Demam Berdarah di IKN

Puluhan Pekerja Proyek IKN Terkena DBD, Angka Kasus Demam Berdarah di PPU Tertinggi Kedua Nasional

Puluhan pekerja di Ibu Kota Nusantara (IKN) berjibaku melawan Demam Berdarah Dengue (DBD), angka kasus demam berdarah di PPU tertinggi kedua nasional

|
Editor: Sumarsono
Tribun Kaltim
Puluhan pekerja proyek di Ibu Kota Nusantara ( IKN ) berjibaku melawan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Mereka sebagian dirawat di RSUD Kecematan Sepaku, Penajam Paser Utara. 

Ia menambahkan RSUD Sepaku belum memiliki fasilitas yang cukup atau masih banyak kekurangan namun pihak tetap akan memisahkan para pasien yang yang dikategori dapat menular.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, dr. Jaya Mualimin juga membenarkan adanya tren peningkatan DBD di Kecamatan Sepaku, PPU.

Kendati demikian pihaknya mengapresiasi sebab Dinkes PPU telah melakukan penanganan dengan baik sehingga Case Fatality Rate (CFR) atau tingkat kematian karena DBD lebih rendah.

"Memang kasus terjangkit DBD meningkat. Tapi CFR-nya hanya 0,18 persen, di bawah 0,5 persen. Artinya penanganannya baik," kata dr. Jaya saat dikonfirmasi Tribunkaltim.co, Jumat (1/11).

Namun ungkapnya, sebenarnya peningkatan DBD karena gigitan nyamuk aedes aegypti di sepanjang 2024 ini tidak hanya terjadi di PPU, melainkan se-Kalimantan Timur.

Baca juga: Dinkes Nunukan Catat Peningkatan Kasus DBD di Kabudaya selama Maret 2024: 2 Pasien Meninggal Dunia

Dinkes Kaltim mencatat, sepanjang 2023 lalu terjadi 6.000 kasus DBD.  Namun tahun ini, baru memasuki November kasus DBD di 2024 sudah hampir menyentuh angka 8.000.

"Tapi kita berhasil menurunkan CFR-nya (tingkat kematian karena DBD). Tahun lalu (2023) 0,38 persen. Tahun ini kita bisa tekan sampai 0,23 persen. Semoga tidak meningkat lagi," ungkapnya.

Menurut dr Jaya Mualimin pemicu DBD karena musim bahwa sepanjang 2024 ini Kaltim dilanda curah hujan yang cukup tinggi.

Hal itu memberi ruang bagi nyamuk dengan ciri khas corak hitam putih itu leluasa berkembang biak.

Terlebih terkhusus daerah PPU kini menjadi area pembangunan IKN yang memungkinkan cukup meningkatnya tempat bertelur nyamuk aedes aegypti.

"Nyamuk pembawa virus dengue ini hanya membutuhkan 10-14 hari dari bertelur sampai menjadi dewasa.

Dengan musim penghujan yang belum berhenti dan pembangunan di IKN maka ruang berkembang biak mereka semakin terbuka," bebernya. (gre/ave)

Baca berita Tribun Kaltara terkini di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved