Berita Tana Tidung Terkini

Inilah Bentuk-bentuk Kekerasan Menurut Diahleni PPPA Tana Tidung

Sering kali kita melihat atau mendengar terjadinya kasus kekersan di sekitar kita, baik itu yang dilakukan dengan sadar ataupun tanpa sadar.

Penulis: Rismayanti | Editor: Sumarsono
Tribun Kaltara
Diahleni, staf PPPA Tana Tidung menjelaskan bentuk kekerasan yang sering terjadi di sekitar. (TribunKaltara.com/Rismayanti) 

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Sering kali kita melihat atau mendengar terjadinya kasus kekersan di sekitar kita, baik itu yang dilakukan dengan sadar ataupun tanpa sadar.

Ternyata, bentuk kekerasan tidak selalu dalam bentuk fisik seperti pukulan, tamparan, cubitan dan sebagainya, tapi juga bisa dalam bentuk psikis.

Staf PPPA Tana Tidung, Diahleni menjelaskan kepada TribunKaltara.com, Jumat (12/7/2024) terkait kekerasan yang umum terjadi.

"Kekerasan ini kan segala tindakan atau perilaku yang dapat mengakibatkan kerugian terhadap pihak lain yang menimbulkan rasa sakit atau trauma," jelas Diahleni.

Ia juga menyebutkan kekerasan sendiri terbagi kedalam beberapa jenis, dan bukan hanya dalam bentuk fisik.

Baca juga: Seorang Pria di Malinau Kaltara Lakukan Kekerasan Seksual, Paksa Istri Rekannya Hubungan Intim  

"Kekerasan ini juga ada dalam bentuk fisik, kekerasan mental, kekerasan verbal, penelantaran dan kekerasan seksual," sebutnya

Mirisnya, ternyata seringkali pelaku tidak menyadari bahwa dirinya telah melakukan kekerasan.

"Beberapa kekerasan ini terkadang tidak kita sadari kalau itu terjadi di kita baik sebagai korban atau pelaku," ujar Diahleni.

"Makanya kadang orang tua sudah cubit anaknya tapi ngakunya itu untuk menertibkan saja," sambungnya.

Menurut Diahleni, yang paling sering mengalami kekerasa tanpa disadari ini adalah anak karena mudah memaafkan.

"Hal seperti ini lebih banyak terjadi pada anak, karena anak itu manusia paling pemaaf sebetulnya, apapun yang ibunya lakukan dia akan balik lagi cari ibunya," ucapnya.

Baca juga: Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Tana Tidung Meningkat, Ada 6 Kasus di Tahun 2024

Hal ini dapat terjadi karena pola asuh orangtua yang kurang tepat sehingga dapat menimbulkan tindak kekerasan.

"Kalau itu terjadi sebetulnya kembali lagi pada pola asuh orang tuanya bagaimana melakukan pengasuhan terhadap anak supaya tidak terjadi hal-hal yang ekstrim," terangnya.

Dialeni juga mengatakan, kekerasan pada anak pasti ada meskipun bukan dalam bentuk fisik.

"Kalau dibilang tidak ada kekerasan itu tidak mungkin, minimal kekerasan secara verbal membentak anak atau ngomong kasar ke anak," katanya.

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved