Mata Lokal Memilih
Survei Poltracking: Erick Thohir Kandidat Cawapres Terkuat di Pilpres 2024, Dukungan Kuat dari PDIP
Hasil survei Poltracking Indonesia, Menteri BUMN Erick Thohir menjadi kandidat calon wakil presiden ( Cawapres ) terkuat di Pilpres 2024.
TRIBUNKALTARA.COM, JAKARTA – Hasil survei Poltracking Indonesia, Menteri BUMN Erick Thohir menjadi kandidat calon wakil presiden ( Cawapres ) terkuat di Pilpres 2024.
Menariknya, dari hasil survey pemilih PDI Perjuangan (23.2 persen) preferensi pilihan Cawapres cenderung kuat kepada Erick Thohir, yakni mencapai 30.3 persen.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda AR mengatakan, Pilpres 2024 merupakan ruang terbuka tanpa incumbent.
Berdasarkan pengalaman pada Pilpres 2004 dan Pilpres 2014, Hanta menyebut variabel Cawapres menjadi sangat menentukan peluang kemenangan.
Dalam Rilis Temuan Survei Nasional Poltracking Indonesia di Jakarta, Kamis (22/12/2022), elektabilitas Erick Thohir menjadi yang tertinggi pada simulasi 20 nama Cawapres 2024 dengan 15,1 persen.
Di bawah Erick Thohir menyusul nama-nama seperti Ridwan Kamil (14.0 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (11.7 persen), Sandiaga Uno (9.2 persen), dan Khofifah Indar Parawansa (5.5 persen).
Menyusul Muhaimin Iskandar (5.3 persen), Puan Maharani (3.4 persen), Mahfud MD (2.9 persen), Andika Perkasa (2.5 persen), Airlangga Hartarto (1.9 persen), dan Cawapres lainnya angka elektabilitasnya di bawah 1 persen.
Baca juga: Erick Thohir Pernah Jabat Ketua Panitia Asian Games 2018, Pengamat Politik: Modal Jadi Cawapres
"Berdasarkan tendensi kedekatan dengan elite politik dan king maker Pilpres 2024, menurut tren data survei Poltracking, terdapat 10 figur Cawapres potensial. Elektabilitas Erick Thohir (16.2 persen) menjadi yang teratas," ujar Hanta.
Kemudian, diikuti Ridwan Kamil (15.1 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (12.0 persen), Sandiaga Uno (9.4 persen), Khofifah Indar Parawansa (5.7 persen), dan Muhaimin Iskandar (5.7 persen.
Puan Maharani (4.1 persen), Mahfud MD (3.0 persen), Andika Perkasa (2.7 persen) dan Airlangga Hartarto (2.6 persen).
Dalam tren terbaru pada November 2022, lanjut Hanta, pada elektabilitas 10 cawapres potensial, nama Erick Thohir mengalami kenaikan cukup signifikan.

Sementara sejumlah nama lain tergolong stabil, bahkan ada juga yang mengalami penurunan elektabilitas.
Peta sebaran/crosstab data pemilih partai politik ke 10 Cawapres potensial, Hanta mengatakan Erick mendapat dukungan dari empat partai seperti PDI Perjuangan, Gerindra, PAN, hingga Perindo.
Pemilih PDIP (23.2 persen) preferensi pilihan cawapresnya cenderung kuat kepada Erick Thohir (30.3 persen), pemilih Partai Gerindra (11.1 persen) cenderung terbelah pilihan cawapresnya antara Erick Thohir dan Sandiaga Salahuddin Uno (17.6 persen), dan Muhaimin Iskandar (16.8 persen).
Pemilih PAN (4.1 persen) cenderung kepada Erick Thohir (20.8 persen), dan pemilih Partai Perindo (2.8 persen) cenderung terbelah antara Ridwan Kamil (24.2 persen) dan Erick Thohir (21.3 persen).
Baca juga: Survei Calon Presiden Versi SMRC, Ganjar Pranowo Konsisten di Puncak, Anies dan Prabowo Subianto?
Temuan sebaran data survei ini, lanjut Hanta, juga menujukkan temuan sebaran pemilih 3 capres terkuat ke 10 cawapres potensial dengan angka dukungan tertinggi/mayoritas, yakni pemilih Ganjar Pranowo (32.5 persen) memiliki preferensi pemilih tertinggi kepada Erick Thohir (29.5 persen).
Pemilih Anies Baswedan (29.1 persen) memiliki preferensi pemilih tertinggi kepada Agus Harimurti Yudhoyono (29.4 persen).
Sementara pemilih Prabowo Subianto (27.8 persen) cenderung terbelah ke beberapa Capres, yakni Ridwan Kamil (16.8 persen), Erick Thohir (15.9 persen), Sandiaga Salahuddin Uno (15.5 persen) dan Muhaimin Iskandar (13.7 persen).
"Temuan lain, pemilih yang puas (73.2 persen) terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin mayoritas cenderung memberikan pilihannya pada Cawapres Erick Thohir (19.2 persen).
Sementara yang tidak puas (19.0 persen) terhadap kinerja pemerintah mayoritas cenderung memberikan pilihannya pada Cawapres Ridwan Kamil (23.7 persen)," ucap Hanta.
Hanta mengungkapkan, pemilih Joko Widodo-Ma’ruf Amin (44.6 persen) pada Pemilu 2019 mayoritas cenderung memberikan pilihan pada Cawapres Erick Thohir (22.1 persen).
Sementara pemilih Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno (36.0 persen) cenderung terbelah antara Cawapres Ridwan Kamil (22.2 persen) dan Cawapres Agus Harimurti Yudhoyono (18.1 persen).
Baca juga: Hadir di Rapimwil PPP Jawa Tengah, Erick Thohir Disambut Teriakan Cawapres atau Capres
Terkait simulasi pasangan calon presiden-wakil presiden, Hanta mengungkapkan, pasangan capres-cawapres memang belum ada yang final.
Namun berdasarkan tendensi politik yang berkembang, dari analisa kualitatif, beberapa informasi elite, dan informasi yang beredar di ruang publik, terdapat beberapa kemungkinan pasangan Capres - Cawapres potensial pada Pilpres 2024.
Ganjar Pranowo-Erick Thohir Unggul
Ia mengatakan pada simulasi tiga pasangan calon pertama, Ganjar Pranowo-Erick Thohir (33.1 persen) lebih unggul dibanding pasangan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (27.5 persen) dan Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar (25.5 peren).
Hanta mengatakan temuan ini adalah potret terbaru peta kekuatan politik elektoral Capres, Cawapres, dan partai politik dalam rentang survei 21-27 November 2022.
Berbagai kemungkinan bisa saja terjadi, melihat Pemilu Serentak 2024 masih satu tahun lebih.
Tetapi melihat tendensi peta kekuatan politik terbaru, Capres, Cawapres, dan partai politik terkuat, akan mengarah pada beberapa figur dan partai potensial seperti terekam dalam survei.
Baca juga: Hasil Survei Perindo Dinilai Peduli Rakyat Kecil, Hary Tanoe Berpeluang Besar Jadi Cawapres
"Meski, dinamika, peristiwa, dan momentum politik yang akan berlangsung ke depan, tetap berpotensi mengubah peta kekuatan politik elektoral," kata Hanta.
Survei nasional Poltracking Indonesia digelar pada 21-27 November 2022 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling.
Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1220 responden dengan margin of error +/- 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Klaster survei ini menjangkau 34 provinsi seluruh Indonesia secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir, sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih.
Metode sampling ini meningkatkan representasi seluruh populasi pemilih secara lebih akurat.
Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terhadap responden yang telah terpilih secara acak, dengan 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan terpilih. (*)
Baca berita menarik Tribun Kaltara lainnya di Google News atau Google Berita!