Berita Bulungan Terkini
Pandemi Covid-19 Hilangkan Kemampuan Belajar Siswa, Bulungan Mampu Tahan Laju Learning Loss
Penutupan sekolah yang berkepanjangan akibat pandemi Covid-19 telah menyebabkan hilangnya kemampuan belajar siswa (learning loss).
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Sumarsono
"Strategi itu meliputi peningkatan kapasitas guru untuk mengajarkan literasi melalui pelatihan dan pendampingan berbasis kelompok kerja guru (KKG), memperbanyak pasokan buku cerita anak, dan memberikan bantuan khusus kepada siswa yang teridentifikasi lamban membaca," tukasnya.
Setelah diimplementasikan selama dua tahun, program rintisan kelas awal membawa hasil positif.
Hasil perbandingan pengukuran kemampuan membaca tahun 2017 dan 2019, menunjukkan Bulungan mampu memangkas waktu penuntasan hasil literasi dasar dari 3 tahun menjadi 2 tahun.
Jika di tahun 2017, butuh sampai kelas 3 SD agar jumlah siswa yang lulus literasi dasar mencapai 84 persen, maka di tahun 2019, sebanyak 87 persen siswa kelas 2 sudah lulus tes literasi dasar.
"Akibat pandemi COVID-19, jumlah siswa kelas 2 yang lulus tes literasi dasar menurun menjadi 72 persen di tahun 2022.
Namun angka itu masih lebih tinggi 4 persen dari hasil pengukuran tahun 2017, dimana jumlah siswa kelas 2 yang lulus literasi dasar hanya 68 persen," tegasnya.
Menurut Suparmin , keberhasilan Bulungan menahan laju learning loss merupakan buah dari pengalaman program rintisan literasi kelas awal.
Baca juga: Antisipasi Learning Loss, Dinas Pendidikan Se-Kaltara Siapkan Berbagai Langkah PTM Terbatas
Tiga tahun sebelum pandemi COVID-19, Bulungan telah melakukan pelatihan dan pendampingan guru SD secara masif dan intensif.
Guru dilatih untuk mampu melakukan assesmen diagnostik terutama pada bidang kemampuan literasi, mendesain materi ajar sesuai kemampuan siswa (teaching at the right level), dan melaksanakan pembelajaran terdiferensiasi.
Pengalaman ini ternyata menjadi modal besar bagi Bulungan ketika menjalankan pembelajaran di masa pandemi COVID-19.
"Pengalaman ini pula yang akan kami gunakan untuk melakukan pemulihan pembelajaran dan mengimplementasikan kurikulum merdeka," tutupnya.
Kemdikbudristek meluncurkan kurikulum merdeka untuk mengatasi learning loss.
Kurikulum ini memiliki tiga karakteristik umum untuk mendukung pemulihan pembelajaran yaitu: pembelajaran berbasis projek, fokus pada materi literasi dan numerasi, serta fleksiblitas bagi guru untuk menerapkan pembelajaran yang sesuai kemampuan siswa (teaching at the right level).
Ketiga karakteristik ini sudah dipakai kedalam pembelajaran literasi oleh guru SD di Bulungan sejak tahun 2017.
Sampai Juli 2022, sebanyak 163 sekolah di Bulungan telah mendaftar untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka secara mandiri.
Sebanyak 155 sekolah memilih opsi mandiri belajar, 9 sekolah memilih opsi merdeka berubah, dan 3 sekolah memilih opsi mandiri berbagi.
(*)