Berita Daerah Terkini

Sudah Bentuk Tim, Balita Positif Sabu di Samarinda Diobservasi di Balai Rehabilitasi BNN Tanah Merah

Balita laki-laki yang positif narkoba setelah meminum air bercampur sabu dari tetangganya akan dipantau Balai Rehabilitasi BNN Tanah Merah, Samarinda.

TRIBUNKALTARA.COM / RITA LAVENIA
Balita positif sabu di Samarinda, yang dicekoki oleh tetangganya sendiri. 

TRIBUNKALTARA.COM, SAMARINDA - Meski sudah mulai terlihat pulih, namun N, balita laki-laki yang positif narkoba setelah meminum air bercampur sabu dari tetangganya akan dipantau Balai Rehabilitasi BNN Tanah Merah, Kota Samarinda.

Oleh sebab itu, per Senin (12/6/2023) petang kemarin N didampingi ibunya telah resmi masuk ke tempat rehabilitasi narkoba yang berada di Jalan Samarinda-Bontang, Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara, Provinsi Kalimantan Timur.

Kepala Balai Rehabilitasi Tanah Merah, Kota Samarinda Kombes Pol Sutarso menjelaskan saat ini pihaknya telah membentuk tim untuk menangani N yang positif zat metamfetamina.

Adapun tim itu terdiri dari beberapa dokter ahli dan spesialis.

Baca juga: Balita Positif Sabu Diobservasi Libatkan Beberapa Dokter, Efeknya ke Saraf jika tak Segera Ditangani

Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2A) Samarinda, Senin (12/6/2023) kemarin, mengunjungi N dan ibunya di rumahnya.
Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2A) Samarinda, Senin (12/6/2023) kemarin, mengunjungi N dan ibunya di rumahnya. (Tribun Kaltim)

Pertama dokter umum yang akan mengobservasi kondisi tubuh secara umum.

Lalu ada dokter gigi. Ia menjelaskan, zat metamfetamina memiliki tingkat keasaman yang begitu tinggi yang dapat merusak gusi dan gigi.

"Kita akan observasi gigi si balita ini. Karena jika tidak segera ditangani, nanti gusi akan terinveksi bakteri dan virus. Setelah merusak gigi, dia masuk mengganggu syaraf pusat," bebernya.

Kemudian ada tim perawat yang akan siap sedia selama 24 jam untuk memantau kondisi clien secara terus menerus.

Sebab jelasnya, meski secara fisik terlihat sehat, namun tidak dengan psikologis si anak.

"Metamfetamina ini efeknya ke susunan syaraf otak. Mempengaruhi dopamin. Makanya dampaknya ke emosi, susah tidur ataupun makan," paparnya.

Lalu ada pula psikologis klinis untuk mengobservasi apakah berpengaruh kepada kecerdasan.

Karena ungkapnya, kasus balita positif atau terpapar sabu baru pertama kali terjadi di Kalimantan Timur.

"Metamfetamina ini merusak otak. Dan balita ini pertumbuhan biologis dan syaraf pusatnya masih belum sempurna. Makanya perlu diperhatikan sungguh-sungguh," beber Kombes Pol Sutarso.

Ada juga ahli gizi. Ia menjelaskan orang yang terkontaminasi narkotika harus mendapatkan asupan makanan yang sehat, memadai dan tepat guna mempercepat proses penyembuhan.

Kemudian akan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui apakah balita tersebut memiliki riwayat penyakit yang memerlukan penanganan khusus.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved