Berita Daerah Terkini

Update Kasus Santri Tewas Dianiaya Senior di Samarinda, Kuburan Dibongkar, Dokter Bawa Sampel Tubuh

Update kasus tewasnya AR (13), santri salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Samarinda yang diduga dianiaya Seniornya, polisi melakukan otopsi ulang.

Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTARA.COM
Proses pembongkaran makam AR (13) yang berada di Desa Badak Baru, Muara Badak Kukar, Sabtu (25/2) kemarin. AR adalah santri yang meninggal dunia diduga karena dianiaya seniornya pada Sabtu (18/2) lalu. 

Bukan Dendam

Terduga pelaku, AF tidak pernah menyangka akan ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan juniornya sendiri di ponpes. 

Kepada media, santri senior dari salah satu ponpes di Kecamatan Samarinda Utara itu mengaku tidak mengetahui pukulan yang dilayangkannya kepada AR akan menyebabkan kematian.

Proses pembongkaran makam AR (13) yang berada di Desa Badak Baru, Muara Badak Kukar, Sabtu (25/2) kemarin. AR adalah santri yang meninggal dunia diduga karena dianiaya seniornya pada Sabtu (18/2) lalu.
Proses pembongkaran makam AR (13) yang berada di Desa Badak Baru, Muara Badak Kukar, Sabtu (25/2) kemarin. AR adalah santri yang meninggal dunia diduga karena dianiaya seniornya pada Sabtu (18/2) lalu. (TRIBUNKALTARA.COM)

Ia menjelaskan awal kejadian tersebut. Ketika itu, dirinya menyimpan uang Rp 200 ribu di lemari bajunya.

Namun pada Sabtu (18/2/2023) lalu, dirinya tak lagi mendapati uang  tersebut.

Ia pun mengklaim bahwa salah satu juniornya yakni AR (13) yang tidur di kamar lantai dua asrama ponpes itu pernah menjadi pelaku pencurian uang.

"Saya panggil ke kamar. Karena tidak mengaku saya pukul. Tidak tahu kalau akan meninggal. Saya benar-benar khilaf," ucapnya pelan di Polsek Sungai Pinang, Kamis (23/2/2023) lalu.

Baca juga: Polisi Beber Kronologi Kasus ABK Aniaya Juragan Kapal Klotok di Kukar Gunakan Sajam Hingga Tewas

Terkait pengakuan pelaku itu, Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli melalui Kapolsek Sungai Pinang AKP Noor Dhianto mengatakan, dari hasil pemeriksaan sejumlah saksi, tuduhan pelaku tidaklah terbukti.

"Jadi katanya korban pernah maling itu tidak terbukti. Hanya tuduhan saja," tegasnya.

Ia juga mengatakan dari hasil pendalaman tidak ditemukan adanya permasalahan pribadi atau dendam antara junior senior tersebut.

"Jadi motifnya memang hanya menduga korban melakukan pencurian," sambungnya.

Pihak Keluarga Menduga Ada Ketidakjujuran

Guntur Madong (52), ayah dari AR menuturkan, pihaknya baru mengetahui anaknya menjadi korban penganiayaan pada Senin (20/2/2023) lalu, atau setelah anaknya dimakamkan.

"Pihak pesantren tidak jujur sejak awal. Makanya sekarang makam anak saya harus dibongkar," kata Guntur Madong, Sabtu (25/2/2023).

Ia menjelaskan, pada hari kejadian anaknya telah berada di rumah sakit sejak pukul 18.00 WITA hingga pukul 21.00 WITA dan baru dibawa ke Muara Badak pada pukul 00.00 WITA.

Baca juga: 9 Santri Korban Predator Sesama Jenis Kini Ditangani DP3APPKB Tarakan, Ada yang Trauma Ketakutan

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved