Berita Tarakan Terkini
Sungai Kampung Bugis Tercemar, Pendistribusian Air Bersih Sementara Diambil dari IPA Kampung Satu,
Dampak dari penncemaran, sebagian wilayah Karang Anyar dan seluruh wilayah Kampung Bugis terhenti sementara pendistribusian airnya.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Kabag Humas Perumda PDAM Tirta Alam Kota Tarakan mengungkapkan dampak dari penncemaran, sebagian wilayah Karang Anyar dan seluruh wilayah Kampung Bugis terhenti sementara pendistribusian airnya.
Ini dikarenakan, sungai yang tercemar oli pekat tersebut sebenarnya adalah salah satu air baku yang dialirkan dan akan diproduksi PDAM Tarakan.
Dan aliran ini satu-satunya sumber air sungai yang masuk ke pengolahan IPA PDAM Tarakan. Selebihnya dialirkan melalui pipa koneksi dari Kelurahan Kampung Satu.
Baca juga: Air Sungai Kampung Bugis Tercemar Diduga Oli, PDAM Tarakan Hentikan Sementara Proses Produksi
“Ada bisa dilihat di pipa gede itu. Jadi tidak melalui sungai ini,” ujarnya.
Ia menambahkan, pihaknya saat ini menyiapkan alternatif suplai dari Kampung Satu. Karena ada suplai dari Kampung Bugis dan Kampung Satu.
Ini agar meminimalisir komplain dari masyarakat maka, sumber air dari Kampung Bugis disetop sementara digantikan dari Kampung Satu.
Baca juga: PDAM Kota Tarakan Lakukan Penghentian Sementara Pendistribusian Air, Berikut Jadwal dan Wilayahnya
“Kampung satu yang dinyalakan menutupi pelanggan yang tidak teraliri air,” ujarnya.
Sunarto melanjutkan, ada beberapa pelanggan yang tidak mengalir dampak dari proses penghentian sementara produksi khususnya jaringan di wilayah Kampung Bugis.
“Sekitar Kampung Bugis mati, dan Karang Anyar. Tapi untuk Karang Anyar ada dua jalur, ada dari Persemaian dan dari sini. Jadi sekitar wilayah di sini aja,” bebernya.

Untuk proses produksi sendiri lanjutnya pasti cukup terganggu. Ia memperkirakan sejak insiden 07.15 WITA tidak produksi.
“Jadi air yang masuk ke pengolahan ditampung dulu tapi belum bisa dipakai dan itu diuji juga. Nanti baru proses pembersihan juga,” ujarnya.
Baca juga: Pipa PDAM di Kecamatan Mentarang Kabupaten Malinu Terseret Longsor, Distribusi Air Bersih Terhenti
Adapun bahayanya jika sampai dikonsumsi masyarakat bisa menggangu kesehatan karena masuk kategori limbah beracun.
Selanjutnya kata Sunarto, wilayah tersebut ada dua RT yakni RT 24 dan RT 25 atau berada di perbatasan RT 24 dan RT 25.
Lebih lanjut menyoal detail daerah aliran sungai (DAS) sendiri dari arah Gunung Selatan. Ia juga sudah berkeliling ke SD Tionghoa, yang juga dilewati aliran sungai dan di sana dinyatakan bersih dari oli.
Sampai pukul 11.00 WITA, air masih terus dihentikan proses produksinya. Namun lanjutnya, kemungkinan menghabiskan waktu sampai sekitar pukul 13.00 WITA, ia memperkirakan aliran air sungai kembali normal dan sudah tidak ada lagi tercemar oli.
“Sampai hilang dulu biar tidak ada dampak ke masyarakat dikonsumsi,” ujarnya.
Ia yang bertugas di PDAM selama 11 tahun, ini insiden pertama kali terjadi menurutnya. Dan ini baru pertama kali tercemar.
“Kalau jumlahnya berapa banyak, gak bisa dihitung karena kecepatan air dihitung per detik. Namun yang ditampung dari proses pembersihan lumayan juga ada dua ember. Untungnya saja nyangkut di sampah plastik jadi tidak semua mengalir ke sana,” jelasnya.
Baca juga: Penuhi Janji, Dirut PDAM Iwan Setiawan Serahkan Rp 4,3 Miliar Dividen kepada Pemkot Tarakan
Lebih jauh untuk hasil pemeriksaan sampel sendiri, memang saat ini pihaknya sudah memiliki laboratorium sendiri. Namun oleh DLH Tarakan mengarahkan untuk mengirim sampel ke laboratorium Sukofindo di Samarinda.
“Hasilnya itu nanti baru bisa diproses lebih lanjut setelah keluar. Kalau jangka waktunya in ikan keluar daerah butuh waktu paling tidak dua mingguan, karena ada pengiriman dulu,” jelasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah