Berita Nunukan Terkini
Usai Dicari Berjam-jam Mayat Mahasiswi Ditemukan di Semak Belukar, Sempat Telpon Orangtua Minta ini
Usai dicari berjam-jam mayat mahasiswi ditemukan di semak belukar, sempat telpon orangtua minta ini.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Usai dicari berjam-jam mayat mahasiswi ditemukan di semak belukar, sempat telpon orangtua minta ini.
Usai dicari berjam-jam, mayat seorang mahasiswi di Nunukan, Kalimantan Utara ditemukan di semak belukar.
Diberitakan sebelumnya, diduga akibat kelalaian, sopir truk sampah Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Permakaman (DKPP) Nunukan, menabrak seorang mahasiswi hingga tewas di tempat, Rabu (28/04/2021), malam tadi.
Baca juga: Seorang Mahasiswi di Nunukan Tewas Ditabrak Truk Sampah, Sopir Buang Mayat Korban di Semak-semak
Baca juga: Dinkes Nunukan Beber Partisipasi Vaksinasi Pelayan Publik Belum 100 Persen, Ini Penyebabnya
Baca juga: Gegara Pandemi Covid-19, Jumlah UMKM di Nunukan Meningkat hingga Puluhan Ribu, tapi Terkendala Ini
Mayat mahasiswi Balandina Ulfa (21) itu ditemukan oleh warga setelah berjam-jam mencarinya.
Menurut Gradus Koten, tetangga Ulfa yang juga sebagai orang pertama yang menemukan mayat Ulfa mengatakan, sekira pukul 18.00 Wita, korban Ulfa sempat menelepon ayahnya yang bernama Mundus.
Dalam percakapan melalui telepon seluler itu, Ulfa meminta ayahnya membawa sebotol bensin ke Kantor Gabungan Dinas-Dinas I (Gadis I), di Jalan Ujang Dewa, Kecamatan Nunukan Selatan.
Lantaran, kendaraan roda dua yang ia gunakan kehabisan bahan bakar. Diketahui, Ulfa saat itu baru saja selesai menggantikan pekerjaan suaminya sebagai petugas cleaning service di sebuah kantor dinas lingkup OPD Nunukan.
"Suaminya ada sedikit kerjaan di Sei Menggaris jadi dia (Ulfa) yang gantikan untuk menyapu dan matikan lampu di kantor Gadis I. Percakapannya ditelepon belum selesai, tiba-tiba Mundus mendengar suara keras seorang pria dari telepon anaknya yang menyebut "Astagfirullah". Telepon anaknya tiba-tiba mati. Bapaknya telepon berkali-kali, tapi tidak bisa," kata Gradus kepada TribunKaltara.com, saat ditemui di lokasi pemakaman Ulfa, Kamis (29/04/2021), sore.
Merasa tak sedap hati, ayahnya lalu bergegas menuju kantor Gadis I, tempat Ulfa menunggu.
Nahasnya, sang ayah tak menemukan anaknya (Ulfa). Namun, firasat ayahnya bertambah buruk, saat melihat motor milik anaknya bernomor polisi KU 2625 NC, terparkir dalam keadaan rusak parah.
"Saya sama anak saya juga ikut bantu bapaknya cari. Karena keluarga kami juga ini. Kami cari keliling kantor Gadis I tidak ketemu. Sampai di dekat arah Rusunawa, kami lihat ada truk sampah DKPP terjebak ban kirinya di dalam parit. Kebutulan saya juga penjaga malam di kantor DKPP, tapi lagi off," ucapnya.
Lanjut Gradus, "Jadi waktu tanya rekan saya yang jaga malam itu, katanya tidak tau sopirnya belum kembali dari tadi. Pas kembali ke lokasi truk miring tadi, ada Polisi sudah datang. Saya cek mesin truk ini masih panas. Pas lihat di bagian ban kanan ada bercak darah. Begitu juga pas saya senter di setir mobil ada bercak darah. Di bagian kursi kiri ada juga darah tapi sedikit saja, karena ada bekas air seperti dicucilah," ujarnya.
Gradus mengaku, setelah melihat bercak darah tadi, dirinya semakin yakin mayat Ulfa ada sekitar semak belukar yang tak jauh dari truk sampah plat merah bernomor KU 8022 P itu.
Setelah berjam-jam mencari, Gradus akhirnya mendapati mayat korban Ulfa dalam keadaan berlumuran darah.
Pada bagian kepala mayat Ulfa ditutupi dua lembar daun pisang. Sementara itu, pada bagian kaki ditutupi batang singkong.
"Saya cari sampai di pokok pisang dalam semak. Tapi saya lihat sudah jalan buntu ini, karena banyak rumput. Tapi karena penasaran, saya senter sambil jalan mundur. Nah, saya lihat ada daun pisang di semak-semak. Jadi saya senter pas di bagian kepala (Ulfa) ditutupi sama daun pisang dua lembar. Di bagian kaki ditutupi pakai batang singkong.
Dalam hati saya binatang apa ini. Karena gelap lalu di semak-semak. Saya senter kepala sampai kaki, ada luka. Pas saya senter bajunya. Saya langsung panggil Polisi di depan jalan dekat truk miring tadi. Jadi mulai pukul 19.00 Wita kami cari, sekira pukul 23.30 Wita baru kami dapat," tuturnya.
Gradus menduga, sopir truk inisial KL itu berniat membuang mayat Ulfa jauh dari tempat kejadian. Nahasnya, ban kiri truk sampah itu jatuh ke dalam parit saat berjalan mundur.
"Kalau dilihat di lokasi truk itu, sopirnya jalan mundur. Karena tabraknya di pinggir jalan depan sana. Ada 1 kilometer lah dari tempat kejadian tabrak. Mungkin kalau tidak terjebak ban kirinya di dalam parit. Mayat anak pasti dia (KL) buang jauh. Tega sekali," ungkap Gradus.
Baca juga: Jadi Penampungan PMI, Pengelola Rusunawa Nunukan Minta Pemerintah Lengkapi Dua Prasarana Ini
Baca juga: Update Covid-19 di Nunukan, Kasus Konfirmasi Positif Bertambah 4 Pasien, 1 Pasien PMI Asal Malaysia
Baca juga: Stok Vaksin Covid-19 di Nunukan masih Kosong, Pendataan Sasaran Guru dan Lansia Tetap Berlangsung
Informasi yang dihimpun, korban Ulfa memiliki satu anak yang masih berusia 9 bulan.
Dikabarkan, Ulfa merupakan Mahasiswi Politeknik Negeri Nunukan, semester akhir.
"Dia baru selesai magang di kantor karantina perikanan. Bulan 10 nanti rencana dia wisuda. Tapi apa boleh buat, Tuhan berkendak lain. Kami mohon doanya semoga almarhum anak kami ini bisa ditempatkan di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa," imbuhnya.
Penulis: Febrianus felis
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official