Berita Malinau Terkini

Puluhan Remaja di Dataran Tinggi Apau Kayan Kaltara Gelar Simulasi Pilpres, Presiden Sudah Terpilih

Seratusan remaja di Desa Sungai Boh, dataran tinggi Apau Kayan, Kabupaten Malinau menggelar simulasi Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.

Editor: Sumarsono
HO
Taprof Bidang Ideologi Lemhanas RI, AM Putut Prabantoro memberikan pengarahan kepada dewan juri dalam menentukan pemenang acara debat presiden ala dataran tinggi Apau Kayan, Kabupaten Malinau, Kaltara. 

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Seratusan remaja di Desa Sungai Boh, dataran tinggi Apau Kayan, Kabupaten Malinau menggelar simulasi Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.

Pelaksanaan simulasi Pilpres 2024 di dataran tinggi Apau kayan ini lebih cepat dari jadwal yang sudah ditentukan Komisi Pemilihan Umum ( KPU ), yakni 14 Februari 2024.

Bertempat di kampung Agung Baru, Desa Sungai Boh, dataran tinggi Apau Kayan, Kabupaten Malinau pelaksanaan simulasi Pilpres 2024 berlangsung tertib dan lancar.

Perlu diketahui Apau Kayan meliputi, Kayan Hulu, Kayan Hilir, Kayan Selatan, Sungai Boh, Bahau Hulu dan Mentarang Hulu.

Daerah Kampung Agung Baru termasuk wilayah perbatasan Kalimantan Utara dan Malaysia.

Tidak mudah untuk menjangkau Kampung Agung Baru ini.

Baca juga: Pesan Taprof Lemhanas RI AM Putut Prabantoro: Jaga dan Jangan Jual Tanah Adatmu

Untuk mencapai kampung baru hasil pembukaan hutan pada tahun 2001 ini, harus menggunakan pesawat kecil berpenumpang 10 orang.

Mendarat di bandara Mahak. Anda mungkin tidak dapat membayangkan bandaranya.  Sangat kecil, berkerikil, dikelilingi hutan.

Selain itu, hanya ada satu rumah kayu untuk urusan timbang menimbang beban.

Ketidaktelitian dalam menimbang akan mengakibatkan fatal bagi perjalanan pesawat.

Para peserta Pilpres sangat antusias dalam mengikuti simulasi pemilihan capres yang diselenggarakan di kampun Agung Baru, Sungai Boh, Apau Kayan, Malinau, Kaltara.
Para peserta Pilpres sangat antusias dalam mengikuti simulasi pemilihan capres yang diselenggarakan di kampun Agung Baru, Sungai Boh, Apau Kayan, Malinau, Kaltara. (HO)

Dari bandara yang kecil ini, menyusuri jarak 10 kilometer masuk ke dalam kampung Agung Baru, dengan menggunakan mobil atau motor.

Kita harus melewati 4 jembatan rusak dan harus ekstra hati-hati untuk melewatinya.

Kejeblos dalam jembatan ini bisa berarti malapetaka bagi si pengemudi ataupun juga bagi penduduk kampung. 

Untuk memasuki kampung, mobil harus berhenti di tempat mulut jembatan gantung yang hanya untuk orang berjalan ataupun motor. 

Mereka hidup dari kemurahan hati hutan yang ada di sekitar perkampungan.

Baca juga: Lemhanas RI Minta Kadis di Pemkab Nunukan Sowan ke Kementerian/ Lembaga di Jakarta: Cari Anggaran

Itu adalah “supermarket“ yang menyediakan segala kebutuhan hidup orang sekitarnya.

Gratis tetapi dibutuhkan nyali besar dan ketahanan fisik untuk mendapatkannya.

Masyarakatnya sudah mengenal Listrik. Hanya saja, listrik genset yang bahan bakarnya dari Malaysia.

Listrik hidup pada saat matahari terbenam hingga sekitar pukul 21.00. Sinyal HP-pun menjadi barang mahal.

Ada satu menara, tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa menara ini menjual sinyal.

Di kampung ada yang menjual “sinyal” tetapi harus membeli kuota yang tidak murah.

Harga-harga yang relatif tinggi juga terjadi pada ayam broiler Rp150 ribu per ekor, semen Rp600 ribu per zak, solar Rp30 ribu per liter.

Taprof Bid. Ideologi Lemhannas RI, AM Putut Prabantoro (ketiga dari kiri), Dandim  0910 / Malinau Letkol Inf. Alisun dan isteri (keempat  dan kelima dari kiri) berfoto bersama serta anggota BABINSA di depan bandara yang sangat sederhana di Mahak, Sungai Boh, Malinau, Kaltara.
Taprof Bid. Ideologi Lemhannas RI, AM Putut Prabantoro (ketiga dari kiri), Dandim 0910 / Malinau Letkol Inf. Alisun dan isteri (keempat dan kelima dari kiri) berfoto bersama serta anggota BABINSA di depan bandara yang sangat sederhana di Mahak, Sungai Boh, Malinau, Kaltara. (HO)

Adalah AM Putut Prabantoro, pengajar (Taprof) Bidang Ideologi Lemhannas RI, yang memimpin Pilpres ala Kampung Agung Baru, Apau Kayan.

Putut hadir atas undangan panitia ulang tahun ke-25 Gereja Katolik St. Lukas, Apau Kayan.

Perayaan ulang tahun dipusatkan di Stasi St Maria Goreti, Agung Baru, Sungai Boh, Apau Kayan, Malainau.

Di simulasi Pilpres 2024 ini, capresnya ada 4 orang yang dipilih berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

Seratus orang muda itu dibagi dalam empat kelompok usia yakni 12 tahun, 13-15 tahun, 16-18 tahun, 19 tahun ke atas.

Pembagian ini dilatar belakangi usia dan pendidikan yang dijadikan satu.

Dalam simulasi tersebut, masing-masing kelompok memilih calon presiden sebagai keharusan serta wakil presiden dan juru bicara jika dimungkinkan.

Baca juga: Potensi Hutan Kayan Mentarang Paru-paru Dunia akan Dijaga untuk Kepentingan Masyarakat Malinau

Dan pemilihan ini capres itu berdasarkan musyawarah mufakat di antara para anggota kelompok.

Mereka, yang ditunjuk sebagai calon presiden, wakil presiden dan juru bicara dari kelompoknya, akan bertanggung jawab atas pemaparan jawaban dalam debat.

Pertanyaan dalam debat diajukan fasilitator, yakni AM Putut Prabantoro.

Menurut Putut Prabantoro, simulasi ini perlu dilakukan sebagai sarana pendidikan politik dan kepemimpinan dengan cara sederhana bagi remaja pemuda di Apau Kayan.

Sekalipun berasal dari tempat terpencil serta terisolir, para remaja pemuda ini kelak akan memimpin Indonesia pada saat memasuki tahun emas kemerdekaan pada tahun 2045.

Keseratus remaja pemuda ini secara serius mengikuti arahan.

Ada dua pertanyaan utama yang harus dijawab.

Pertama, apa yang akan dilakukan calon presiden tertunjuk dalam programnya terhadap Apau Kayan yang merupakan wilayah terisolir, minim SDM, dan minim fasilitas.

Program ini menyangkut ketertinggalan, mengatasi permasalahan anak-anak yang putus sekolah, yang semuanya bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat. 

Pertanyaan kedua, apa yang harus dilakukan Capres tertunjuk untuk memersiapkan para remajanya untuk menjadi pemimpin nasional pada tahun 2045.

Dalam arahannya, Putut Prabantoro menegaskan, anak muda perlu menyiapkan diri untuk bisa menjadi pemimpin masa depan.

Baca juga: Surat Suara Pilpres Tiba di Tarakan, Proses Penyortiran dan Pelipatan Dijadwalkan 15 Januari 2023

Mereka harus cerdas, berkarakter, visioner, disiplin dan tanggung jawab. Dan yang paling penting adalah percaya diri. 

Ide dalam mencari solusi inilah yang diharapkan dapat keluar dari kelompok.

Keterlibatan aktif para anggota kelompok merupakan tuntutan.

Mereka yang pasif dapat menjadi batu sandungan bagi kelompok meski memiliki Capres dan program yang hebat.

Pada akhir simulasi, kelompok usia 16-18 tahun ke luar sebagai pemenang.

Pemilihan pemenang ditentukan oleh 4 juri yang berasal dari masing-masing kelompok dan ditambah satu juri independen yang berasal dari luar yakni tokoh masyarakat.

“Jika tiap bulan secara konsisten, permainan seperti ini dilakukan, akan membuka wawasan bersama dari para remaja.

Belajar bisa dari banyak sumber, tetapi berlatih mengasah pikiran menjadi hal yang berbeda kalau dilakukan bersama-sama.

Kepercayaan diri meningkat, public speakingnya lancar, pola berpikirnya runtut dan runut, dan pemecahan masalah bersama tidak menjadi persoalan lagi.

Menutup acara simulasi, Putut Prabantoro kembali mengingatkan  bahwa hidup adalah anugerah.

Setiap pribadi tidak boleh menyesali hidup. Kaya atau pun miskin adalah anugerah yang harus disyukuri.

Begitu pun setiap orang tidak bisa memilih terlahir dari suku apa, siapa orang tuanya, dan tempat di mana lahir dan itu merupakan modal.

Oleh karenanya, tanah dan air harus dikuasai. Kekayaan itu tidak boleh dijual kepada pihak asing. Kekayaan alam harus dipelihara dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat. (*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved