Berita Nunukan Terkini

2 Unit Mesin PCR Bantuan Doni Monardo Belum Dibawa ke Nunukan, Satgas Covid-19 Beber Masalahnya

Bantuan BNPB untuk Nunukan berupa 2 unit mesin PCR, hingga kini masih berada di provinsi.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS
Jubir Satgas Covid-19 Kabupaten Nunukan, Aris Suyono 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - 2 unit mesin PCR bantuan Kepala BNPB Doni Monardo belum dibawa ke Nunukan, Jubir Satgas Covid-19 beber masalahnya.

Bantuan BNPB untuk Nunukan berupa 2 unit mesin PCR, hingga kini masih berada di provinsi.

Juru bicara (Jubir) Satgas penanganan Covid-19 Nunukan, Aris Suyono mengatakan, pihaknya sampai sekarang masih menitipkan 2 unit mesin PCR itu di provinsi.

"Sekali kirim PCR itu sekaligus dengan reagennya. Sementara reagennya harus disimpan di kulkas -20 derajat. Nah, kita belum punya itu.

Baca juga: Dinkes Sebut Vaksin untuk Guru di Nunukan Hanya 1.120 Dosis, Aris Suyono: Pakai Skala Prioritas

Baca juga: Waspada, BMKG Prediksi 4 Wilayah di Nunukan Diguyur Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

Baca juga: Kepala BP2MI Nunukan Beber Rencana Pemerintah Indonesia Lakukan Repatriasi 180 Siswa dari Malaysia

Dan ruangan untuk mesin PCR sedang dipersiapkan di RSUD Nunukan. Daripada ribet, makanya kami titip di provinsi dulu," kata Aris Suyono kepada TribunKaltara.com, Rabu (07/04/2021), pukul 13.00 Wita.

Tak hanya itu, Aris mengaku, pihaknya pada Kamis esok, akan melakukan pembahasan refocusing anggaran untuk perlengkapan alat-alat penunjang 2 mesin PCR itu.

"Kan ada perlengkapan alat kecil-kecil untuk menunjang fungsi mesin PCR itu. Nah itu yang perlu disiapkan melalui dana refocusing," ucapnya.

Menurutnya, adanya bantuan 2 mesin PCR tersebut, akan sangat membantu pihaknya dalam mengetahui hasil sampel pasien yang terindikasi Covid-19.

"Selama inikan sampel kami kirim ke Tarakan. Itupun pengirimannya butuh waktu satu hari. Hari ini kirim sore nyampe. Hasilnya keluar jelas lebih dari 24 jam. Sementara standarnya untuk mengetahui hasilkan maksimal 24 jam," ujarnya.

Laboratorium BSL-2 di Kantor Dinkes Kaltara, yang mampu menguji sampel dan tes PCR, Senin (15/2/2021). ( TRIBUNKALTARA.COM / MAULANA ILHAMI FAWDI )
Laboratorium BSL-2 di Kantor Dinkes Kaltara, yang mampu menguji sampel dan tes PCR, Senin (15/2/2021). ( TRIBUNKALTARA.COM / MAULANA ILHAMI FAWDI ) (TRIBUNKALTARA.COM / MAULANA ILHAMI FAWDI)

Sementara, kata Aris, sampel pasien yang ada di Kota Tarakan saja sebagian dikirim ke Surabaya, lantaran terlalu over.

Sehingga, sebagian sampel pasien dari Nunukan itu dikirim ke Surabaya.

"Jadi selama ini tidak efektif karena kita nggak punya alat sendiri. Tarakan lebih banyak tangani pasien rumah sakit. Untuk pasien tracing itu rekan di puskesmas kirim sampelnya ke Surabaya," tuturnya.

Sembari menunggu mesin PCR itu, sebagian sampel pasien dari Nunukan dikirim ke Bulungan.

"Sekarang sedikit terbantu dengan adanya PCR mobil di Bulungan. Minggu kemarin kami kirim sampel ke Tarakan dan di sana over, lalu dikirim ke Bulungan.

Baca juga: 282 Siswa SMPN 2 Nunukan Ikuti Ujian Kelulusan, Wakepsek Beber 2 Murid Gunakan Metode Luring

Baca juga: Guru di Nunukan Belum Divaksin, Kadisdikbud Nunukan Junaidi: Pegawai Kami Saja Dijatah 10 orang

Baca juga: Salat Tarawih Berjamaaah di Masjid Diperbolehkan, Begini Reaksi Bupati Nunukan

Walaupun ke Tarakan pengirimannya kurang dari 24 jam tetapi hasilnya tetap bisa 4 hari. Jadinya 4 kali 24 jam. Tidak efektif. Lebih enak punya sendiri," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved