Berita Malinau Terkini
Jelang Ramadan 1442 Hijriah, Harga Cabai Rawit di Malinau Kota Naik Hingga Rp 120 Ribu Per Kilogram
Jelang Ramadan 1442 Hijriah, harga cabai rawit di Pasar Induk Malinau Kota naik hingga Rp 120 ribu per kilogram.
Penulis: Mohamad Supri | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Jelang Ramadan 1442 Hijriah, harga cabai rawit di Pasar Induk Malinau Kota naik hingga Rp 120 ribu per kilogram.
Jelang bulan Ramadan 2021 di Malinau, harga komoditas cabai rawit di Pasar Induk Malinau Kota mencapai Rp 120 ribu per kilo.
Selama sebulan terakhir, harga pasaran komoditas pertanian tersebut fluktuatif, berkisar di angka Rp 110 ribu hingga Rp 150 ribu per kilo.
Baca juga: Survei ke Kediaman Siswa, Guru SMA di Malinau Beber Persoalan Utama Pembelajaran Jarak Jauh
Baca juga: Kepengurusan Perdana HMI Komisariat Malinau Dilantik, M Iqbal Chadiri: Awal Fokus Kuatkan Organisasi
Baca juga: PTM Dimulai Juli 2021, Kadisdik Malinau Sebut Sempat Sekolah Tatap Muka Saat Nol Kasus Covid-19
Hal tersebut diungkapkan pedagang cabai di Pasar Induk Malinau, Nurmiati.
"Dari sebulan lalu harganya naik. Memang kadang turun, kadang juga naik. Harganya antara Rp 100 ribu sampai Rp 160 ribuan sekilo," ujarnya kepada TribunKaltara.com, Rabu (7/4/2021).
Nurmiati menjelaskan harga cabai rawit pekan lalu di tingkat pedagang berkisar Rp 150 ribu hingga Rp 160 ribu per kilogram.
Dia mengatakan sejak tiga hari lalu, harga cabai rawit mulai turun Rp 130 ribu per kilogram. Dan hari ini turun menjadi Rp 120 ribu per kilogram.
Nurmiati mengatakan kenaikan harga disebabkan pasokan cabai rawit di Kabupaten Malinau menipis sejak bulan lalu.
"Harganya segitu naik turun. Biasanya harga normal Rp 50 atau Rp 60 ribu sekilo, itu kalau stok lancar. Kalau sekarang karena menipis, dapat Rp 15 ribu atau Rp 14 ribu satu ons," katanya.
Pemasok cabai rawit di Pasar Induk Malinau, Muktar mengatakan harga komoditas tersebut melonjak dikarenakan pasokan dari wilayah luar berkurang.
Dia mengatakan biasanya, harga jual stabil dikarenakan stok cabai rawit yang diperoleh dari petani lokal dan wilayah luar mencukupi.
Baca juga: Penanganan Covid-19 di Perbatasan RI-Malaysia, John Felix R: Pemkab Malinau Dapat Bantuan Mesin PCR
Baca juga: Jelang Ramadan Tahun Ini Pasar Sore dan Murah di Malinau Dibuka Kembali, Hanya 2 Kecamatan
Baca juga: Dibolehkan Salat Tarawih Berjamaah di Masjid, Plh Bupati Malinau Ernes Sebut Tunggu Fatwa MUI
"Biasanya kita ambil dari dari petani ada juga dari Sulawesi. Tapi sampai sekarang jumlahnya menipis. Dan pasokan dari petani di daerah juga kurang," katanya.
Muktar menjelaskan penyebab tersendatnya stok cabai rawit di Malinau karena banyak petani lokal dan petani dari luar daerah yang gagal panen.
"Saya kira ini bukan karena dekat Puasa. Sudah sebulan harganya begitu. Permintaan besar tapi stok kurang. Kurang, karena banyak petani gagal panen akibat kondisi cuaca," ucapnya.
(*)
Penulis : Mohammad Supri
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official
Berita Malinau Terkini
TribunKaltara.com
Malinau
Kaltara
Kalimantan Utara
Provinsi Kaltara
Ramadan
cabai rawit
Malinau Kota
Pasar Induk
Tambahan Listrik 865 kVA ke SPN Polda Kaltara, Pengerjaan Gardu Hubung Ditarget Rampung Sebulan |
![]() |
---|
50 Calon Jemaah Haji Asal Malinau Siap Diberangkatkan, Pelepasan CJH Dijadwalkan 29 Mei 2023 |
![]() |
---|
Pilkades Malinau Masuk Tahapan Kampanye, Masa Tenang 3 Hari Sebelum Pemungutan Suara 30 Mei 2023 |
![]() |
---|
Baru Terpakai 50 Persen, Penyediaan Air Bersih SPN Dipasok dari IPA Singai Terang |
![]() |
---|
Mei dan Juni 2023, Penerbangan Perintis di Bandara Kolonel RA Bessing Malinau Alami Peningkatan |
![]() |
---|