Berita Tarakan Terkini
BPJS Ketenagakerjaan Sebut Almarhumah Husnul Tidak Masuk Data: Terdaftar Terima Santunan Rp42 Juta
Pihak BPJS Ketenagakerjaan Kaltara mengungkapkan, almarhumah Husnul Khotimah tidak masuk data, jika terdaftar bisa terima santunan kematian Rp42 juta.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTARA.COM,TARAKAN – Pihak BPJS Ketenagakerjaan Kaltara mengungkapkan, almarhumah Husnul Khotimah tidak masuk data, jika terdaftar bisa terima santunan kematian Rp42 juta.
Kepala Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Tarakan Masbuki kepada mengatakan, pencairan jaminan kematian diberikan kepada peserta aktif yang terdaftarkan oleh perusahaan pemberi kerja.
Menurut Masbuki, sepanjang perusahaan belum mendaftarkan maka BPJS Ketenagakerjaan tidak bisa memberikan santunan kematian kepada ahli waris.
“Harapannya ke depan tidak ada lagi perusahaan yang tidak mendaftarkan pekerjanya menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan,” jelasnya.
Hal ini didukung dalam Perpres 109, PP Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian.
Baca juga: Gaji Pekerja akan Dipotong Lagi untuk Program Pensiun Tambahan, Selain JHT dan BPJS Ketenagakerjaan
Ada juga PP Nomor 45 tentang Jaminan Pensiun dan PP Nomor 46 tentang Penyelenggaraan Jaminan Hari Tua, dimana setiap orang termasuk orang asing, perusahaan wajib mendaftarkan pekerjanya menjadi peserta program jaminan sosial ketenagakerjaan.
“Untuk laporan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP), yang bersangkutan menurut catatan kami tidak ada nama tersebut ( Husnul Khatimah ) dalam data base kami.
Karena tidak terdaftar tak dapat jaminan santunan kematian,” jelasnya.
Sebagaimana aturan tertuang, jika peserta aktif dan peserta tersebut aktif membayarkan iuran maka nanti akan mendapatkan haknya.
Jika menunggak, maka harus diselesaikan terlebih dahulu tunggakannya baru dibayarkan.
“Untuk meninggal dunia, ada santunan sebesar Rp42 juta. Kalau kecelakaan kerja, misalkan dia meninggal dunia karena kecelakaan kerja itu 48 kali upah yang dilaporkan.
Kalau dia tidak meninggal, ada pengobatan sampai sembuh oleh negara melalui BPJS Ketenagakerjaan,” tegasnya.
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Resmi Merilis Laporan Kinerja Tahun 2023, Ini Dia Prestasinya
Masbuki mengatakan, terkait status seseorang memiliki riwayat BPJS PBI, ia menegaskan bahwa urusan PBI bukan menjadi kewenangan BPJS Ketenagakerjaan.
“Saat ini kami tidak ada PBI APBN. Kalau dari Dinsos sampaikan itu terkait BPJS PBI Kesehatan. Bukan PBI Ketenagakerjaan,” jelasnya.
Lebih jauh Masbuki menambahkan, jaminan sosial baik ketenagakerjaan atau kesehatan, jika calon peserta sudah mendaftar dan membayar iuran pertama di bulan tersebut, maka perlindungan jaminan sosialnya sudah berlaku sejak pembayaran iuran pertama.
Dan bila terjadi risiko kecelakaan atau meninggal, besoknya sudah bisa dibayarkan santunannya. Tidak harus menunggu sampai 1,5 tahun.
Ditanya mengenai untuk kepesertaan dari PT SKA yang mengklaim 98 persen sudah terdaftar sebagai peserta, ia menyatakan database di BPJS Ketenagakerjaan untuk semua pekerja tetap sudah terdaftar secara keseluruhan.
Baca juga: Hingga Juli 2024 BPJS Ketenagakerjaan Tarakan dan Jajaran Bayarkan Klaim Rp 113,7 Miliar
“Kalau di data kami, pekerja tetap sudah terdaftar seluruhnya, hanya saja pekerja borongan yang belum semua terdaftar,” ujarnya.
Sebelumnya juga sudah disampaikan dalam RDP, kendala pesertanya yang belum memberikan data KTP untuk didaftarkan karena takut PBI nya takut dicabut.
Ke depan dari BPJS Ketenagakerjaan akan lebih aktif lagi menyasar perusahaan-perusahaan yang mempunyai pekerja borongan atau musiman atau pekerja waktu tertentu agar seluruhnya terdaftar.
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Launching Perda Nomor 11 Tahun 2024, Harap Turunkan Angka Kemiskinan Ekstrem
“Dan tentunya butuh dukungan dari semua pihak baik dinas tenaga kerja dan perusahaan,” terangnya.
Masbuki menegaskan kembali bahwa sepanjang perusahaan belum mendaftarkan maka BPJS Ketenagakerjaan tidak dapat membayar santunan.
Tugas dan wewenang BPJS Ketenagakerjaan, menerima dan mendaftarkan peserta, mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja. Kemudian mengolah dana tupoksi pusat dan bukan kewenangan BPJS Ketenagakerjaan di kantor cabang.
Masbukdi menyebutkan dalam pertemuan RDP, peserta BPJS Ketenagakerjaan sampai September 2024 yang sudah terdaftar se-Kaltara 294.501 ribu.
Terdiri dari sektor penerima upah, sektor bukan penerima upah. Data BPJS juga sudah mencapai 75 persen. (*)
Status Bandara Juwata Tarakan Dikembalikan Jadi Bandara Internasional, Ditetapkan Kemenhub |
![]() |
---|
Warga Tarakan Bersyukur Ada Pemutihan Pajak Kendaraan, Akui 4 Tahun Tak Bayar karena Kondisi Ekonomi |
![]() |
---|
Pemutihan Pajak Kendaraan Dimulai 1 Agustus-30 September 2025, Ada Diskon 10 hingga 25 Persen |
![]() |
---|
Predikat KLA Pratama Malinau Kaltara, Peran 2P Forum Anak untuk Kawal Pemenuhan Hak |
![]() |
---|
Sambut HUT RI, Gunung Lingkas Tarakan Gelar 16 Lomba, Voli dan Tarik Tambang Paling Digemari Warga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.