Berita Tarakan Terkini

Antisipasi Gempa dan Tsunami, BPBD Tarakan Beri Edukasi Cara Selamatkan Diri, Ini Titik Evakuasinya

Dalam antisipasi terjadinya bencana seperti gempa, tsunami dan longsor, BPBD Tarakan menyasar ke sekolah untuk beri edukasi dan sosialisasi.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Kepala BPBD Tarakan, Yonsep. 

TRIBUNKALTARA.COM,TARAKAN- Antisipasi terjadinya bencana gempa, tsunami dan longsor di Tarakan, Kalimantan Utara,  BPBD Tarakan menyiapkan langkah mitigasi. Salah satunya sosialisasi dan edukasi penyelamatan diri termasuk persiapan titik evakuasi di kecamatan yang ada di Tarakan.

Dikatakan Yonsep, Kepala BPBD Tarakan berkaitan mitigasi, BPBD Tarakan tentunya sudah menyiapkan.  Di antaranya kegiatan pelatihan dan rekon mitigasi jika terjadi gempa. Untuk gempa  tidak bisa diprediksi kapan terjadi, meskipun begitu gempa bisa saja terjadi apalagi Tarakan  dilalui patahan atau sesar Tarakan. Oleh karena itu, sosialisasi dan edukasi gempa dan cara menyelamatkan diri telah dilakukan BPBD Tarakan dengan menyasar ke sekolah. 

“Tujuannya, setiap orang bertanggung jawab atas dirinya sendiri apabila terjadi gempa, dia selamatkan dirinya dulu. Kalau dia selamat dimungkinkan menyelamatkan orang lain. Selama ini BPBD sudah keliling walaupun belum semua,” paparnya.

Kegiatan sosialisasi dan edukasi gempa telah dimulai sejak tahun 2023. Hal ini dilakukan karena Tarakan memiliki sesar aktif. Namun pihaknya meminta masyarakat jangan panik dan takut. 

Baca juga: Persiapkan Mitigasi, Kepala BPBD Tarakan Sebut Ada Penyamaan Persepsi Antisipasi Gempa dan Tsunami

Yang perlu dipersiapkan adalah melengkapi pengetahuan tentang mitigasi jika terjadi gempa.

“Susulan gempa pertama ambruknya bangunan, kedua bisa terjadi longsor dan ketiga, bisa terjadi tsunami. Tapi berdasarkan kajian kami, tsunami sangat kecil kemungkinan terjadi. Yang paling utama itu kerusakan pada bangunan infrastruktur yang ada,” paparnya.

Kemudian dari sisi kemungkinan longsor terjadi karena kontur tanah berpasir. Itu yang paling utama dan sudah kerap disampaikan dalam setiap pelatihan untuk mengantisipasi ketika gempa terjadi.

“Tarakan itu sebenarnya sudah terjadi dulu 2015 gempa, beberapa bangunan di sekitar pantai mungkin ada sekitar 11 bangunan dulunya sempat roboh, dan itu membuat bangunan pemerintah dan swasta retak. Itu baru sekitar 5,4 SR dan itu terjadi malam dan terjadi juga di pagi hari,” paparnya.

Sehingga lanjutnya tentu ada kajian terhadap kondisi ini dan masyarakat harus sering-sering meng-update informasi saat terjadi gempa di Kota Tarakan. Ia melanjutkan Tarakan bukannya tidak nyaman dana man, yang terpenting masyarakat tidak resah terhadap informasi gempa.

Penampakan gedung di Tarakan 02102024
Penampakan gedung di Tarakan, Kalimantan Utara dari kantor BMKG Kota Tarakan.

Semenrara itu, untuk  titik evakuasi  jika terjadi bencana  gempa dan tsunami, salah satunya di sekitar atau kawasan tak jauh dari Universitas Borneo Tarakan (UBT) di Kecamatan Tarakan Timur.

Ada  pula di wilayah Gunung SelatanKecamatan Tarakan Tengah, Bukit Tengkorak di  Kecamatan Tarakan Utara

“Ada plank di sana. Jadi kami punya peta titik kumpul sudah disiapkan.Kalau  ada bencan tak diinginkan diarahkan evakuasi ke sana. Kalau persiapan kita terhadap itu tentu tak sebaik daerah lain misalnya infrastruktur kita belum bangun selter,” jelasnya.

Tempat berkumpulnya orang pada saat terjadi bencana, saat ini masih diandalkan tenda. Sebenarnya diusulkan juga ke depan membentuk selter untuk penanganan kebencanaan. Di zaman Wali Kota Tarakan, dr Khairul, M.Kes, lokasi diusulkan  ke arah menuju Dinkes Tarakan karena lahan di sana masih luas.

“Kedua harus dicari tempat lebih representatif lagi kalau memang mau ya di wilayah tempat lebih tinggi. Di Juata mungkin bisa. Di Tarakan tidak ada tempat lebih tinggi selain Juata dan Gunung Selatan, dan Gunung Selatan tidak bisa diapa-apain karena kawasan hutan lindung,” jelasnya.

Selain mitigasi, disinggung simulasi, Yonsep menjelaskan bahwa untuk simulasi tidak mudah dilakukan melibatkan stakeholders.Namun selama ini antara stakeholders sudah ada pertemuan dan dalam waktu dekat akan membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) Kota. TRC berfungsi memanfaatkan semua potensi  dan sudah diinventarisir infrastruktur yang dimiliki Polres, Kodim, Basarnas, Lanud, Lantamal. 

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved