Berita Tana Tidung Terkini

Lapangan RTH Djoesoef Abdullah Selalu jadi Tempat Masyarakat KTT Habiskan Waktu di Akhir Pekan

Selain karena tempatnya yang nyaman pengunjung juga bisa menikmati berbagai kuliner yang dijajakan di Lapangan RTH Djoesoef Abdullah Tideng Pale.

Penulis: Rismayanti | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/RISMAYANTI
Air mancur menari di lapangan RTH Djoesoef Abdullah yang diresmikan 24 November 2024. (TribunKaltara.com/Rismayanti) 

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Lapangan RTH Djoesoef Abdullah Tideng Pale selalu jadi rekomendasi masyarakat Tana Tidung khususnya yang tinggal di Kecamatan Sesayap untuk menghabiskan waktu senggang di akhir pekan.

Selain karena tempatnya yang nyaman pengunjung juga bisa menikmati berbagai kuliner yang dijajakan di Lapangan RTH Djoesoef Abdullah Tideng Pale.

Bagi pengunjung Lapangan RTH Djoesoef Abdullah yang membawa anak, juga tentu tidak perlu khawatir anaknya akan menangis minta pulang atau bosan.

Karena di Lapangan RTH Djoesoef Abdullah Tideng Pale juga banyak tersedia berbagai macam permainan yang bisa dinikmati anak-anak salah satunya istana balon.

Baca juga: Malam Tahun Baru di Tana Tidung, 1 Unit Sepeda Motor Terbakar di Lapangan RTH Djoesoef Abdullah   

Ditambah lagi setelah diresmikannya air mancur menari, masyarakat Tana Tidung semakin antusias mendatangi Lapangan RTH Djoesoef Abdullah untuk melihat langsung pertujukan dari air mancur menari.

Salah satunya Intan, yang kerap menghabiskan malam Minggu bersama teman-temannya di Lapangan RTH Djoesoef Abdullah untuk melihat air mancur menari yang kabarnya hanya ada dua di Indonesia.

"Kalau malam Minggu jalannya ke Lapangan RTH Djoesoef Abdullah buat duduk-duduk di sana sama teman-teman apalagi selama ada air mancur di sana," ungkap Intan kepada TribunKaltara.com, Sabtu (11/1/2025).

Ia mengatakan rela menghabiskan malam Minggu di Lapangan RTH Djoesoef Abdullah lantaran air mancur menari yang hanya satu-satunya di Kalimantan Utara ( Kaltara ) itu hanya dinyalakan seminggu sekali.

"Soalnya kan nyalanya cuma seminggu sekali jadi bisa buat hiburan dari pada cuma diam aja di rumah aja kan bosan juga," katanya.

Untuk diketahui jadwal dinyalakannya air mancur menari di Lapangan RTH Djoesoef Abdullah hanya pada Hari Sabtu pukul 20.00 dan 21.00 WITA.

Bagi pengunjung Lapangan RTH Djoesoef Abdullah, Intan juga merekomendasikan beberapa kuliner yang cocok untuk dinikmati sambil menyaksikan air mancur menari.

Diantaranya, pentol kuah mercon UBA, es kopi dan coklat Sukha serta es teh manis dan mie ayam.

"Kalau ke Lapangan ada rekomendasi makanan sama minuman yang lumayan enak di sana itu pentol kuah mercon UBA sama es Sukha itu enak banget terus harganya juga murah, sama es teh juga.

"Kalau mau makanan beratnya itu bisa coba mie ayam gerobak yang baru buka juga di Lapangan RTH Djoesoef," sarannya.

Seluruh rekomendasi kuliner yang disebutkan Intan sendiri berada tepat di pinggir Jalan Perintis sebelah Lapangan RTH Djoesoef Abdullah.

Sehingga dengan banyaknya kuliner yang dijual di sekitar Lapangan RTH Djoesoef Abdullah masyarakat yang berkunjung tidak hanya mendapat hiburan dari air mancur menari.

Tapi juga dapat sekaligus menikmati berbagai jenis jajanan yang enak dan tentunya bersahabat dengan kantong masyarakat.

"Jadi kalau ke Lapangan RTH Djoesoef Abdullah tu bisa sambil cari hiburan sekalian juga buat cari makanan-makanan enak di sana," ucapnya.

Dengan adanya air mancur menari yang diresmikan pada 24 November 2024 lalu ini setiap malam Minggu atau hari Sabtu masyarakat terus memadati Lapangan RTH Djoesoef Abdullah.

Bahkan tak jarang jalanan di sekitar Lapangan RTH Djoesoef Abdullah menjadi macet saat berlangsungnya pertunjukan dari air mancur menari.

Tentu hal ini menjadi peruntungan bagi pedagang yang berjualan di sekitar Lapangan RTH Djoesoef Abdullah salah satunya Ahmad Abdul Aris owner pentol kuah mercon UBA.

Ahmad mengatakan setelah dancing fountain di Lapangan RTH Djoesoef Abdullah di resmikan, pemasukannya dalam sehari meningkatkan 2 kali lipat dari biasanya khusus di malam Minggu.

Baca juga: Tampilan Lebih Menarik, Kadis PUPR KTT Ajak Warga Jaga Fasilitas di Lapangan RTH Djoesoef Abdullah

"Kalau malam Minggu itu kadang saya sampai nambah lagi kuahnya karena biasanya jam 19.00 WITA sudah habis jadi saya nambah lagi dan itu bisa habis dua panci, satu panci itu biasanya dapat Rp 1,2 juta jadi tinggal dikali 2 aja itu pemasukan kotornya," kata Ahmad.

Sedangkan dihari biasa dari hasil berjualan pentol kuah mercon ia bisa mendapatkan pemasukan bersih Rp 12 juta setiap bulannya.

"Kalau hari biasa perhari itu omzet kotornya itu Rp 1,2 juta perhari,  bersihnya satu hari itu biasanya Rp 400 jadi kalau untuk perbulan bisa dapat bersih Rp 12 juta," tutupnya.

(*)

Penulis : Rismayanti 

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved