Berita Tana Tidung Terkini

Harga Cabai Rawit di Pasar Imbayut Taka Tana Tidung Melonjak, Jadi Rp 130 Ribu per Kilogram

Harga Cabai rawit di Pasar Imbayut Taka Kabupaten Tana Tidung melonjak. Pedagang Lisia mengatakan saat ini harga capai Rp 130 ribu per Kilogram.

Penulis: Rismayanti | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/RISNAWATI
Pasar Imbayut Taka yang berlokasi di Desa Tideng Pale, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara. 

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Harga Cabai rawit di Pasar Imbayut Taka Kabupaten Tana Tidung melonjak.

Pedagang Pasar Imbayut Taka, Lisia mengatakan, harga cabai rawit saat ini Rp 130 ribu per Kilogram.

"Harga normal biasanya Rp 60 ribu. Ini naik lagi Rp 130 ribu," ujarnya, Senin (21/2
3/2022).

Baca juga: Khawatir Harga Sembako Naik Jelang Bulan Puasa, Cabai Rawit Rp 100 Ribu per Kg di Tanjung Selor

Dia menambahkan, harga cabai rawit di Tana Tidung kerap kali naik di hari-hari, seperti Ramadan.

"Memang begini lah kalau mau dekat puasa atau lebaran, itu pasti naik harga lombok (cabai rawit).

Baca juga: Kelangkaan Minyak Goreng, Harga Komoditas Dapur di Malinau Naik, Cabai Rawit Rp 130 Ribu per Kilo

Kalau mau natal juga pasti naik, pokoknya pas hari raya besar lah," tambahnya

Sementara, harga bawang merah dan bawang putih, dia katakan masih stabil, tak ada kenaikan.

Pasar Imbayut Taka yang berlokasi di Desa Tideng Pale, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara.
Pasar Imbayut Taka yang berlokasi di Desa Tideng Pale, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara. (TRIBUNKALTARA.COM/RISNAWATI)

"Kalau bawang normal aja, masih Rp 45-40 ribu perkilonya (kilogram).

Lombok ini yang sering naik. Yang lainnya itu kadang-kadang aja baru naik harga," katanya.

Baca juga: Harga Cabai Rawit Naik, Begini Cara Pengelola Warung Makan di Malinau Siasati agar Tetap Berjualan

Sebelumnya diberitakan, Lisia akui barang dagangannya termasuk cabai rawit, ia datangkan dari luar daerah Tana Tidung.

Begitu juga dengan sayuran, yang biasanya didatangkan dari Malinau maupun Tanjung Selor.

Kalau dari KTT, paling pakis, kangkung, sama sawi. Itupun juga segelintir orang aja yang menanam. Lebih banyak dari luar," katanya.

(*)

Penulis: Risnawati

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved