Ibu Kota Nusantara

Rocky Gerung Kritik Proyek IKN Nusantara, Sebut Terkendala APBN, Bukan Oposisi: Ini Proyek Jokowi

Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) bukan suatu proyek yang tidak jadi terbangun, melainkan dari awal, tidak ada ide atas perpindahan IKN.

|
Editor: Sumarsono
HO
Rocky Gerung yang dikenal sebagai Presiden Akal Sehat bersama Rektor Uniba Dr Isradi Zainal usai diskusi terkait pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kampus Uniba. 

TRIBUNKALTARA.COM, BALIKPAPAN - Pembangunan  Ibu Kota Nusantara atau IKN di Sepaku, Kalimantan Timur masih menjadi sorotan serta menuai pro dan kontra dari sebagian masyarakat.

Terutama menyangkut pembiayaan yang hingga kini masih didominasi Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara ( APBN ) dan investor lokal nasional.

Seperti terungkap dalam Talkshow Tribun Kaltim bertajuk Re-start Akal Sehat, Jumat (14/6/2024)  menghadirkan narasumber pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung.

Menurut Rocky Gerung, pembangunan IKN berdasar pada ketidakmampuan APBN. Dalam artian mengalami keterbatasan anggaran.

"Semua proyek pembangunan penghalangnya bukan oposisi, penghalangnya APBN. Semua proyek adalah ambisi politik, semua ambisi politik dibatasi APBN," kata Rocky Gerung.

Ia menyebut, misalnya 60 persen APBN sudah habis untuk digunakan kegiatan rutin, dan tersisa 40 persen.

Kemudian 40 persen dibagi untuk IKN dan lain sebagainya, maka sudah mengalami defisit. 

Penampaan Istana Negara yang berada di Ibu Kota Nusantara (IKN), Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Saat ini progres pembangunan sudah 80 persen, dan Presiden Jokowi menargetkan Juli 2024 sudah mulai berkantor di IKN.// ARY NINDITA
Penampaan Istana Negara yang berada di Ibu Kota Nusantara (IKN), Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Saat ini progres pembangunan sudah 80 persen, dan Presiden Jokowi menargetkan Juli 2024 sudah mulai berkantor di IKN.// ARY NINDITA (Tribun Kaltim)

"Kalau ekonomi tumbuh 78 atau 90 persen artinya ada APBN yang turun di situ. Tapi di kita tidak terlihat itu. Kita perlu Rp3.500 triliun, sedangkan pendapatan kita cuma Rp1.800 triliun," bebernya.

Rocky Gerung beranggapan, seandainya APBN difokuskan untuk pembangunan IKN, maka pembangunan IKN bisa saja dibangun dalam dua semester atau dengan sistem multiyears.

"Semua hal yang masuk akal secara konseptual sudah diuji di dalam modelling dengan metodologi.

Sekarang dipindahkan ke dalam proyek, proyek perlu uang, dan uang batasnya adalah pilih meningkatkan cara kita berpikir atau jadi tempat untuk orang liburan dan lain-lain," ulasnya.

Baca juga: Warga Sepaku Resah, 294 Bangunan Miliknya Bakal Tergusur Proyek IKN, Otorita Tawarkan Dua Opsi

Dia menekankan, pendapat dan kritikannya bukan merujuk persoalan pesimis atau optimistis terhadap pembangunan IKN, melainkan juga terkait analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) di wilayah IKN.

"Karena bagaimana mungkin membangun sesuatu yang tidak Amdal? Akibatnya sekarang kita lihat.

Pak Jokowi bilang nanti kita gali air tanah, yang ketemu batubara. Kemudian dia mau supaya air itu dihidupkan dengan sirkulasi normal, begitu ditemukan sirkulasinya, gas yang keluar," terangnya.

Sehingga Rocky Gerung menyebut, IKN bukan suatu proyek yang tidak jadi terbangun, melainkan dari awal, tidak ada ide atas perpindahan IKN.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved