Berita Nunukan Terkini

Listrik Diputus, 3 Bayi di RSUD Nunukan Kritis, Operasi Pakai Senter, PLN Belum Bisa Dikonfirmasi

Pemutusan sambungan listrik di RSUD Nunukan menyebabkan 3 pasien bayi di ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit) sempat mengalami kritis.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / FEBRIANUS FELIS
Ruangan NICU RSUD Nunukan tempat bayi berumur 0-28 hari dirawat. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Direktur RSUD Nunukan, dr Dulman mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap Manajer PLN ULP Nunukan lantaran memutus sambungan listrik pada Minggu (21/05/2023), sekira pukul 11.00 Wita.

Pemutusan sambungan listrik di RSUD Nunukan menyebabkan 3 pasien bayi yang dirawat di ruang NICU ( Neonatal Intensive Care Unit) sempat mengalami kritis.

Pasalnya pernapasan tiga pasien bayi tersebut bergantung pada alat ventilator yang hanya dapat berfungsi saat ada aliran listrik.

Tak hanya itu, saat terjadi pemutusan sambungan listrik, sedang berlangsung operasi bedah pasien.

Baca juga: Nihil Penumpang, Satu Speedboat Reguler Pagi dari Nunukan Tujuan Tarakan tak Berlayar

"Saya sebagai pimpinan RSUD Nunukan kecewa terhadap pemutusan listrik. Karena berdampak pada masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan.

Terutama pada pelayanan ICU, ruang operasi, dan perawatan NICU," kata dr Dulman kepada TribunKaltara.com, Selasa (23/05/2023), pukul 13.00 Wita.

Lanjut dr Dulman,"Saat itu, di ruang NICU ada 3 pasien bayi yang baru lahir dan pernapasannya dibantu ventilator. Ada satu bayi yang kritis. Ada juga dokter yang lagi operasi bedah, terpaksa pakai senter," tambahnya.

Menurut dr Dulman, pemutusan listrik oleh PLN ULP Nunukan karena pembayaran listrik RSUD Nunukan jatuh tempo pada Minggu (21/05/2023). Hari yang sama saat pemutusan listrik dilakukan.

Mengenai jatuh tempo pembayaran listrik, dr Dulman mengaku sudah melakukan komunikasi kepada Manajer PLN ULP Nunukan pada Jumat (19/05/2023).

"Dua hari sebelumnya, saya sudah menghubungi manajer PLN, minta kebijakan untuk membayar listrik tanggal 25 Mei 2023. Atau denda saja kami, asal jangan diputuskan listrik itu. Saat itu manajer PLN mereka akan rapatkan dulu dan berjanji akan mengkonfirmasi kembali hasil rapatnya," ucapnya.

Alasan RSUD Nunukan meminta kebijakan penundaan pembayaran tagihan listrik sekira Rp145 juta, karena pada hari yang sama harus membayar obat-obatan yang dibeli sekira Rp300 juta.

Sementara anggaran yang tersedia pada Bendahara RSUD Nunukan saat itu tersisa sekira Rp400 juta.

"Permintaan kami untuk menunda pembayaran listrik belum mendapat konfirmasi PLN.

Kami anggap mereka setuju saja. Sehingga kami putuskan untuk membayar dulu obat-obatan sekira Rp300 juta," ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltara
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved