Berita Tarakan Terkini

KUPS  Agroforestry-Gapoktanhut Sulap Limbah Kelautan dan Perikanan jadi Pakan Ikan dan Ternak

Banyaknya limbah kelautan dan perikanan di Tarakan membuat KUPS  Agroforestry-Gapoktanhut Lestari Gunung Selatan bikin pakan ikan dan ternak.

|
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Tampak produksi pakan ikan atau pelet saat dijemur dan sisa finishing pengemasan sebelum didistribusikan ke kolam ikan termasuk siap dipasarkan ke mitra. Lokasi pembuatan berada di Gunung Selatan Kelurahan Kampung Satu, Tarakan, Kalimantan Utara. 

Artinya secara tidak langsung,ini berkaitan dengan wilayah kelola UPTD KPH Tarakan Dinas Kehutanan Provinsi Kaltara.

Kelompok ini sendiri beranggotakan 30 orang. Kelompok besar bernama Gabungan Kelompok Tani Hutan (Gapoktanhut) Lestari Gunung Selatan.

Kemudian di bawah Gapoktan terbagi Kelompok Usaha Perhutanan Sosial dengan masing-masing jenis usaha. 

"Ada yang Ekowisata, ada yang Silvofishery Rumah Produksi Pembuatan Pakan Ikan Zero Waste, ada yang Waste Management-Silvofishery Budidaya Ikan Silvolestari ada juga agroferestry. Jadi banyak unit usahanya," terangnya.

Terpisah, Muhammad  Fauzan Ridwan, CSR Officer PT Pertamina Patra Niaga Fuel Tarakan mengungkapkan bahwa sebenarnya program CSR sudah berjalan di tahun kedua.

Tahun pertama fokus di pembuatan pakan ikan mandiri. Dan terintegrasi dengan pengolahan limbah.

"Dan kemarin pas pembuatan ada permintaan 1 ton KPH. Sebenarnya pakan ikan ini masih tahap uji coba pakan  untuk ikan nila karena nila misalnya butuh protein sesuai standar beda dengan pakan ternak," ungkapnya.

Begitu juga untuk pakan lele, sehingga kelompok lainnya untuk budidaya ikan juga sembari dipersiapkan lokasinya.

Dan kolam yang berada kurang lebih 100 meter dari pembuatan pakan ikan menjadi demplot untuk pembibitan pakan ikan dan akan ditebar ke kelompok lain untuk pembesaran.

"Jadi memang kelompok budidaya kesulitan pakan ikan harga pakan tergolong tinggi. Riset sampai angka Rp450 ribu per karung isi 30 kg," ujarnya.

Sehingga ini juga menjadi alasan pakan ikan sudah seharusnya diproduksi sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan limbah perusahaan termasuk bekerja sama dengan UBT, KPH Tarakan

"Pengolahan limbah jadi solusi bagi kelompok dan bisa menjangkau juga peternak dan petani lokal. Pelet yang dihasilkan bisa untuk peternak babi juga tidak hanya di kalangan petambak," ujarnya.

Ia membenarkan bahan baku limbah dari perusahaan dan produksi binaan batari. Dan dijadikan tepung protein dan pelet dan menjadi pakan ternak.

"Kami baru distribusikan ke budidaya ikan karena ini program utama. Ada ikan nila dan gurame, ini yang paling mudah dibudidaya. Kami masih tahap demploting," tukasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

 

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved