Berita Kaltara Terkini

Masih Dalam Target Sasaran, BI Prakirakan Inflasi di Kaltara pada 2023 ini Mengalami Penurunan

Inflasi di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) pada 2023 ini, diprakirakan mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya.

Penulis: Edy Nugroho | Editor: M Purnomo Susanto
TribunKaltara.com / Edy Nugroho
Harga kebutuhan pangan cukup mempengaruhi laju inflasi di Kaltara. 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Inflasi di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) pada 2023 ini, diprakirakan mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya.

Tak hanya itu, menurut catatan Bank Indonesia (BI) perwakilan Kaltara, inflasi di provinsi ini, masih berada dalam target sasaran inflasi nasional sebesar, yaitu 3 plus-minus 1 persen.

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltara Wahyu Indra Sukma dalam Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Agustus 2023 yang baru saja dirilis menyebutkan, penurunan tekanan inflasi pada 2023 diprakirakan didorong oleh lebih stabilnya harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

Khususnya pada sejumlah komoditas pangan strategis.

Baca juga: Tribun Kaltara-Telkom Kolaborasi Cegah Stunting, Salurkan Bantuan Telur ke Anak Stunting di Bulungan

Kondisi perekonomian global, kaya Wahyu, juga diprakirakan lebih stabil seiring dengan ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang mulai mereda.

“Kondisi tersebut berdampak pada permintaan pada komoditas bahan baku energi yang mengalami normalisasi.

Sehingga tertransmisi pada turunnya tekanan harga sejumlah komoditas impor seperti gandum dan minyak,” kata Wahyu dalam keterangan resminya yang disampaikan kepada wartawan.

Lebih jauh, dia menyebutkan, harga minyak dunia juga diprakirakan akan termoderasi yang tertransmisi pada penyesuaian harga avtur.

Sehingga biaya operasional angkutan udara diharapkan juga semakin terkendali.

Dan berdampak positif pada penurunan harga tiket pesawat.

Di sisi lain, Wahyu mengakui adanya sejumlah risiko inflasi, yang perlu diwaspadai pada akhir tahun ini.

Di antaranya, kondisi El Nino, atau perubahan iklim ekstrim yang berpotensi menyebabkan kerawanan pangan di sejumlah kawasan di Indonesia.

Terutama kawasan sentra produksi beras, seperti di Pulau Jawa.

“Berdasarkan proyeksi BMKG, daerah Jawa dan sekitarnya berpotensi memasuki musim kemarau hingga akhir 2023.

Bahkan berpotensi baru berakhir pada Februari 2024,” ungkap dia.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved