Wawancara Eksklusif

Mantan Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi Dukung IKN: Ini Anugerah Keempat dari Tuhan kepada Kaltim

MANTAN Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mendukung pemindahan dan pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN di Kalimatan Timur ( Kaltim ).

Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTIM.CO
Mantan Wali Kota Balikpapan H Rizal Effendi SE. 

Sekarang, jangankan tenaga ahli, tenaga yang di kelas bawah pun diperlukan sertifikasi. Tapi berapa banyak orang Kaltim yang sudah punya sertifikasi?

Menurut saya itu yang harus dilakukan kalau tidak kita pasti kalah dan kita tidak bisa marah. Kalau mau jadi tuan rumah di kota sendiri, tidak cukup hanya sebagai orang daerah.

Kita bisa jadi tuan rumah di daerah sendiri kalau kapasitas kita lebih dari orang luar. Karena zaman sudah berubah, orang sudah tidak melihat lagi batas wilayah.

Wali Kota se Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia ( Apeksi ) mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN di Kalimantan Timur. Menandai penutupan Outlook Apeksi 2022, para Wali Kota melepas merpati di Titik Nol IKN Nusantara.
Wali Kota se Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia ( Apeksi ) mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN di Kalimantan Timur. Menandai penutupan Outlook Apeksi 2022, para Wali Kota melepas merpati di Titik Nol IKN Nusantara. (HO)

Kenapa pemerintah pusat tidak memberikan perhatian lebih untuk SDM di Kaltim?

Kadang-kadang formulanya beda. Misalnya formula dana pembangunan. Seringkali pendekatan pusat itu pada pendekatan jumlah penduduk.

Kalau jumlah penduduk, tidak pernah bisa dibangun jalan  ataupun ditingkatkan jalan di Kaltim karena berapa penduduknya?

Itu satu yang jadi hambatan kita. Misalkan dipakai formula luas wilayah, kontribusi wilayah, nah Kaltim bisa unggul. Tapi kemudian kita kalah lobby. Di DPR RI cuma 8 orang.

Itu pengaruh juga?

Pengaruh. Karena DPR RI itu kan masing-masing membawa misi daerah.

Misalnya di Jawa membawa 20-30 orang, ya kita kalah dan tidak punya Dirjen. Kita tidak punya Menteri. Kita tidak punya Jenderal.

Artinya perjuangan memperkenalkan tokoh-tokoh Kaltim menjadi pekerjaan rumah?

Nah, ini yang harus kita pelajari dari daerah maju, misalnya Sulawesi Selatan, mereka banyak tokoh nasionalnya. Harusnya itu jadi kekuatan baru kita untuk membangun kaltim.

Baca juga: Siapkan SDM di IKN Nusantara, Pemkab Inginkan Pelajar PPU Masuk UGM Jalur Afirmasi dan Beasiswa

Isu menarik yang bertahun-tahun dirasakan Kaltim. Dana bagi hasil dari pusat tidak berimbang, bagaimana Anda melihat kondisi itu?

Ya, karena kita kalah dalam perundingan dan bernegosiasi. Yang menang dalam nego seperti itu hanya dua provinsi di Indonesia, yaitu Papua dan Aceh. Karena keduanya isu merdeka. 

Sehingga dulu pernah ditiupkan kalau begitu kita "merdeka" saja, kita minta negara bagian.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved