Opini
Ramadhan dan Pembentukan Karakter
Ramadhan tidak hanya sekadar menahan haus dan lapar, tetapi dapat dijadikan sebagai sarana untuk edukasi, berbagi, dan introspeksi diri
Hal-hal baik yang sudah dilakukan sebulan penuh selama Ramadhan, diharapkan bisa berlanjut menjadi kebiasaan di bulan-bulan berikutnya.
Hanya saja, nilai keistimewaan puasa baru bisa kita dapatkan jika kita menempatkan puasa ini sebagai inspirasi dan momentum untuk mengubah pola pikir dan perilaku kita.
Dari banyaknya hikmah yang terkandung dalam bulan Ramadhan, salah satunya adalah menumbuhkan rasa peduli terhadap sesama. Seharian penuh menahan haus dan lapar, mendidik kita untuk bisa merasakan bagaimana saudara-saudara kita yang dalam kondisi kekurangan.
Hal ini ini diharapkan bisa menumbuhkan empati lalu menghadirkan keringanan hati untuk berbagi.
Dalam kondisi kekurangan, kita juga akan didik untuk tidak berlebihan, dapat mengelola keuangan dengan lebih bijak sebagai bentuk empati dan juga antisipasi kebutuhan-kebutuhan lain di masa mendatang.
Hikmah lain dari puasa Ramadhan adalah membentuk karakter disiplin. Selama Ramadhan, setidaknya ada tiga kedisiplinan yang bisa dibangun.
Disiplin beribadah, disiplin menyemai benih kebikan dan disiplin dalam pengelolaan waktu
Pertama disiplin beribadah.
Dalam menjalankan ibadah puasa, dimulai dari niat berpuasa yang tidak boleh melewati waktu terbitnya fajar, dan berbuka puasa harus setelah terbenamnya matahari.
Begitu juga dalam menjalankan ibadah lainnya. Umumnya pada saat Ramadhan, umat muslim selalu berusaha melaksanakan sholat tepat waktu.
Menghidupkan malam Ramadhan dengan sholat tarawih, tahajud dan tadarus Alquran.
Kebiasaan-kebiasaan seperti ini, tanpa disadari akan membentuk kedisiplinan diri dalam beribadah yang akan berlanjut setelah Ramadhan usai.
Kedua, disiplin dalam menyemai benih kebaikan.
Memberi makan atau minum untuk orang yang berbuka puasa memiliki nilai yang sangat istimewa.
Maka tidak heran ketika Ramadhan tiba, banyak kegiatan berbagi dilakukan, baik oleh perseorangan, komunitas ataupun lembaga pemerintahan.
Likuiditas Perekonomian Indonesia: Pertumbuhan M2 yang Menggembirakan |
![]() |
---|
Sekolah: Harapan Terakhir atau Sumber Masalah dalam Pemberantasan Korupsi? |
![]() |
---|
Persepsi Negatif terhadap Organisasi Kemasyarakatan |
![]() |
---|
Menciptakan Ruang Aman dari Kekerasan dan Pelecehan Seksual di Lingkungan Kampus, Suatu Refleksi |
![]() |
---|
Kepala Daerah itu Bukan Pejabat Partai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.