Opini
QRIS dan Masa Depan Transaksi: Pembayaran Digital di Indonesia
Sistem pembayaran adalah suatu mekanisme yang digunakan untuk membayar suatu barang atau jasa, berupa transfer bank, kartu kredit, uang tunai, dll.
Salah satunya adalah masih adanya biaya tambahan pada transaksi menggunakan kartu kredit dan masih terbatasnya akses ke infrastruktur pembayaran digital di daerah-daerah terpencil di Indonesia.
Oleh karena itu, Bank Indonesia perlu terus memperhatikan kebutuhan masyarakat dan terus melakukan pengembangan dan inovasi sistem pembayaran di Indonesia agar dapat memberikan kemudahan dan keamanan dalam melakukan transaksi pembayaran bagi masyarakat Indonesia.
Selain itu, penting juga bagi Bank Indonesia untuk bekerja sama dengan seluruh pihak terkait, termasuk perusahaan fintech dan perbankan, untuk mendorong pengembangan sistem pembayaran yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Sistem pembayaran QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), Bank Indonesia menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi pembayaran.
Namun, penggunaan QRIS juga menghadapi beberapa tantangan, diantaranya:
1. Tingkat pemahaman masyarakat yang masih kurang: Tidak semua masyarakat di Indonesia memahami bagaimana cara menggunakan QRIS dalam melakukan transaksi pembayaran.
Sehingga, masih diperlukan sosialisasi dan edukasi dari Bank Indonesia dan pihak-pihak terkait untuk memperkenalkan penggunaan QRIS kepada masyarakat.
2. Keterbatasan infrastruktur dan teknologi: QRIS hanya dapat digunakan dengan aplikasi pembayaran digital yang mendukung fitur QRIS.
Baca juga: Dukung Digitalisasi UMKM, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltara Resmi Rilis Empat Pasar Siap QRIS
Namun, di beberapa daerah di Indonesia, akses internet dan teknologi mungkin tidak mumpuni, sehingga penggunaan QRIS menjadi sulit dan tidak efektif di beberapa lokasi.
3. Masalah keamanan dan privasi: QRIS membutuhkan akses ke data yang sensitif seperti nomor telepon dan email pengguna.
Hal ini dapat menimbulkan risiko keamanan dan privasi yang mempengaruhi penggunaan QRIS. Oleh karena itu, perlu ada pengamanan dan peraturan yang tepat untuk melindungi data pengguna.
4. Biaya transaksi yang lebih tinggi: Beberapa pedagang mengeluhkan biaya tambahan yang harus dibayar ketika menggunakan QRIS.
Hal ini karena pedagang harus membayar komisi pada masing-masing aplikasi pembayaran digital yang mereka gunakan untuk mengakses QRIS.
Oleh karena itu, Bank Indonesia dan pihak terkait perlu terus memperbaiki infrastruktur dan memperkenalkan QRIS secara aktif kepada masyarakat.
Selain itu, konsistensi aturan dan pengamanan data pengguna juga perlu ditingkatkan untuk meningkatkan penggunaan QRIS dengan aman dan efektif.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/ana-politek.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.