Berita Malinau Terkini

Cerita Perjuangan Operator Alat Berat Dua Bulan Tidur di Hutan, Demi Buka Jalan di Desa Long Sule

Yusafat Operator Alat Berat UPTD Dinas PUPR Perkim Malinau rela tinggal di hutan selama dua bulan untuk membuka trase jalan Long Sule-Long Dipa.

Penulis: Mohamad Supri | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ HO-Warga Kayan Hilir
Pengerjaan trase jalan sepanjang 18 Kilometer dari Long Top menuju Long Sule dan Long Pipa Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Akses jalan darat di Kecamatan Kayan Hilir sepanjang 18 Kilometer menghubungkan Desa Long Top dan Long Sule-Long Pipa telah tembus dikerjakan alat berat UPTD PUPR Perkim Malinau.

Topografi lahan menghubungkan desa-desa di Kecamatan Kayan Hilir, Malinau Kalimantan Utara tersebut terkenal karena konturnya yang ekstrem dan terjal.

TribunKaltara.com berkesempatan mewawancarai Operator Alat Berat UPTD Dinas PUPR Perkim Malinau, Yusafat. Satu dari 8 operator alat berat yang ditugaskan membuka jalan sepanjang Desa Long Top - Long Sule.

Baca juga: Update Longsor di Sungai Tubu Malinau Selesai Dibersihkan Alat Berat, Transportasi Kembali Normal

Pria berusia 45 tahun tersebut bercerita, awal mendapatkan perintah membuka jalan sepanjang 18 kilometer tersebut pada akhir Desember 2022 lalu.

Ada dua alat berat milik UPTD PUPR Perkim yang beroperasi membuka trase dari Long Top menuju Long Sule dan Long Pipa.

Yusafat bertanggungjawab mengoperasikan Excavator UPTD membelah hutan perawan di Kecamatan Kayan Hilir Perbatasan RI-Malaysia.

Baca juga: Alat Berat di Proyek Pembangunan IKN Nusantara Dicuri, Polda Kaltim akan Perbanyak Personel Jaga

"Tepat 1 Januari 2023 saya ke sana. Kami ada 8 orang, mulai pekerjaan ini. Medan dan kondisi cuaca luar biasa berat. Tingkat kecuramannya beda dari wilayah lain," ujarnya kepada TribunKaltara.com, Kamis (4/5/2023).

Awal mengerjakan jalan terasa cukup berat karena transisi awal tahun 2023 diwarnai musim penghujan.

Belum lagi tingkat kemiringan lahan. Yusafat menerangkan sebagian besar medan kelerengannya mencapai hingga 90 derajat.

Operator Alat Berat UPTD PUPR Perkim Malinau, Yusafat didampingi Istri saat ditemui di Malinau Kota, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Kamis (4/5/2023).
Operator Alat Berat UPTD PUPR Perkim Malinau, Yusafat didampingi Istri saat ditemui di Malinau Kota, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Kamis (4/5/2023). (TRIBUNKALTARA.COM/ MOHAMMAD SUPRI)

"Selain cuaca, medan curam yang jadi tantangan berat. Di awal kita sempat pesimis. Karena rata-rata kemiringan lahan sampai 90 derajat. Sangat curam," katanya.

Topografi lahan di Desa Long Top menuju Long Sule dan Long Pipa memang terkenal karena kecuramannya. Sebab, trase jalan tersebut semula melewati area hutan lindung, yang baru bisa dikerjakan tahun ini setelah Pemkab Malinau mengantongi IPPKH.

Karenanya butuh sekira 2 bulan baru 18 kilometer trase jalan bisa tuntas dikerjakan.

Baca juga: Diusulkan dalam Perubahan APBD Malinau 2022, Tambah Unit Alat Berat untuk Wilayah Kota

Selama 2 bulan pula, Yusafat harus rela meninggalkan keluarga, bahkan harus tidur di area hutan belantara bersama rekan lainnya.

"Kalau dirinci, kurang lebih dua bulan.Lamanya waktu, biasanya karena kita tunggu BBM untuk alat berat. Sementara, untuk tidur Kita harus buat camp dan tidurnya di hutan," ungkapnya.

Yusafat menerangkan untuk kecuraman dan topografi lahan ekstrem, perhitungan risiko kecelakaan kerja mencapai 50 persen.

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved