Berita Daerah Terkini
Terungkap Banyak Pelajar di Kaltim Jadi Korban Tindak Kekerasan, Hingga Mei 2023 Tercatat 282 Kasus
Terungkap fakta, banyak pelajar di Kalimantan Timur ( Kaltim ) menjadi korban tindak kekerasan. Kasus terbanyak terjadi di Kota Samarinda.
TRIBUNKALTARA.COM, SAMARINDA – Terungkap fakta, banyak pelajar di Kalimantan Timur ( Kaltim ) menjadi korban tindak kekerasan. Kasus terbanyak terjadi di Kota Samarinda.
Kasus tindak kekerasan terhadap anak dan perempuan masih marak di Kaltim.
Beragam latar belakang penyebabnya, dan korban terbanyak dari kalangan pelajar.
Data aplikasi Simfoni PPA Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kaltim, hingga pertengahan Mei 2023 tercatat 282 kasus tindak kekerasan.
"Kasus terbanyak terjadi di Kota Samarinda, 157 kasus. Dan paling sedikit alias nihil di Mahakam Ulu, tidak ada catatan kasus," ungkap Kasi Perlindungan Perempuan dan Anak DKP3A Kaltim, Fahmi Rozano.
Lebih jauh dia menjelaskan, hingga Mei 2023 korban kekerasan anak mencapai 172 kasus.
Sementara kekerasan yang terjadi pada perempuan sebanyak 137 kasus.
Baca juga: Tangani Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak serta TPPO, Begini Ini Cara yang Dilakukan PPA Kaltara
"Anak-anak ini kasus kekerasan mencapai 56 persen. Kalau perempuan dewasa 44 persen.
Untuk seluruh kasus terlayani 100 persen dalam proses pengaduan dan penyelesaian. Khususnya untuk korban-korban perempuan," terangnya.
Ia merinci, per wilayahnya Berau ada dua kasus kekerasan dialami anak perempuan dan perempuan dewasa.
Balikpapan tercatat 22 kasus dialami anak perempuan, 9 kasus menimpa wanita dewasa dan 9 kasus kekerasan dialami anak laki-laki.
Bontang 13 kasus kekerasan dialami anak perempuan, 9 kasus kekerasan terjadi pada wanita dewasa dan 4 kasus kekerasan menimpa anak laki-laki.
Samarinda sebanyak 100 kasus kekerasan dialami perempuan dewasa, 51 kasus kekerasan dialami anak perempuan dan 29 kasus kekerasan dialami anak laki-laki.
Baca juga: Deklarasi Stop Kekerasan Anak dan Pernikahan Dini, Vamelia Ibrahim: Indikator Kabupaten Layak Anak
Kutai Barat, 5 kasus kekerasan terjadi pada anak perempuan.
Kutai Kartanegara, 9 kasus kekerasan menimpa anak perempuan, 2 kasus korbannya anak laki-laki dan 4 kasus kekerasan dialami wanita dewasa.
Kutai Timur, 16 kasus kekerasan dialami anak perempuan dan 6 kasus kekerasan dialami wanita dewasa.
Paser, 3 kasus kekerasan mendera anak perempuan, 4 kasus terjadi pada wanita dewasa dan 4 kasus pada anak laki-laki.
Lalu, Penajam Paser Utara (PPU), 5 kasus dialami anak perempuan, 2 kasus kekerasan dialami anak laki-laki dan 1 kasus kekerasan menimpa wanita dewasa.
Jika melihat latar belakang pendidikan, kasus kekerasan terjadi pada anak di bangku SLTA sederajat sebanyak 32 persen.
Kelompok SD 27 persen, perguruan tinggi 20 persen, SLTP 6 persen, TK 3 persen dan tidak sekolah 9 persen.
Baca juga: Jumlah Kasus Perkawinan dan Kekerasan Terhadap Anak di Nunukan Meningkat
"Karakteristik berdasarkan pekerjaan, terbanyak itu dialami pelajar, ada 40 persen kasus kekerasan.
Sisanya, buruh atau pegawai swasta 16 persen, tidak bekerja 29 persen dan IRT 11 persen.
Mayoritas kekerasan terjadi dengan status belum menikah sebanyak 66 persen," jelasnya.
Upaya Perlindungan
Pemprov Kaltim berkomitmen penuh untuk mewujudkan Kabupaten/Kota Layak Anak ( KLA ) dalam upaya perlindungan dan pemenuhan hak anak di daerah.
Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim, Noryani Sorayalita menegaskan seluruh kabupaten/kota di Kaltim sudah memiliki wadah forum anak.
Permen Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI No.1/2022, dinyatakan Forum Anak adalah wadah partisipasi anak sebagai sarana menyalurkan aspirasi, suara, pendapat, keinginan maupun kebutuhan anak tentang pemenuhan hak anak dan perlindungan.
Nantinya, melalui forum tersebut, bisa menjadi pelopor atau sebagai agen perubahan dengan memberikan contoh perilaku yang baik perlindungan terhadap anak.
Baca juga: Cegah Kekerasan Terhadap Anak, Pendidikan Parenting Bagi Orang Tua di Bulungan Penting Dilakukan
Keberadaan forum diharapkan turut menjadi wadah penyampaian peristiwa atau pelapor tindak kekerasan yang terjadi pada anak agar segera ditindaklanjuti oleh petugas di lapangan.
"Dengan adanya laporan, bahaya kekerasan terhadap anak bisa diminimalisasi dan segera dicarikan solusinya," ujarnya.
Soraya menjelaskan, terdapat empat prinsip utama Konvensi Hak Anak (KHA) yaitu non diskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak, kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, dan penghargaan terhadap pandangan anak.
"Anak perlu didengarkan pendapatnya oleh orang tua, keluarga, masyarakat dan tokoh budaya," terangnya.
Soraya berharap praktik-praktik terbaik yang dilakukan pemerintah dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan forum anak dan mengimplementasikan perannya baik sebagai Pelopor dan Pelapor (2P) maupun partisipasi anak dalam perencanaan pembangunan (PAPP).
Terdapat sembilan kabupaten/kota Kaltim yang meraih status layak anak pada tahun ini
"Pemprov Kaltim dan kabupaten/kota sudah melakukan berbagai upaya untuk melindungi hak-hak anak, seperti hak untuk hidup, tumbuh, dan berkembang sesuai dengan usia mereka," jelasnya.
Baca juga: Peringati 16HAKTP, Komunitas Perempuan di Kaltara Harap Komitmen Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak
Soraya mengatakan, dalam mencapai tujuan dibutuhkan kolaborasi baik dari pemerintah, masyarakat, dan orang tua untuk memberikan yang terbaik kepada anak-anak.
Kebijakan kabupaten/kota bertujuan untuk meningkatkan perlindungan anak, seperti terbentuknya daerah layak anak.
"Alhamdulillah, saat ini perlindungan anak telah dilaksanakan pemerintah, terbukti dengan terbentuknya di kabupaten/kota.
Faktor-faktor yang berkaitan dengan kebijakan dan cluster harus dipenuhi oleh pemerintah untuk menjamin perlindungan anak dan tumbuh kembangnya," terangnya.
Dari 10 kabupaten/kota di Kaltim, hanya Mahakam Ulu (Mahulu) yang belum memenuhi status kabupaten/kota layak anak. Terdapat lima kategori KLA.
"Dengan pencapaian ini, harapannya perlindungan anak di Kaltim semakin meningkat dan setiap kabupaten/kota terus berupaya menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung tumbuh kembang anak-anak sesuai dengan potensi mereka," pungkas Soraya.(uws)
Baca berita menarik Tribun Kaltara lainnya di Google News
Isu Beras Plastik Menyebar, Warga Balikpapan Katim Marah dan Takut, Minta Pemerintah Turun Tangan |
![]() |
---|
Beras Premium Minim di Balikpapan, Mentan Amran Lapor ke Polri dan Kejagung Soal Dugaan Mafia |
![]() |
---|
Nekat Bawa Sajam ke Markas Polisi di PPU Kaltim, Pria Asal Penajam dan Sebilah Badik Diamankan |
![]() |
---|
Diduga Sakit Hati, Cekcok Pria di Babulu PPU Kaltim Akibatkan Satu Orang Tewas, Polisi Amankan Sajam |
![]() |
---|
Diterjang Hujan dan Longsor, Wali Kota Samarinda Soroti Stabilisasi Lereng, Tunda Uji Terowongan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.