Berita Tana Tidung Terkini

Kurikulum Fleksibel Bantu Puji Lestari Pulihkan Kemampuan Membaca Siswa di Tana Tidung

Kemendikbudristek dan Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia menemukan kurikulum fleksibel mendorong pemulihan pembelajaran dua kali lebih cepat

Editor: Sumarsono
IST/DOK Disdik Tana Tidung
Puji Lestari, guru kelas 1 SD Negeri Terpadu Unggul 2, Tana Tidung, Kaltara berbagi praktik baik pemulihan pembelajaran kepada guru madrasah se Jawa Timur di Surabaya Juni lalu. Puji adalah salah satu guru yang merasakan manfaat dari penggunaan kurikulum yang lebih fleksibel. 

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Studi terbaru Pusat Standar Kebijakan Pendidikan (PSKP) Kemendikbudristek dan Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) menemukan kurikulum yang fleksibel mendorong pemulihan pembelajaran dua kali lebih cepat dibanding kurikulum 2013.

Metode pembelajaran yang menggunakan asesmen diagnostik, pembelajaran berdiferensiasi, dan penyederhanaan kurikulum menitikberatkan pada kemampuan dasar esensial seperti literasi dan numerasi berkontribusi kepada pemulihan pembelajaran.

Salah seorang guru yang merasakan manfaat dari kurikulum fleksibel tersebut adalah Puji Lestari.

Ia adalah guru kelas 1 di SD Negeri Terpadu Unggulan 2, Tana Tidung, Kalimantan Utara (Kaltara).

Ia begitu bersemangat saat diminta bercerita tentang pengalamannya menghadapi pandemi Covid-19.

Puji tidak pernah bisa melupakan kendala yang dihadapi dalam pembelajaran selama masa pandemi Covid-19 pada bulan Maret 2020 itu.

Bagaimana tidak, setelah 13 tahun bekerja sebagai guru, baru kali itu Puji harus menjalankan pembelajaran dalam kondisi darurat.

Baca juga: Kemendikbudristek Puji Ketangguhan Kaltara Lakukan Percepatan Pemulihan Pembelajaran

Salah satu tantangan paling berat dirasakan di masa pandemi adalah meningkatkan kemampuan membaca siswa.

Jauh sebelum pandemi, rendahnya kemampuan membaca siswa SD sudah menjadi tantangan serius di Tana Tidung.

Survei kemampuan membaca yang dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Tidung bersama Program INOVASI -- program kemitraan antara Australia dan Indonesia pada 2020 menunjukkan, hanya 39 persen siswa kelas I SD yang mampu mengenali huruf, suku kata, dan kata.

Bahkan banyak siswa baru mengenal “huruf” dan “angka” untuk pertama kali setelah masuk sekolah.

Rendahnya kemampuan membaca diperparah dengan datangnya pandemi yang mengharuskan siswa belajar di rumah. Penutupan sekolah menyulitkan pembelajaran.

Sebelumnya, guru masih bisa membantu siswa kelas I yang kesulitan membaca dengan memberikan pelajaran membaca intens setiap hari dan pelajaran tambahan.

Puji Lestari, guru kelas 1 SD Negeri Terpadu Unggul 2, Tana Tidung, Kaltara berbagi praktik baik pemulihan pembelajaran kepada guru madrasah se Jawa Timur di Surabaya Juni lalu. Puji adalah salah satu guru yang merasakan manfaat dari penggunaan kurikulum yang lebih fleksibel.
Puji Lestari, guru kelas 1 SD Negeri Terpadu Unggul 2, Tana Tidung, Kaltara berbagi praktik baik pemulihan pembelajaran kepada guru madrasah se Jawa Timur di Surabaya Juni lalu. Puji adalah salah satu guru yang merasakan manfaat dari penggunaan kurikulum yang lebih fleksibel. (IST/DOK Disdik Tana Tidung)

Saat pandemi, kegiatan tersebut tidak bisa dilakukan lagi.

Kondisi ini menjadi keluhan Puji. Tiga belas tahun mengajar sebagai guru baru kali itu Ia merasa frustrasi. Menerima siswa baru saat situasi sekolah masih ditutup memberi Puji tiga masalah baru.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved