Korban Kebakaran di Tarakan
Kisah Korban Kebakaran di Selumit Pantai, Sumiati Sempat Lupa Nama Anaknya: Habis Semua Baju-bajuku
Saat kebakaran di Kelurahan Selumit Pantai, Tarakan, Kalimantan Utara terjadi, Sumiat hanya menyelamatkan ket ketiga anaknya.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN- Kondisi masih berduka, Sumiati tampak berusaha tetap kuat dan tegar menidurkan Nur Ramadan anaknya yang masih bayi di lantai dua lokasi pengungsian yang ada di Kantor Kelurahan Selumit Pantai, Tarakan, Kalimantan Utara, pagi tadi, Rabu (23/8/2023).
Perempuan berusia 30 tahun ini tampak sibuk mengipas anaknya yang masih bayi berusia empat bulan dalam kondisi rewel. Selama di pengungsian sang bayi membutuhkan ayunan karena biasanya ditidurkan dengan pakai ayunan.
Pantauan TribunKaltara.com, pagi tadi sekitar pukul 10.20 WITA di lokasi pengungsian, sang bayi terbaring di atas kasur bantuan yang diberikan dari petugas posko dan menunggu bantuan ayunan untuk digunakan sang bayi.
Sumiati menceritakan bagaimana paniknya saat kebakaran terjadi pada Selasa (22/8/2023) pukul 03.00 dini hari kemarin.
Baca juga: Sarung dan Handuk Dibutuhkan Korban Kebakaran di Lokasi Pengungsian, Posko Dibuka Selama 7 Hari
Ia bahkan lupa nomor rumah miliknya saat diwawancarai TribunKaltara.com. Begitupula nama ketiga anaknya. Yang ia ingat saat itu adalah tiga anaknya langsung ia bawa lari keluar rumah menjauh dari kobaran api saat kejadian kebakaran berlangsung.
“Anakku saja yang kuambil, habis semua baju-bajuku,” aku Sumiati
Saat kebakaran sang suami sedang melaut, ikut rekan-rekannya memancing untuk dijualkan lagi. Ia memiliki anak tiga, yang tertua duduk di bangku sekolah dasar (SD), bernama Riyan anak kedua berusia enam tahun bernama Alif dan anak ketiga masih bayi berusia 4 bulan bernama
“Yang ketiga apa namanya anakku ini, saya lupa sudah, bingung saya,” ungkapnya sembari berusaha mengingat nama anak ketiganya di depan awak media yang mewawancarai dirinya di lokasi pengungsian pagi tadi.
Kurang lebih dua menit ia berusaha mengingat nama anak terakhirnya akhirnya, meski tergagap, ia baru bisa menyebutkan nama sang bayi setelah mengingat namanya. Bersamaan anaknya kembali mengalami rewel dan harus segera bergegas ia gendong. Sambil menggendong baru ia bisa mengingat namanya.
Baca juga: BREAKING NEWS Korban Kebakaran Tinggal di Posko Kelurahan Selumit Pantai, Dimbau Donasi Uang Tunai
“Oh namanya Nur Ramadan. Inilah begitu trauma kita sampai lupa, linglung saya. Nur Ramadan berjenis kelamin laki-laki, usia empat bulan,” ujarnya.
Ia menceritakan anak keduanya ingin sekali pulang ke rumahnya karena tak terbiasa tinggal di lokasi pengungsian.
“Katanya Mak, Pak ayok pulang, saya bilang tidak bisa nak, habis rumah nak. Menangis saya, tidak tahan anak nangis. Saya tenangkan janganlah pulang nak, habis sudah rumah nak,” ungkap Sumiati.
Akhirnya hari ini, anak keduanya dibawa pergi ke lokasi eks kebakaran di kediamannya yang sudah rata dengan tanah di RT 20 Kelurahan Selumit Pantai. Anak keduanya juga meminta untuk diayun namun tidak ada ayunan yang ia miliki dan tak sempat diselamatkan.
“Rumah sudah habis nak, menangis saya tadi malam itu, tetangga bilang bawalah ke sana, saya bilang janganlah, biarlah tidur di sini. Bagaimana mau dibawa pulang, sudah tidak ada di sana,” ujarnya.
Hari ini hari kedua di lokasi pengungsian ia mengakui sudah mendapatkan pakaian bayi, kasur bayi, selimut, pempers. Untuk popok diberikan kurang lebih cukup hanya sampai seminggu digunakan. Termasuk popok untuk anak kedua yang saat ini dibawa pergi berjalan-jalan.

Ia sendiri berstatus penyewa di RT 20. Ia masih belum mengetahui mencari rumah sewa di mana lagi. Per bulan ia menyewa Rp400 ribu dan sudah menempati hampir 10 tahun.
Saat kebakaran terjadi, ia masih sempat menyelamatkan surat-surat penting rumahnya termasuk KK dan akta. Sementara pakaian dirinya dan sang suami tak sempat ia selamatkan karena api sudah berkobar cukup besar merambat dari rumah satu ke rumah lainnya. Ada 30 unit rumah habis terbakar di RT 20 Kelurahan Selumit Pantai Kota Tarakan pada dini hari kemarin.
“Api sudah dekat, jadi saya langsung kasih bangun anak saya, api sumbernya dari rumah kosong di belakang sana. Jadi awalnya dengar orang teriak anak-anak tante terbakar rumah, saya tengok, sudah banyak rumah terbakar, saya dengar juga seng bergesekan besar suaranya jadi sudah tidak berpikir panjang lagi, anak saya selamatkan semua dulu,” akunya.
Sang suami masih di laut baru tiba sekitar pukul 17.00 WITA sore karena baru pulang melaut. Setiap hari ikut dengan orang untuk mendapatkan ikan.
“Selesai mancing tinggal di rumah tidak ada kerjaan,” paparnya.
Baca juga: Gubernur Kaltara Sambangi Lokasi Kebakaran dan Berikan Bantuan kepada Korban
Baju sekolah, tas sekolah sepatu tak sempat ia selamatkan milik anak pertamanya yang saat ini bersekolah di SDN Semua habis terbakar. “Topinya, dasinya habis, jadi tadi ke sekolah saya pergi minta izin rumah terbakar habis bajunya,” ucapnya.
Ia menambahkan untuk makanan sehari sudah terjamin sejak kemarin sampai hari ini. Hanya yang ia butuhkan adalah ayunan untuk anak-anaknya.
“Semogalah bisa cepat datang,” tukasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.