Wawancara Eksklusif

Mantan Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi Dukung IKN: Ini Anugerah Keempat dari Tuhan kepada Kaltim

MANTAN Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mendukung pemindahan dan pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN di Kalimatan Timur ( Kaltim ).

Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTIM.CO
Mantan Wali Kota Balikpapan H Rizal Effendi SE. 

Karena mereka membawa isu merdeka, perhatian pusatnya tinggi.

Dalam komposisi migas, Aceh dan Papua itu gasnya 60 persen dan daerah minyaknya 30 persen.

Di luar itu, gasnya 30 persen, sedangkan minyaknya 15-16 persen.

Maka dari itu ada opsi, kalau DBH -nya tidak bisa berubah harusnya dikompensasi dengan misalnya proyek strategis nasional ditingkatkan di Kaltim.

Harusnya DBHnya berubah juga. Saya lebih sedih lagi, sudah DBH nya pincang, yang mengelola sumber daya alam kita dari luar.

Kemudian kontribusi ke daerah terbatas. Misalnya jarang sekali perusahaan besar yang beroperasi di Kaltim membangun fasilitas pendidikan.

Baca juga: IKN Nusantara di Kaltim, DAD Sebut Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Dayak di Hulu Mahakam Kukar

Apakah ketika Anda terpilih di jalur legislatif itu bisa diubah?

Harusnya bisa. Memang semuanya harus ada pendekatan formal tetapi juga harus ada pendekatan informal. Misalnya mendekati para pengusaha.

Masa Kaltim dibiarkan saja sementara hasil alamnya diambil. Jangankan bicara kualitas, hingga saat ini saja kita masih bicara tentang kapasitas.

Pemerintah itu kan terdiri dari eksekutif dan legislatif. Legislatif bisa mendorong eksekutif untuk lebih  memperhatikan apa yang menjadi aspirasi masyarakat.

Sampai sekarang, di SDMnya, Kaltim tidak fokus. Seperti ITK, waktu dibangun kita berharap minimal setingkat dengan ITB dan ITS. Tapi belum bisa. Tanahnya saja tidak cukup.

Bagaimana Anda melihat wakil-wakil rakyat Kaltim memperjuangkan hal tersebut?

Ya mungkin ada, seperti beasiswa di Kaltim. Tapi untuk menciptakan generasi yang berbobot tinggi sesuai kebutuhan, tidak kelihatan sampai sekarang.

Pembangunan IKN itu kan konsepnya policy, nah yang tahu betul dengan tropika basah itu  adalah Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman.

Jangan sampai nanti yang dominan misalnya para ahli dari ITB, dari UGM.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved