Berita Nunukan Terkini
Dinas Pertanian & Ketahanan Pangan Nunukan Bakal Evaluasi Harga Ayam Potong, Berikut Kesepakatannya
Dinas Pertanian & Ketahanan Pangan Nunukan bakal evaluasi harga ayam potong, berikut kesepakatannya.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Dinas Pertanian & Ketahanan Pangan Nunukan bakal evaluasi harga ayam potong, berikut kesepakatannya.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Nunukan telah melakukan kesepakatan harga ayam potong di kandang bersama pelaku usaha, peternak lokal dan mitra korporasi pada Selasa lalu.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Masniadi.
Baca juga: Pengajar Muda Nunukan Sebut Toleransi Beragama di Pelosok Desa Perbatasan RI-Malaysia Sangat Tinggi
Baca juga: Kabur dari Malaysia Gegara Upah Tak Dibayar, BP2MI Nunukan Bakal Fasilitasi Kepulangan 4 WNI
Baca juga: Kisruh Lahan Belum Ada Titik Terang, DPRD Nunukan Janji Mediasi Masyarakat Adat dan Perusahaan Sawit
"Kami sudah hearing bersama DPRD Nunukan hari Senin lalu. Hari Selasanya, rapat teknis di kantor bersama pelaku usaha, peternak lokal, PT TMS dan Mitra 88. Ada persoalan terkait harga ayam potong di kandang dan ketersediaan DOC," kata Masniadi kepada TribunKaltara.com, Minggu (21/02/2021), pukul 17.00 Wita.
Menurut Masniadi, pelaku usaha termasuk peternak ayam lokal mengeluhkan soal harga ayam potong di kandang terbilang cukup rendah. Sempat dijual dengan harga Rp26 ribu per kilo, kini turun hingga Rp23 ribu per kilo.
"Harga ayam potong di lapak Rp23 ribu per kilo. Ini jadi persoalan para peternak, karena biaya operasional yang mereka keluarkan cukup lebih tinggi dibandingkan harga jual," ucapnya.
Hal itu diperparah dengan adanya ayam potong dari Malaysia dan Berau yang masuk ke Nunukan dengan harga jual relatif rendah.
Informasi yang dihimpun, harga ayam potong dari Malaysia yang dijual di Nunukan sebesar Rp19 ribu per kilo. Sementara, dari Berau dijual dengan harga Rp12 ribu per kilo.
"Informasi dari peternak lokal ada ayam dari Malaysia dan Berau yang masuk dengan harga jual yang rendah. Ke depan kami akan undang instansi terkait termasuk UMKM dan Dinas Perdagangan untuk membahas lebih lanjut. Selain harga, peraturan yang memayungi peternak ayam lokal juga harus dibahas termasuk sanksi dan pembentukan asosiasi peternak ayam lokal," ujar Masniadi.
Masniadi mengaku, pihaknya sudah menyepakati harga ayam potong di kandang bersama peternak lokal, pelaku usaha dan mitra korporasi.
Ada empat fase harga ayam potong yang disepakati yakni fase I untuk bobot 1,6-1,9 Kg harganya Rp26 ribu. Fase II untuk bobot 2,00-2,5 Kg harganya Rp25 ribu. Fase III untuk bobot 2,6-3 Kg harganya Rp24 ribu. Sementara fase IV untuk bobot 3,1 Kg ke atas harganya Rp20 ribu.
" Itu harga ayam di kandang ya. Mudahan bisa mewakili semua peternak ayam potong di Kabupaten Nunukan. Nanti kita akan evaluasi di hari Rabu tanggal 24. Apakah yang kita sepakati berjalan atau perlu ada perbaikan. Alasan makin tinggi bobot harga makin rendah itu karena kalau lihat sekmen pasar, permintaan yang banyak diminati konsumen itu bobot 1,6-1,9 Kg katanya dagingnya empuk. Makanya harganya tinggi," tuturnya.
Baca juga: Asmin Laura-Hanafiah Jadi Bupati & Wakil Bupati Nunukan Terpilih, Parpol Pengusung Komitmen Mengawal
Baca juga: Ditetapkan Jadi Wakil Bupati Nunukan Dampingi Asmin Laura, Hanafiah: Tak Ada Lagi Kubu-kubu
Baca juga: Tanpa Kehadiran Asmin Laura, Hanafiah Hadir Rapat Pleno Penetapan Bupati dan Wabup Nunukan Sendirian
Saat ditanya soal harga jual ayam potong yang berasal dari Malaysia dan Berau terbilang rendah, sebabkan permintaan ayam lokal menjadi menurun, Masniadi enggan berkomentar banyak.
"Masuknya ayam potong dari Malaysia itu kewenangan Provinsi karena menyangkut perdagangan dua negara. Untuk yang dari Berau itu Dinas Perdanganan Nunukan. Tapi yang mau disampaikan atas masalah ini yaitu kita perbaiki dalam daerah dulu. Lembaga kita harus satu suara.
Harga mereka jauh lebih rendah karena kita ketergantungan dengan pakan dari Surabaya dan Sulawesi. Biaya transportasi cukup besar. Itu yang buat harga naik," ungkapnya.
Penulis: Febrianus felis
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official