yang ia sayangkan adalah bagian tiang rumah. Sedianya dikiran kayu ulin nyatanya ia dibohongi.

Baca juga: BPBD Tarakan Kaltara Catat Update Data Sementara Pasca Gempa 4,8 dan 4,4 SR, Ada 42 Rumah Rusak

Kayu tiang berdiri menopang dinding rumahnya banyak yang sudah jabuk. 

Padahal saat itu kayu ulin dibeli jutaan per kubik.

"Saya gak tahu kalau ternyata ini kayu, bukan ulin. ang penjual kemarin ngakunya ulin. Sekarang orangnya nggak  ada sudah. Tapi ngakunya ulin. Ternyata bukan. Bukan ulin. Kalau ulin kan tahan," tukasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

 

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved