Berita Tarakan Terkini

Pasaran Tembus Hingga Mancanegara, Harga Termahal Tenun Asal Tarakan ini Dipatok Rp2 Juta Per Lembar

Rumah Produksi Tenun Pakis Kaltara sudah merambah sampai pasar ASEAN seperti Thailand, dan Malaysia juga sampai ke  Amerika.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / ANDI PAUSIAH
Hasil dari proses produksi tenun dari Rumah Produksi Tenun Pakis Kaltara yang berada di Kota Tarakan tepatnya di RT 5 Jalan Pulau Bunyu Kelurahan Kampung Satu Skip Kota Tarakan. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

Dalam satu bulan, rumah produksi bisa menghasilkan sampai 200 lembar kain dengan berbagai macam ukuran.

Ada ukuran 3 meter x 80 sentimeter sebanyak 50 lembar, kemudian ukuran  1,5 meter dikali 80 sentimeter bisa sampai 50 lembar, dan ada juga ukuran panjang 20 sentimeter x 1,5 meter. 

“Dulu sebelum Covid-19 kami memiliki 15 pekerja, pasca Covid, kami rekrut sampai 20 orang. Dibagi, di bagian tenun 5 orang, bagian penggulung 4 orang, bagian pembuat motif  4 orang, pewarna 2 orang dan satu orang transportasi,” ujarnya.

Dari sisi omzet sendiri, lanjut Yohanes, sebulan bisa mencapai Rp40 juta sampai Rp50 juta.

Per lembarnya sendiri misalnya termahal Rp2 juta, kemudian ukuran sedang dan kecil Rp 1,2 juta, kemudian ukuran kecil Rp800 ribu, kemudian ukuran terkecil Rp300 ribu, Rp250 ribu dan juga ada Rp50 ribu.

Yohanes mengungkapkan mengapa harga kain tenun itu cukup mahal karena memang proses pembuatannya bisa memakan waktu satu bulan. Untuk menenun sendiri di tahap ini membutuhkan waktu 5-6 jam baru bisa menghasilkan satu lembar kain.

Itupun jika dikebut oleh para penenun yang punya keahlian.

“Yang membuat mahal karena masing tahap ada tingkat kesulitan. Kesulitan membuat motif, kesulitan mengangkat warna, karena kita olah warna alam dari ramah lingkungan. Di situ diperhitungkan, jadi semua terkaver dengan harga yang dipatok,” paparnya.

Proses penggulungan sampai proses menenun bisa menghabiskan waktu sampai sebulan lamanya.

Untuk penggulungan benang bisa tiga hari, pembentangan benang satu minggu, pembuatan motif satu minggu, dan pembuatan warna tiga hari, dan kemudian penenunan bisa sampai lima hari.

Untuk kain tenun di Tarakan, kehadirannya mengangkat kekhasan kearifan lokal yang ada.

Kemudian menggali kemampuan SDM di Tarakan dan Kaltara termasuk menampilkan keunikan dan menjaga agar warisan nusantara jangan sampai hilang.

“Tenun ini warisan secara menyeluruh Nusantara, ada semua di seluruh Indonesia tidak hanya satu daerah. Kalau motif paling digemari rata-rata semua didominasi digemari, tapi memang kurang produksinya,” ujarnya.

Ke depan ia menargetkan jika ada rumah produksi menetap tentu akan diperluas.

Jika ada rumah produksi paten, tenaga kerja akan direkrut sebanyak-banyaknya.

Baca juga: Kisah Katarina, Pelaku UMKM di Nunukan yang Mahir Tenun Sarung dan Selendang Khas NTT

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved