Berita Tarakan Terkini

Puluhan Ibu-ibu di Tarakan Bersyukur Terima Bantuan, Stunting di Kaltara Masih di Angka 22,7 Persen

Pertama kalinya menerima bantuan program stunting, Evi Oktaviani merasa sangat bersyukur. Minimal diakui .cukup membantu kebutuhan gizi makanan sehari

Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / ANDI PAUSIAH
Evi Oktaviani, salah seorang warga Tarakan ikut mendapat bantuan Program Pengentasan Stunting Kaltara. 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Pertama kalinya menerima bantuan Program Stunting, Evi Oktaviani merasa sangat bersyukur.

Minimal diakui olehnya, cukup membantu kebutuhan gizi makanan sehari-hari sang anak.

Karena jika mengandalkan pendapatan sang suami tentulah tidak cukup meski berapapun yang diterima haruslah tetap disyukuri.

Dalam sebulan bisa tembus nilai UMK kadang tidak tembus.

Baca juga: Sisa Waktu 1,5 Tahun Target Turunkan Stunting 14 Persen, Kodim 0907 Tarakan Beri Bantuan Ibu-Ibu

Ia mengakui mendapat informasi dari pihak RT 4 Kelurahan Selumit Pantai. Ia mendapatkan bantuan 8 kotak susu dan telor. Hari ini hanya satu rak piring telor yang dibawa, sisanya nanti akan mendapat informasi lagi kapan akan diberikan.

"Informasinya enam bulan. Telurnya satu piring atau satu rak. Jadi untuk sebulan. Ini baru pertama kali dapat. Kemarin dapat info diarahkan ke Kodim hari ini, jadi datang saja ternyata ada gerakan mencegah stunting," paparnya.

Ia di dalam rumah saat ini ada sang suami, dirinya dan dua anak atau sebanyak 4 orang. "Cukup aja alhamdulullah, anak saya ada penyakit jantung juga makanya beratnya susah naik. Jadi sama dokter spesialis anak satu hari diarahkan konsumsi satu biji telur. Kan saya belum ke posyandu selalu ke poli, saya ibu rumah tangga, kalau suami cuma sales Wifi," lanjutnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Kaltara, Dr. Yansen TP yang juga sebagau Ketua Percepatan Penurunan Angka Stunring Kaltara, dalam sambutannya mengungkapkan data saat ini sebanyak
3.700 orang masuk dalam risiko dan harus menjadi perharian pemerintah. Jika dikalkulasikan lanjut Yansen, per kabupaten dan kota bisa tembus 600 orang risiko stunting.

"Oleh sebab itu, angkanya diharapkan tahun 2024 harus menurun. Bahkan tidam 14 persen. Angka kita hari ini 22,7 persen. Angkanya tidak kurang hampir 4000 atau 3.600 dan ini harus hilang," harap Yansen.

Baca juga: Dibahas di Rakor, Pemkab Bulungan Ungkap Kantong Kemiskinan Ekstrem Ada di Lokus Penanganan Stunting

Untuk itu lanjutnya, pemerintah harus komitmen termasuk BKKBN. Ia optimis bisa dilakukan penurunan dan tidak ada yang tidak bisa selama ada tekad.

"Sederhanya telor yang diberikan betul betul kepada anak. Karena anak masa depan bangsa. Telor untuk perbaikan gizi sangat besar.
Kaltara diharapakan generasi muda bisa berkualitas," harapnya lagi.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved