Perbatasan RI Malaysia
Gubernur Kaltara Akui Harga Barang Mahal di Perbatasan RI-Malaysia, Karena Terisolasi? Ini Solusinya
Gubernur Kaltara akui harga barang mahal di perbatasan RI-Malaysia, karena terisolasi? Ini solusinya.
Penulis: Mohamad Supri | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Gubernur Kaltara akui harga barang mahal di perbatasan RI-Malaysia, karena terisolasi? Ini solusinya.
Setelah mengunjungi wilayah perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan Utara, Gubernur Kaltara, Zainal A Paliwang mengungkapkan sejumlah persoalan yang dihadapi masyarakat.
Sebelumnya, Gubernur bersama Wakil Gubernur Kaltara, Yansen TP memantau progres pembangunan jalan antara dua kabupaten di perbatasan RI-Malaysia, yakni Kabupaten Malinau dan Nunukan.
Baca juga: SE Larangan Mudik Lebaran Diteken, Motoris Speedboat di Perbatasan RI-Malaysia Minta Pertimbangan
Baca juga: Punya Banyak Kemiripan, TNI Anak Buah Andika Perkasa Beber Situasi Masyarakat Perbatasan RI-Malaysia
Baca juga: Penanganan Covid-19 di Perbatasan RI-Malaysia, John Felix R: Pemkab Malinau Dapat Bantuan Mesin PCR
Kunjungan ke Kabupaten Malinau dan Nunukan dilakukan Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub) Kaltara tersebut guna memantau persoalan yang dihadapi masyarakat di wilayah perbatasan RI-Malaysia.
"Kunjungan kami ke daerah untuk memantau langsung, dan merasakan langsung apa yang dialami masyarakat perbatasan di Kaltara," ujarnya kepada TribunKaltara.com, Jumat (9/4/2021).
Sebagai pemimpin kata Zainal, dia berkewajiban untuk memastikan dengan inderanya sendiri bagaimana pola kehidupan masyarakat.
Sebelum menuju ke Malinau, rombongan Gubernur Kaltara mengunjungi masyarakat perbatasan RI-Malaysia di kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan.
"Saya harus pastikan lewat mata saya sendiri bagaimana kehidupan masyarakat di sana. Dan memang, hasil pertemuan dengan tokoh masyarakat, masalah akses dan jalan yang paling utama," katanya.
Menurutnya, selain persoalan BBM, harga bahan bangunan dan kebutuhan lainnya kerap dikeluhkan masyarakat.
Hal tersebut diakibatkan belum tersedianya infrastruktur dan jalan, sehingga ongkos pengiriman ke wilayah tersebut menelan biaya yang sangat tinggi.
Baca juga: Bagi Bibit Sayur, Anak Buah Panglima TNI Hadi Tjahjanto di Perbatasan RI-Malaysia Bentuk Poktan
Baca juga: Ekstrakurikuler Saat Belajar Tatap Muka Ditiadakan, Ini Kata Plt Kepsek di Perbatasan RI-Malaysia
Baca juga: 14 Tahun Jadi Honorer di Perbatasan RI-Malaysia, Bapak Ini Akui Masuk Lulusan Terbaik se-Indonesia
"Memang betul, harga barang sangat mahal. Harga satu sak semen itu Rp 1,6 juta, kalau di kota-kota besar paling Rp 65 ribu," ucapnya.
Menurut Zainal, program inovatif seperti BBM satu harga di wilayah perbatasan juga harus ditranformasikan ke dalam program lainnya, seperti bahan pokok dan kebutuhan mendasar lainnya.
Dia mengatakan pembangunan jalan di wilayah perbatasan RI-Malaysia yakni ruas jalan dari Kabupaten Malinau ke Kecamatan Krayan, Nunukan dikebut rampung pada tahun 2023 mendatang.
(*)
Penulis : Mohammad Supri
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official