Hikmah Ramadhan

Jaga Semangat di Bulan Suci Ramadhan

Terhadap hari-hari berlalu di Ramadhan ditanggapi dengan berbagai macam ekspresi. Ada yang bersyukur bahwa beban puasanya tinggal 20 hari lagi Lebaran

Editor: Sumarsono
HO
Dian Sandi Utama, SEI, MM, MPd, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Utara/Dekan Fakultas Sains INSTEKMU Tarakan 

Oleh: Dian Sandi Utama, SEI, MM, MPd, Pengasuh Pesantren Daarul Ilmi Muhammadiyah Tarakan

TRIBUNKALTARA.COM - BULAN Ramadhan telah memasuki 2 pertiga akhir, artinya kita telah melewati 10 hari di Ramadhan.

Terhadap hari-hari yang berlalu di Ramadhan pun ditanggapi dengan berbagai macam ekspresi. Ada yang bersyukur bahwa beban puasanya tinggal 20 hari lagi yang berarti akan Lebaran.

Ada yang menanggapi dengan kegalauan karena dia merasa bahwa bulan dengan keistimewaan ini akan segera pergi meninggalkannya.

Golongan yang pertama tentu memiliki semangat beribadah yang berbeda dengan golongan ke dua.

Kaitannya dengan semangat beribadah di Ramadhan, ada setidaknya ada tiga tipe semangat orang Islam dalam menjalankan ibadah di Ramadhan.

Pertama, orang yang semangatnya hanya di awal atau seperti tiga awal, memasuki hari ke sebelas mengalami penurunan semangat sampai akhir Ramadhan.

Kedua, orang yang semangatnya sampai akhir tapi milih-milih di waktu tertentu yaitu hanya di malam tanggal ganjil di Ramadhan karena hendak mengejar lailatul qadar yang pahala mengerjakan ibadah di malam itu dinilai lebih baik dari beramal selama 1000 bulan.

Ketiga adalah orang yang semangatnya semakin menanjak ketika semakin mendekati akhir Ramadhan, dia hendak memaksimalkan sisa waktu yang ada untuk semakin bercengkerama dengan Ramadhan, dengan harapan mereguk pahala dan berkahnya Ramadhan dengan maksimal.

Karena bagi tipe yang ketiga ini, Ramadhan sebagai bulan yang sangat dirindukan dan baru akan ketemu lagi setahun berikutnya, maka laksana seorang kekasih yang tidak ingin melepaskan kekasihnya pergi, dan ketika harus pergi maka setiap momen akan dimanfaatkan bersamanya.

Baca juga: Ramadhan dan Pembentukan Karakter

Tentulah tipe yang ideal bagi setiap muslim adalah tipe yang ketiga dan tipe ini hanya dimiliki oleh seseorang yang memiliki iman yang baik.

Hal ini karena yang dapat menguatkan semangat dalam ibadah termasuk puasa adalah karena motivasi akhirat yang tidak kasat mata, dan itu diperlukan iman untuk melihat dan menyakininya.

Sekaligus dengan iman yang baik itulah akan melahirkan kecintaan yang penuh dan ini juga menjadikan seseorang semangat dalam mengerjakan perintah dari yang dia cintai.

Karena sejatinya amaliyah ibadah seorang muslim adalah perwujudan atau bukti cintanya pada Sang Ilahi.

Setidaknya ada tiga hal yang perlu diingat agar semangat ibadah di Ramadhan dapat dipertahankan bahkan terus naik, yaitu pertama, ibadah puasa merupakan ibadah rahasia yang pahalanya tak terbatas.

Hal ini disampaikan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

“Setiap amalan kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali dari kebaikan yang semisal. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya),

“Kecuali puasa, amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya karena dia telah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku.” (HR. Muslim no. 1151).

Baca juga: Ramadhan 1444 H, Kabid Humas Polda Kaltara Turun Langsung Berbagi Takjil Buka Puasa di Tanjung Selor

Kedua, ibadah puasa dan shalat malam di bulan Ramadhan dapat menghapuskan dosa satu tahun. Sebagaimana yang tertuang dalam hadits:

“Barang siapa yang berpuasa karena iman dan ingin mendapatkan pahala, maka diampuni semua dosanya yang telah lewat.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan juga hadits: “Barangsiapa melaksanakan shalat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan ingin mendapatkan pahala, maka dia diampuni semua dosanya yang telah lewat.” (HR. Muslim).

Ketiga, adalah di akhir Ramadhan terdapat Laitul Qadar yang memiliki kemuliaan disamping sebagai malam diturukannya Al-Qur’an juga keutamaan malam ini adalah lebih baik dari seribu bulan sebagaimana yang Allah sebutkan dalam firman-Nya surat Al-Qadr 1-5:

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.

Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.” (Q.S. Al-Qadr: 1-5).

Artinya, jika seorang muslim mendapati Laitul Qadr dan dia beribadah di dalamnya, maka dia sama dengan telah beribadah sepanjang lebih dari 1000 bulan atau 83 tahun.

Baca juga: Kumpulan Pantun Penyemangat Shalat Subuh yang Cocok Dibagikan ke Media Sosial Sepanjang Ramadhan

Tentu ini menjadi hal yang sangat diharapkan oleh setiap muslim, mengingat belum tentu dia memiliki umur sepanjang itu dan belum tentu jika diberikan umur panjang dapat menggunakan sepanjang usianya itu untuk ketaatan beribadah.

Semoga kita semua mendapatkan hidayah Allah untuk senantiasa dalam ketaatan dan melalui Ramadhan dengan maksimal sampai akhirnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

BERSAMA RAMADAN DI ERA DIGITAL

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved