Komplotan Pencuri Alat Pertanian

Terungkap Alasan Pelaku Nekat Ikut Bantu Mencuri di SMK SPP Malinau, Akui Terdesak Bayar Kontrakan

Terungkap alasan RM (19), salah satu pelaku yang nekat ikut bantu mencuri di SMK SPP Malinau. Kepada polisi dia mengaku perlu uang untuk bayar kontrak

Penulis: Mohamad Supri | Editor: Sumarsono
Tribun Kaltara
Tersangka kasus pencurian, RM (19) menjelaskan motif dan perannya hanya sebagai pembantu kasus Curat inventaris sekolah dan mesin praktik di SMK SPP Malinau Utara, saat sesi Pers Rilis Polres Malinau, Kamis (20/7/2023). 

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAUTerungkap alasan RM (19), salah satu pelaku yang nekat ikut bantu mencuri di SMK SPP Malinau. Kepada polisi dia mengaku perlu uang untuk bayar kontrakan.

Tiga remaja di Malinau ditahan polisi karena diduga melakukan tindak pidana pencurian di SMK SPP Malinau Utara sejak sebulan lalu.

Ketiganya diduga melakukan tindak pidana pencurian dengan pemberatan atau curat secara berulang di lokasi yang sama sejak Mei hingga Juli 2023.

Dari tiga remaja yang ditahan di Polres Malinau, satu pelaku telah cukup umur, pria inisial RM (19).

Baca juga: Kronologi Kasus Pencurian di Sekolah Pertanian Malinau, Pelaku Lebih Dulu Cari Pembeli di Medsos

Sementara dua lainnya, NM dan EB merupakan anak di bawah umur atau anak berhadapan hukum, karena baru berusia 17 tahun.

Saat ditanya alasan mencuri melalui Kapolres Malinau, AKBP Heru Eko Wibowo, RM menjelaskan dirinya terdesak karena keperluan ekonomi.

Dirinya memerluka uang untuk membayar kontrakan yang sudah jatuh tempo.

Satu dari 3 Pelaku curat di SMK Sekolah Pertanian Pembangunan, RM (19) ditahan di Polres Malinau atau dugaan tindak pidana pencurian dengan pemberatan sejak Mei 2023 lalu, Kamis (20/7/2023).
Satu dari 3 Pelaku curat di SMK Sekolah Pertanian Pembangunan, RM (19) ditahan di Polres Malinau atau dugaan tindak pidana pencurian dengan pemberatan sejak Mei 2023 lalu, Kamis (20/7/2023). (Tribun Kaltara)

"Buat biaya sehari-hari, bayar kontrakan, karena tuntutan ekonomi.

Dapat uangnya juga paling kecil karena mereka berdua yang bagi, yang nyari pembeli. Saya cuma ngantar," ungkap RM saat ditanyai wartawan, Kamis (20/7/2023).

Hasil penulusuran polisi, RM memang hanya berperan sebagai sopir pick up termasuk ikut mengangkut belasan mesin dan alat pertanian dari sekolah kepada pembeli.

RM mengaku aksi pencurian ini merupakan pertama kali dilakukan, karena desakan ekonomi.

Sehari-harinya hanya bekerja sebagai buruh serabutan.

Hasil penjualan sejumlah alat mesin pertandian menurut RM berkisar di angka Rp 11 juta.

Baca juga: Komplotan Pencuri di Sekolah Pertanian Malinau Libatkan Anak di Bawah Umur, Ditangani Unit PPA

Dan dirinya hanya mendapatkan bagian terkecil dibanding dua pelaku anak.

"Barang yang laku kurang lebih untungnya Rp 10 juta - Rp 11 juta. Saya dapat paling kecil karena cuma membantu," ucapnya.

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved