Opini

Hindari Mahar Politik, Pilih Jalur Independen

Jelang Pilkada Samarinda, Andi Harun incar kursi Wali Kota lagi di jalur independen, padahal sejatinya ia merupakan Ketua DPD Gerindra Kaltim.

|
Editor: Amiruddin
DOK
Sumarsono, Pemimpin Redaksi TribunKaltara.com 

Oleh: Sumarsono, Pemimpin Redaksi TribunKaltara.com

TRIBUNKALTARA.COM - PUBLIK mungkin kaget ketika mengetahui Andi Harun mendaftarkan diri sebagai Bakal Calon Wali Kota Samarinda 2024 melalu jalur independen ke KPU Kota Samarinda.

Dan, itu dilakukan menjelang batas akhir pencalonan kepala daerah jalur independen, pada Minggu 13 Mei 2024, malam.

Menariknya lagi, Andi Harun mencalonkan diri langsung berpasangan dengan Syaparuddin yang merupakan Ketua Tim Wali Kota untuk Akselerasi Pembangunan (TWAP) Kota Samarinda.

Pertanyaan publik pun muncul, apakah keputusan Andi Harun - Syaparuddin maju di Pilkada Samarinda melalui jalur independen ini serius atau hanya menguji seberapa besar dukungan masyarakat Samarinda.

Melalui perwakilan tim pemenangan Andi Harun - Syaparuddin, sedikitnya 48.984 surat dukungan dari 10 kecamatan di Kota Samarinda sudah diserahkan ke KPU.

Untuk mengumpulkan puluhan ribu surat dukungan disertai fotokopi dari warga tentu tidak mudah.

Seperti diketahui, Andi Harun merupakan Ketua DPD Partai Gerindra Kalimantan Timur saat ini menjabat Wali Kota Samarinda dengan tingkat kepuasan publik saat ini di atas 90 persen (hasil survei LSI Denny JA, red).

Artinya tanpa harus susah payah mengumpulkan surat dukungan dan KTP, tiket perahu partai politik, yakni Partai Gerindra untuk maju Pilkada Samarinda sudah di tangan.

Kalau toh harus koalisi dengan partai lain, bagi Andi Harun yang memiliki tingkat elektabilitas tinggi tentu tidak sulit. Mengapa harus jalur independen yang dipilih?

Apakah selain menguji seberapa besar dukungan masyarakat Samarinda, soal mahalnya mahar politik ke partai politik juga menjadi alasan.

Baca juga: Andi Harun tak Ada Lawan di Pilkada Samarinda, Survei LSI Denny JA: Elektabilitas di Atas 90 Persen

Langkah berbeda justru dilakukan pasangan Isran Noor - Hadi Mulyadi yang di awal akan maju di Pilgub Kaltim lewat jalur independen (perseorangan), namun belakangan justru sibuk mendaftar sebagai bakal calon kepala daerah di beberapa partai politik.

Artikel ini, penulis mencoba mengulik untung dan ruginya maju di Pemilihan Kepala Daerah ( Pilkada ) melalui jalur independen dan partai politik.

Sudah menjadi rahasia umum, biaya politik untuk maju dalam Pilkada lewat partai politik di Indonesia terkenal mahal.

Sebut saja biaya pendaftaran dan sumbangan atau istilahnya mahat politik.

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

BERSAMA RAMADAN DI ERA DIGITAL

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved