Demam Berdarah di IKN

Kisah Pekerja IKN Terpapar DBD: 16 Orang Sekamar Tumbang, Pasien di RSKD Sepaku Sudah Dipulangkan

Kisah pekerja proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN) terpapar demam berdarah, 16 orang sekamar tumbang, semua pasien di RSUD Sepaku sudah dipulangkan

Editor: Sumarsono
Tribun Kaltim
Kawasan Hunian Pekerja Konstruksi (HPK), tempat tinggal para pekerja proyek di IKN, Sepaku, Kalimantan Timur. Kisah pekerja proyek di Ibu Kota Nusantara terpapar demam berdarah, 16 orang sekamar tumbang bergantian. 

Sebagaimana diketahui, Kabupaten Penajam Paser Utara terdeteksi menempati urutan kedua nasional Incident Rate DBD

Data tersebut diperoleh dari data resmi yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI periode 18 Oktober 2024. 

Dari kisah Sohibul, diketahui bahwa kasus DBD di kawasan IKN sudah berlangsung sejak lama, setidaknya Juni-Juli 2024, kasus DBD sudah banyak ditemukan di sejumlah pekerja IKN.

“Jadi kami kena itu sekira bulan Juni atau Juli 2024. Sebelum dan sesudah itu, sampai sekarang ada saja pekerja yang terkena,” imbuhnya.

Menurut Sohibul, keluhan pekerja seperti dirinya rata rata memang demam tinggi dan lemas serta perut mual. 

Ketika diperiksa ke klinik, diagnosa dokter rata-rata memang demam berdarah.

Diakui Sohibul, berada satu kamar berukuran 6 kali 6 dengan 8 ranjang tingkat mereka harus berdamai dengan keadaan. 

Pola hidup bersih tak bisa diseragamkan lantaran ada 16 orang yang tidur satu kamar yang masing-masing berbeda keinginan.

“Beginilah situasinya, ini masih untung seisi kamar ini berasal dari kampung yang sama. Di tower lain ada yang campur dengan pekerja beda perusahaan yang bahkan tak saling kenal. Ya situasinya tentu beda dengan kami yang satu kampung,” ujarnya. 

Rangga, teman sekamar Sohibul yang kebetulan masih bujang membenarkan keterangan Sohibul. Terkadang kalau sudah malam, mereka menjadi sulit tidur.

Baca juga: Anggota Dewan Ingatkan Bahaya DBD Ancam Masyarakat Kaltim, Desak Pemprov Upayakan Pencegahan Dini

”Pertama merokok di kamar adalah hal yang biasa. Selain itu karena tidak ada hiburan, terkadang kami begadang sampai pagi untuk main game. 

Jadi suasananya kalau malam justru ramai sehingga sulit tidur,” imbuh Rangga. 

Bekerja seharian dengan kondisi badan tidak fit, ditambah dengan begadang menurut Sohibul menjadikan para pekerja mudah terserang penyakit.

“Ya itu konsekuensinya. Tapi bagaimana lagi, kita harus berdamai dengan keadaan. 

Saya yang sudah 7 bulan tak pulang terkadang juga larut dengan apa yang dilakukan kawan kawan dan akhirnya harus dipaksa dinikmati,” kata Sohibul.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved