Berita Tana Tidung Terkini
Pantau Sampah Sudah Diambil atau Belum dari TPS, Diskominfo Tana Tidung Siapkan Aplikasi Monitoring
Diskominfo Tana Tidung bakal launching tiga aplikasi monitoring, mulai program UMKM, kesehatan, dan persampahan.
Penulis: Rismayanti | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Diskominfo Tana Tidung, Kalimantan Utara rencana membuat aplikasi monitoring persampahan.
Kepala Diskominfo Tana Tidung, Uus Rusmanda mengatakan, aplikasi monitoring persampahan itu nantinya akan dilakukan by peta.
"Kami rencana mau launching tiga aplikasi, itu tentang UMKM, kesehatan, dan persampahan. Nah, yang aplikasi persampahan ini nanti semacam monitoring by peta atau by map begitu," ujarnya kepada TribunKaltara.com, Kamis (27/10/2022).
Baca juga: Pengolahan Sampah, Lingkungan Hidup, dan Reklamasi Bekas Tambang di Ibu Kota Nusantara
Dia menyampaikan, dengan adanya apliasi monitoring persampahan, Diskominfo Tana Tidung nantinya akan mematakan titik-titik tempat pembuangan sampah atau TPS di seluruh Tana Tidung.
Sehingga, seluruh titik lokasi TPS di Tana Tidung dapat dengan mudah terdeteksi.
Dia menambahkan, dengan aplikasi monitoring persampahan ini dapat diketahui TPS mana saja yang sudah atau belum terambil sampahnya.
Baca juga: Akan Tambah Dua Unit Truk Lagi, DLH Nunukan Akui tak Maksimal Mengangkut Sampah di TPS, Ini Sebabnya
"Misalnya ada 30 lah titik tempat sampahnya, nanti kita coba by koordinat. Jadi pada saat sampah diambil oleh petugas, ini di aplikasi berubah jadi hijau, yang merah itu berarti belum terambil," jelasnya.
"Nanti di DLH (Dinas Lingkungan Hidup Tana Tidung) yang jadi Adminnya, mereka akan memonitoring dari aplikasi ini," sambungnya.

Lebih lanjut dia menyampaikan, aplikasi ini bertujuan agar Kabupaten Tana Tidung dapat terlihat bersih dan nyaman.
Selain itu, aplikasi ini juga sebagai solusi terhadap keluhan-keluhan masyarakat terkait sampah di Tana Tidung.
Baca juga: DLH Nunukan Wacanakan Pembangunan Depo Sampah di Tiap Kelurahan, Minta Pemkab Siapkan Lahan
Dia menambahkan, dengan sampah yang bertumpuk tentu juga tidak baik untuk kesehatan.
"Intinya ini kan untuk kepuasan masyarakat, karena masyarakat kan bayar retribusi. Kalau sampah bertumpuk kan juga ndak elok dipandang.
Dan juga kan bisa menimbulkan aroma bau, ya ndak bagus untuk kesehatan kan gitu," pungkasnya.
(*)
Penulis: Risnawati