Berita Bulungan Terkini

Wujudkan Generasi Emas 2045, Psikolog Sebut, Pernikahan Dini Berdampak ke Lahirnya Anak Stunting

Menuju Generasi Emas 2045, dan upaya pencegahan stunting terus dilakukan di Bulungan kegiatan seminar dilaksanakan Dharma Wanita Persatuan Bulungan.

Penulis: Edy Nugroho | Editor: M Purnomo Susanto
HO / Prokopim_bulungan
Ilustrasi - Beberapa remaja mengikuti seminar pencegahan stunting yang dilangsungkan di Auditorium Universitas Kaltara, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Upaya pencegahan stunting terus dilakukan di Bulungan.

Tak hanya oleh Pemerintah Daerah, berbagai organisasi pun turut berperan dalam penanganan masalah balita yang mengalami kekurangan gizi kronis ini.

Seperti salah satunya yang diselenggarakan oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Bulungan.

Organisasi wanita yang beranggotakan para istri PNS ini menyelenggarakan seminar pencegahan stunting dan pengembangan potensi pola tumbuh kembang anak, dengan mengundang para siswa sekolah, mahasiswa dan orang tua siswa.

Baca juga: Pisah dari Kaltim dan Pandemi, APBD Bulungan Sempat Anjlok, Kini Terus Meningkat Jadi Rp 1,9 Triliun

Salah satu bahasan menarik adalah mengenai pencegahan pernikahan dini.

Dengan menghadirkan nara sumber, Arief Boedi, S.Psi, M.Psy (clin), MD, seorang Konsultan Pendidikan Anak, yang merupakan Psikolog Lulusan Seoul University Korea.

Lantas apa hubungan antara stunting dengan pernikahan dini?

Dalam penjelasannya, Arief Budi menyebutkan, saat melakukan sebuah pernikahan, perempuan yang masih berusia remaja secara psikologis belum matang.

Mereka bisa jadi belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kehamilan dan pola asuh anak yang baik dan benar.

Hubungan lainnya, para remaja masih membutuhkan gizi maksimal hingga usia 21 tahun.

Nah, jika mereka sudah menikah pada usia remaja tahun, misalnya 15 atau 16 tahun, maka tubuh ibu akan berebut gizi dengan bayi yang dikandungnya.

Jika nutrisi seorang ibu tidak mencukupi selama kehamilan, menurutnya, bayi akan lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan sangat berisiko terkena stunting.

Sementara itu, Ketua DWP Bulungan Lenny Marlina Risdianto mengatakan, kegiatan seminar ini merupakan bagian dari upaya percepatan penurunan stunting, menuju Generasi Emas 2045.

Sekaligus mendukung salah satu misi pembangunan di Kabupaten Bulungan, yaitu meningkatkan kualitas SDM yang sehat, cerdas, berkarakter dan berdaya saing.

Lenny mengungkapkan, angka prevalensi stunting di Bulungan pada 2022 di angka 18,9 persen kemudian hingga Agustus 2023 di angka 16 persen.

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved