Pesawat Hilang Kontak Ditemukan

Sempat Operasi di Bagian Kepala, Kondisi Pilot Smart Air Membaik, Hari Ini Diperbolehkan Pulang 

Setelah dirawat selama empat hari, kondisi Pilot pesawat perintis Smart Air Capt M Yusuf semakin membaik dan dokter perbolehkan pulang ke daerah asal.

|
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
dr Ronald, Sp.An-TI, FCTA, Kepala Bidang Pelayanan Medik dr.H.Jusuf SK saat diwawancarai awak media, Rabu (13/3/2024) pagi tadi 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN- Kondisi pasien Capt M Yusuf, Pilot pesawat perintis Smart Air terus berangsur membaik, usai dilakukan perawatan selama empat hari. Bahkan hari ini, berdasarkan keterangan dokter, sudah bisa menjalani rawat jalan.

Kondisi kesehatan Pilot Capt M Yusuf ini disampaikan dr.Ronald, Sp.An-TI, FCTA, Kepala Bidang Pelayanan Medik  RSUD dr  Jusuf SK Tarakan, Kalimantan Utara saat diwawancarai awak media, Rabu (13/3/2024).

Ronald menceritakan awal masuknya Capt M Yusuf di RSUD dr Jusuf SK. Pilot Smart Air tiba di rumah sakit, pukul 17.45 WITA, Minggu (10/3/2024) langsung ditangani dokter dan ditempatkan di Ruang Prioritas 1 (P1).

Pada saat pemeriksaan kesadaran pasien baik, Capt M Yusuf dapat berkomunikasi dengan lancar.

Selanjutnya dokter dan perawat melakukan pemeriksaan mulai dari cek laboratorium, rontgen dan CT scan kepala.

Pilot pesawat perintis PK SNE Smart Air, Capt MYusuf saat dievakuasi dari titik jatuhnya pesawat dan dibawa ke Tarakan. ISTIMEWA
Pilot pesawat perintis PK SNE Smart Air, Capt MYusuf saat dievakuasi dari titik jatuhnya pesawat dan dibawa ke Tarakan. ISTIMEWA (TRIBUNKALTARA.COM/ ISTIMEWA)

Baca juga: Selama Perawatan di Rumah Sakit, Pilot Pesawat Smart Air Dikawal Polisi, Begini Alasannya  

Dalam menangani pemeriksaan terhadap Capt M Yusuf ini diketuai oleh dokter bedah yang terdiri dari dokter bedah saraf dan dokter anastesi.

Hasil pemeriksaan laboratorium semuanya baik. Begitu pula hasil rontgen tidak ada patah tulang, Namun dari hasil CT Scan adanya perdarahan minimal dan ditemukan ada luka terbuka di kepala. Jadi diputuskan untuk dilakukan tindakan operasi hari itu juga.

Dengan adanya tindakan operasi, maka pasien harus puasa. Lalu pukul 21.00 WITA baru dilakukan tindakan operasi, dengan pembiusan umum, sampai akhirnya operasi berjalan lancar.

Setelah operasi, pasien kembali dilakukan observasi di ruang intensif care dan kondisi pasien setelah operasi dalam keadaan sadar dan stabil serta tidak memerlukan alat bantuan napas seperti ventilator.

Keesokan harinya, Senin 11 Maret 2024, pasien sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Kondisinya stabil dan sadar. Secara fisik juga demikian dalam kondisi baik.

Baca juga: Pilot Pesawat Jatuh di Binuang Krayan Ditemukan Selamat, Berikut Pernyataan Dandim 0910 Malinau

RSUD dr Jusuf SK dalam hal ini juga tidak hanya merawat secara fisik tetapi juga dari sisi pemulihan psikis korban yang mengalami trauma pasca kejadian.

Sehingga kondisi psikis juga turut ditangani dimana ada dokter psikiatri yang ikut merawat, karena lanjutnya, pasien yang mengalami trauma pasti akan perlu penanganan oleh dokter psikiatri. Sehingga lanjut dr.Ronald, pasien ditangani secara maksimal.

"Pagi ini saya baru dari sana kondisi stabil, pasien sadar baik, komunikasi lancar dan ada keluarganya mendampingi. Rencana hari ini sudah boleh dipulangkan, rawat jalan. Berikutnya nanti kontrol, rawat luka. Intinya sudah bisa rawat jalan," jelasnya.

Adapun rawat jalan lanjutnya, bisa juga dilaksanakan pasien di tempat domisili asalnya, Untuj  dokter bedah dan dokter bedah saraf memperbolehkan pasien pulang.

"Memang rencana hari ini pasien pulang. Jamnya kurang tahu persis," urainya.

Ia melanjutkan luka sendiri memang dalam kondisi terbuka di bagian kepala. Untuk mengurangi risiko infeksi, harus dibersihkan dan dijahit lukanya. "Lukanya terbuka, pasien beberapa hari di tempat kejadian, kemudian risiko infeksi tinggi sehingga harus dibersihkan dan dijahit," bebernya.

Ia menambahkan, pasien mengalami cedera kepala ringan. Untuk penyebab lukanya terkena apa ia tidak tahu.Kesadarannya pasien masih bagus. Komunikasi pasien sudah membaik. Secara psikis, pasien yang mengalami trauma pasca insiden memerlukan perawatan dokter psikiatri.

Lebih jauh ditanyakan dengan kondisi korban membaik di hari keempat, apakah sudah bisa naik pesawat jika benar hari ini berencana pulang? Ia menjelaskan bahwa kemarin sudah dikonsultasikan ke dokter psikiatri dan sudah berdiskusi dengan pasien dan keluarga pasien.

"Dari pasien sendiri mengatakan siap untuk pulang. Memang keluarganya juga menanyakan hal yang sama terkait penerbangan.

Tapi pasien bilang siap dan dari dokter psikiatri sudah mendapatkan terapi, kemarin pasien sudah dievaluasi secara mendetail oleh dokter psikiatri, sehingga bisa dinilai kondisi pasien," paparnya.

Ia melanjutkan lagi berkaitan rawat jalan, memang sudah ada indikasi bisa rawat jalan, apalagi pasien sudah stabil. Dari awal memang lanjutnya pasien kesadaran baik dan bergerak juga baik.

"Kemarin memang saat sampai di IGD penanganan secara holistik, jangan sampai ada yang kelewatan". Sebab luka yang terbuka jika tidak ditangani akan beresiko infeksi," jelasnya

Jika melihat pemberitaan, kondisi pesawat yang hancur, meski tak tahu seperti apa mekanisme jatuhnya pesawat, namun kondisi pasien ditemukan masih stabil.

"Cedera kepala ringan, sadar baik, bisa komunikasi, bisa ceritakan kejadian saat dia di hutan. Menurut saya ini amazing," akunya.

Namun lanjutnya pasien untuk saat ini masih dalam observasi dan sebaiknya tidak dilakukan pengulangan pertanyaan terkait kejadian karena secara psikis masih ada trauma.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved