BPS Ungkap Jelang Nataru Perputaran Ekonomi di Tana Tidung Kaltara Justru Diperkirakan Menurun

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Menjelang Natal dan Tahun Baru ( Nataru ) diperkirakan perputaran ekonomi di Kabupaten Tana Tidung, Kaltara mengalami penurunan.

Disampaikan kepala Badan Pusat Statistik ( BPS ) Achmad Sani Setiawan kepada TribunKaltara.com penurunan perputaran ekonomi ini disebabkan banyaknya masyarakat Tana Tidung yang didominasi PNS ( Pegawai Negeri Sipil ) memilih merayakan Natal dan Tahun Baru di kampung halaman masing-masing.

"Menjelang Nataru kalau dalam H- sebulan itu pasti ada migrasi keluar yang pasti berkaitan dengan ekonomi daerah, karena struktur ekonomi di KTT ini kan terutama di bagian Kota lebih disokong oleh PNS yang ternyata rumahnya tidak di KTT jadi jangan heran ketika hari raya banyak toko-toko tutup karena pembeli banyak yang keluar KTT," ujar pria yang akrab disapa Iwan itu, Rabu (11/12/2024).

Selain penurunan perputaran ekonomi, biasanya perputaran uang menjelang Nataru juga terjadi perubahan dari yang awalnya berputar di bahan pokok makanan beralih ke kebutuhan bahan kue.

Baca juga: Jelang Nataru, Pemkab Malinau Beri Subsidi Harga Tiket Speedboat Rp 100 Ribu, Berikut Persyaratannya

"Kalau secara makro malah persebaran komoditasnya yang berubah kalau biasanya konsumsi itu lebih ke makanan berat, menjelang Nataru ini malah ke tepung-tepungan atau bahan kue yang naik," ucapnya.

Sehingga mendekati perayaan Natal pemilik warung kelontong mulai memperbanyak persediaan bahan kue contohnya tepung.

"Biasanya di toko-toko juga stok tepung paling cuma satu kardus menjelang Nataru ini bisa naik jadi dua kali lipat tapi kalau untuk harga kurang lebih masih sama cuma stoknya aja yang lebih banyak," ungkapnya.

Ia juga menjelaskan sebaran jumlah penduduk beragama Kristen di Kecamatan Sesayap juga tentu berpengaruh pada peningkatan perputaran ekonomi karena mengingat pusat ekonomi di Tana Tidung berada di Desa Tideng Pale. 

"Masalah Nataru itu juga kan pengaruhnya sama dominasi penduduk kan, proporsi penduduk kristen ini berapa, kalau di Tideng Pale ini kan kebanyakan masyarakatnya Muslim dan perputaran ekonomi di KTT ini pusatnya di Kecamatan Sesayap," jelasnya.

Namun karena kebanyakan masyarakat Tana Tidung yang beragama Kristen tinggal di daerah perbatasan kabupaten sehingga tidak jarang yang lebih memilih untuk berbelanja di kabupaten tetangga sehingga perputaran ekonomi pun tidak terjadi di Tana Tidung.

"Sedangkan yang Kristen terbagi juga tinggalnya misal yang di Desa Betayau itu belanjanya ke Tideng Pale sini atau tidak bisa jadi malah ke Bulungan, terus yang di Seputuk sama Muruk Rian juga kan daerah perbatasan dengan Malinau bisa saja belanjanya di Malinau otomatis perputaran uangnya juga ke sana," sambungnya.

Baca juga: Jelang Nataru Harga Bawang dan Tomat di Pasar Imbayud Taka Tideng Pale Tana Tidung Meroket Naik

Meskipun diperkirakan terjadi peningkatan intensitas perjalanan menjelang Nataru, namun kemungkinan tidak terlalu berdampak signifikan untuk transportasi umum khususnya transportasi darat mengingat sebagian besar masyarakat Tana Tidung yang sudah memiliki kendaraan pribadi.

"Untuk transportasi pun juga kebanyakan pakai punya pribadi paling mentok ya speedboat dan itu harganya juga kan tidak ada perubahan, paling kapal feri biasanya ada penambahan yang biasanya cuma tiga kali seminggu naik jadi empat atau lima kali," tutupnya.

(*)

Penulis : Rismayanti