Hikmah Ramadhan
Menjaga Perkataan dan Perbuatan di Bulan Suci Ramadhan
DALAM pergaulan hidup bermasyarakat, biasa terjadi ada orang berkumpul tiba-tiba tanpa direncanakan lalu berbincang-bincang (ngobro) ke sana kemari.
Munculnya semua perbuatan tercela karena adanya dorongan syahwat dan nafsu yang setiap orang memilikinya.
Namun hati dan akal pikiran dapat mengalahkan segala sesuatu yang ditimbulkan oleh syahwat dan hawa nafsunya.
Baca juga: Memanfaatkan Kesempatan di Bulan Ramadhan
Maka akal pikiran hendaknya selalu digunakan dan selalu aktif mengontrol apa yang akan kita ucapkan, jangan sampai lengah sesaat pun agar selamat dari melakukan perbuatan tercela yang merugikan diri sendiri.
Manusia adalah makhluk Allah yang paling baik ciptaanya, manusia memiliki nafsu dan akal pikiran sebagai faktor pengendali dari dalam dirinya sendiri.
Berbeda dengan hewan yang hanya memiliki nafsu tidak memiliki akal pikiran yang menjadi alat penimbang antara perbuatan yang baik dan buruk sehingga hewan tidak dapat mengendalikan nafsunya dan tidak dapat mengontrol dirinya.
Orang yang tidak mau menggunakan akal pikirannya untuk mengendalikan syahwat dan hawa nafsunya tidak ada bedanya dengan hewan.
Bahkan firman Allah SWT di dalam Al Quran menyatakan bahwa manusia yang tidak menggunakan akalnya untuk memahami agama itu derajatnya lebih rendah daripada hewan. (Q.S. Ala'raf (7): 179.
Oleh karena itu orang yang tidak menggunakan akalnya untuk menimbang baik buruk dan mengendalikan tingkah lakunya disamakan dengan hewan bahkan lebih rendah daripada hewan.
Maka perbuatan baiknya seperti melakukan ibadah puasa puasanya tidak diberi pahala, seperti halnya hewan yang berbuat baik membantu manusia tetapi perbuatannya tidak dinilai seperti manusia sehingga kelak tidak masuk ke dalam surga menyertai manusia.
Untuk mencapai sukses berpuasa hendaknya kita selalu ingat dan merujuk kembali kepada makna hakikat ibadah puasa.
Perlu diingat bahwa ibadah puasa hakekatnya adalah mengendalikan syahwat dan nafsu serta menahan diri dari segala perbuatan dan perilaku yang dibenci oleh Allah SWT dan Rasulullah.
Lebih-lebih perbuatan yang dapat membahayakan keselamatan diri seperti mengeluarkan kata-kata yang kotor/ jorok atau ghibah dan lain-lain.
Baca juga: Simak Kumpulan Pantun Agama tentang Zakat Fitrah, Amalan Rukun Islam yang Ketiga di Bulan Ramadhan
Termasuk perkataan yang kotor adalah tulisan yang dimuat di media sosial.
Sudah sering kita dengar ada orang yang berurusan dengan aparat penegak hukum sampai akhirnya dimasukkan ke dalam penjara gara-gara mengunggah tulisan yang tidak baik di media sosial.
Maka ungkapan "menjaga lisan" bukan saja lisan yang di mulut tetapi termasuk lisan melalui dibuat tulisan-tulisan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.