Berita Nunukan Terkini
Bank Indonesia Minta Masyarakat di Perbatasan RI-Malaysia Cinta Bangga Paham Rupiah
Banak Indonesia mengunjungi Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara untuk memperkenalkan uang baru kepada masyarakat.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN-Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Marlison Hakim didampingi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara bertandang ke Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Kamis (01/09/2022).
Kedatangan Bank Indonesia ke wilayah perbatasan RI-Malaysia untuk pengenalan uang baru kepada masyarakat sekaligus menanamkan slogan Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah
"Hari ini perdana pengedaran uang edisi baru di wilayah perbatasan. Selama dua bulan ini kami fokus pengenalan uang edisi baru kepada masyarakat. Untuk perbatasan Indonesia kami mulai dari Sebatik," kata Marlison Hakim kepada TribunKaltara.com, pukul 13.00 Wita.
Baca juga: Masyarakat Antre Tukar Uang Baru Emisi 2022, Daftar H-1 Sebelum Penukaran, Berikut Lokasinya
Dalam kesempatan itu, Bank Indonesia juga membuka layanan penukaran uang pecahan kecil dan uang rusak kepada masyarakat Sebatik.
Marlison mengatakan per 1 September 2022, Bank Indonesia meningkatkan plafon penukaran uang kertas yang sebelumnya maksimal Rp1.000.0000, per hari ini menjadi Rp2.000.000.
"Saya lihat masyarakat Sebatik cukup antusias sekali menukarkan uang kertas edisi terbaru. Hari ini untuk masyarakat Sebatik kami siapkan Rp400.000.000. Setelah ini petugas kami berkeliling ke pasar sampai nanti ke pos lintas batas," ucapnya.
Baca juga: Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang Saksikan Peluncuran Pecahan Uang Kertas Tahun 2022
Sebagaimana diketahui sampai hari ini masih ada masyarakat di Pulau Sebatik yang bertransaksi menggunakan mata uang Ringgit (Malaysia).
Hal itu dikarenakan letak Pulau Sebatik yang berbatasan langsung dengan Malaysia baik darat maupun laut.
Sehingga melalui pengenalan uang rupiah edisi baru itu, Marlison berharap pemakaian uang Ringgit di wilayah perbatasan dapat diminimalisir.
"Rupiah itu bukan sekedar alat transaksi tapi juga simbol kedaulatan bangsa. Sehingga Rupiah harus berdaulat di seluruh wilayah NKRI termasuk di perbatasan," ujarnya.
Menurut Marlison, agar tagline Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah terealisasi di perbatasan, maka perlu untuk meningkatkan kualitas uang Rupiah.
Baca juga: BI Luncurkan Uang Rupiah Kertas Baru, Kepala KPwBI Kaltara Tedy Arief: Desain Warna Lebih Kontras
"Kita mendorong masyarakat untuk bangga menggunakan Rupiah dalam setiap transaksinya. Maka kualitas uangnya harus semakin baik, indah dipandang, dan tahan lama," tuturnya.
Tak ada ruang bagi mata uang lain di negeri ini. Begitulah kata Marlison kepada masyarakat Sebatik yang datang menukarkan uang Rupiah edisi terbaru.
"Perbatasan merupakan daerah strategis yang harus kita jaga. Walaupun dekat dengan negara lain dan terbuka penggunaan mata uang negara lain, tapi dalam hal transaksi tetap gunakan Rupiah," ungkap Marlison.
Selain layanan penukaran uang Rupiah, Bank Indonesia juga melakukan focus group discussion dan presentasi hasil penelitian dengan tema Awareness Masyarakat Sebatik Terhadap Penggunaan Rupiah.
Baca juga: Update Terkini Penyebaran Uang Palsu di Kabupaten Malinau, Dua Terdakwa Segera Disidang
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Bank Indonesia bersama dengan Pusat Studi Perbatasan dan Pesisir Universitas Muhammadiyah Jakarta.
(*)
Penulis: Febrianus Felis
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/Bank-Indonesia-ke-Sebatik-01-01092022.jpg)