Berita Tarakan Terkini

Warga RT 10 Kelurahan Pantai Amal Tarakan Minta Jembatan Penghubung Dibetonisasi, Begini Alasannya

Ketika Anggota DPRD Tarakan melakukan kunjungan ke Pantai Amal, warga RT 10 meminta jembatan penghubung dibentonisasi di tahun 2026.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
JEMBATAN BERLUBANG - Tampak jembatan kayu hasil swadaya warga selam tiga tahun terakhir di RT 10 Kelurahan Pantai Amal, Tarakan Kalimantan Utara diharapkan bisa dibetonisasi sehingga mobil juga bisa masuk ke pesisir. 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Setelah akses jalan mulus, warga RT 10 yang berada di  Kelurahan Pantai Amal, Tarakan Kalimantan Utara berharap jembatan penghubung bisa segera dibetonisasi.

Jika jembatan dibetonisasi warga di RT 10 mayoritas pekerja rumput laut lebih cepat memasarkan hasil panen ke pengumpul. Seperti disampaikan Andi Cahruddin, warga yang sudah puluhan tahun tinggal di pesisir Kelurahan Pantai Amal

Andi Cahruddin mengungkapkan, jembatan penghubung itu dulunya tidak ada. Sehingga warga harus jauh berputar. Kemudian warga swadaya membangun jembatan penghubung secara sederhana menggunakan bahan dari kayu. Kumpul uangnya pun urunan.

"Kami harap kalau bisa Pak DPRD Tarakan selesaikan sebelum tahun 2029. Kalau tahun depan dapat alhamdulillah," ucap Andi Cahruddin.

Baca juga: Selesaikan Masalah Jalan dan Jembatan Penghubung Malinau-Krayan, DPRD Nunukan Minta Diskresi Pusat

Selain persoalan akses jalan kemarin, juga ada jembatan yang masih jadi PR untuk dibetonisasi.  Usia jembatan ini kurang lebih sekitar tiga tahun sudah. Inisiatif dibangun karena tidak bisa warga keluar saat itu. Kondisi jalan rawa. Saat itu warga urunan Rp1,5 juta, ada yang Rp100 ribu dan lainnya.

"Kalau sekarang bisa dilihat sendiri kayunya jabuk, berlubang dan sedikit saja bagian yang bisa dilewati belum lagi kekuatannya karena sering dilewati selama tiga tahun, mudahanlah bisa dapat anggaran untuk betonisasi," ujarnya.

Jika ada jembatan beton, mobil juga bisa masuk sampai pesisir. Karena sekarang mobil truk angkut rumput laut tak bisa sampai ke dalam. Hanya sampai di dekat jembatan.

Di wilayahnya sendiri petani rumput laut bisa dampai 100 ton per minggu setiap musim panen. Angka ini cukup tinggi berkontribusi untuk dikirim keluar. 

Harga rumput laut sendiri mencapai Rp10 ribu kategori kadar setengah kering.

Jembatan kayu di Pantai Amal 02 07102025.jpg
JEMBATAN BERLUBANG - Tampak jembatan kayu hasil swadaya warga selam tiga tahun terakhir di RT 10 Kelurahan Pantai Amal, Tarakan Kalimantan Utara diharapkan bisa dibetonisasi sehingga mobil juga bisa masuk ke pesisir.

"Ini malah turun harga. Dulu hampir Rp30 ribu per kg standar kering pas 2021," ungkap Andi.

Anggota DPRD Tarakan, Asrin R Saleh, sebenarnya ada banyak kegiatan yang menjadi aspirasi warga di Kelurahan Pantai Amal

Mulai dari jembatan salah satunya. Untuk kemarin sudah ada kegiatan seperti semenisasi RT 10, kemudian ada juga drainase di RT 4, ada PJUTS RT 5 dan RT 12 termasuk di RT 14.

"Kami sampaikan ke pemerintah dan alhamdulillah direspons Pak Wali dengan baik. InsyaAllah tahun ini sudah siap dikerjakan," terang Asrin. 

Ia melanjutkan penganggaran menggunakan anggaran murni untuk beberapa kegiatan tersebut.

Kemudian, menjawab aspirasi masyarakat terkait jembatan yang diharapkan bisa dibetonisasi, nanti pihaknya akan menyampaikan ke pemerintah.

"Jembatan ini jadi keluhan diminta diperbaiki. Saya sampaikan ke warga RT 10, apa yang jadi aspirasi insyaAllah kami tampung dan diharapkan bersabar menunggu," tukasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

 

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved