Berita Nunukan Terkini
282 Siswa SMPN 2 Nunukan Ikuti Ujian Kelulusan, Wakepsek Beber 2 Murid Gunakan Metode Luring
282 siswa SMPN 2 Nunukan ikuti ujian kelulusan, Wakepsek beber 2 siswa gunakan metode luring.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - 282 siswa SMPN 2 Nunukan ikuti ujian kelulusan, Wakepsek beber 2 siswa gunakan metode luring.
Hari kedua pelaksanaan ujian kelulusan siswa kelas IX SMP Negeri (SMPN) 2 Nunukan berlangsung sesuai protokol kesehatan Covid-19.
Pelaksanaan ujian kelulusan itu dilakukan sejak tanggal 05-09 April 2021.
Baca juga: Guru di Nunukan Belum Divaksin, Kadisdikbud Nunukan Junaidi: Pegawai Kami Saja Dijatah 10 orang
Baca juga: Salat Tarawih Berjamaaah di Masjid Diperbolehkan, Begini Reaksi Bupati Nunukan
Baca juga: Siang Ini, BMKG Klas IV Nunukan Prediksikan Hujan Ringan Guyur 12 Wilayah di Nunukan
Wakil Kepala Sekolah (Wakepsek) SMPN2 Nunukan, Yulaika, mengatakan, pada pelaksanaan ujian kelulusan siswa kelas IX itu, berlangsung dengan dua metode.
"Selama pandemi Covid-19, kami menggunakan metode pembelajaran dan ujian secara dalam jaringan (Daring) dan luar jaringan (Luring)," kata Yulaika kepada TribunKaltara.com, Selasa (06/04/2021), pukul 14.00 Wita.
Untuk ujian dengan metode Luring diikuti oleh siswa yang tidak memiliki handphone. Begitupun sebaliknya, metode Daring untuk siswa yang memiliki handphone.
"Biasanya siswa yang punya kendala pada handphone, itu akibat rusak. Nah, mereka bisa datang ke sekolah lalu kami fasilitasi untuk menggunakan komputer di laboratorium. Kebetulan sekolah punya 100 buah komputer," ucapnya.
Diketahui jumlah siswa di SMPN 2 Nunukan ada 807 siswa. Terdiri dari kelas IX ada 282 siswa, kelas VIII 240 siswa, kelas VII ada 285.
Menurut Yulaika, ia sudah melakukan pendataan siswa yang bisa mengikuti pembelajaran maupun ujian dengan metode Luring.
"Kalau yang saya data dari kelas VII itu sekira 30 siswa. Kalau kelas VIII sekira 18 siswa. Kelas IX itu hanya 1 siswa. Jadi lebih banyak Daring. Tadi yang ikuti ujian Luring itu hanya 2 siswa saja. Setiap ujian kami panggil ke sekolah lalu difasilitasi komputer yang ada. Termasuk kami juga buatkan email siswa yang bersangkutan. Selama ini kalau belajar secara Luring siswa datang ke sekolah untuk mengambil tugas dalam bentuk print out," ujarnya.
Dia mengaku, baik ujian dengan metode Luring ataupun Daring, keduanya dibatasi dari segi durasi.
"Kita kan punya 10 mata pelajaran. Satu hari yang diujiankan itu dua mata pelajaran. Waktunya kami buat fleksibel. Kalau Luring kami berikan waktu satu jam, tapi kadang belum sampai sejam selesai sudah. Untuk Daring, kami share soal pukul 07.30 Wita selesai nanti pukul 23.59 Wita," tuturnya.
Yulaika menuturkan, dari dua metode itu, baik saat pembelajaran maupun ujian, ia sering mendapat keluhan dari guru-guru, lantaran harus merespon siswa hingga larut malam.
Baca juga: Peduli Bencana Alam Nusa Tenggara Timur, Puluhan Masyarakat Nunukan Turun Tangan Galang Bantuan Dana
Baca juga: Kepala BP2MI Nunukan Akui Banyak PMI yang Masih Tertahan di Malaysia, Karena Terkendala Masalah ini
Baca juga: Kepala BP2MI Nunukan Beber Dalam 3 Bulan 50 PMI Gunakan Fasilitasi Kepulangan Melalui Jalur Ilegal
"Selama Daring ini, malah makin nggak enak, karena harus merespon siswa sampai larut malam. Kadang sampai pukul 01.00 Wita. Dan hampir setiap hari kami managih tugas kepada siswa. Kendalanya siswa itu cuman satu, soal jaringan yang kurang bagus," ungkapnya.
Bahkan, apabila saat Daring, siswa tidak merespon tugas yang diberikan dalam jangka waktu dua minggu, maka guru akan keliling rumah siswa untuk memonitor apa kendala siswa.
"Waktu untuk pengerjaan tugas saat pembelajaran Daring itu sangat fleksibel. Kami selalu beri waktu kepada siswa untuk menyelesaikan tugasnya, sepanjang siswanya merespon gurunya," imbuhnya.
Penulis: Febrianus felis
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official