Berita Tana Tidung Terkini

Tren Intimate Wedding di Tana Tidung, Menikah secara Sederhana Jadi Alternatif Pilihan Warga

Rahma, warga Tana Tidung, mengatakan setiap orang memiliki impian pernikahan masing-masing.

Penulis: Rismayanti | Editor: Adhinata Kusuma
HO/RISNA
MENIKAH HEMAT - ILUSTRASI Low budget dan intimate wedding jadi pilihan konsep menikah yang jadi tren belakangan. Foto diambil di Desa Long Beluah, Kecamatan Tanjung Palas Barat, Kabupaten Bulungan, Kaltara, 12 Agustus 2023. 

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Belakangan sedang trend menikah dengan biaya murah atau low budget wedding, terasuk di Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara.

Mempelai mengusung pernikahan dengan konsep minimalis atau menikah di KUA dan juga intimate wedding.

Intimate wedding dikenal juga dengan pernikahan yang hanya dilakukan dengan tamu undangan yang sedikit dan biasanya dari kalangan orang terdekat seperti sahabat dan juga keluarga dekat saja.

Low budget wedding sendiri mulai marak dilakukan karena dianggap lebih efisien dan tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar.

Bahkan hanya bermodalkan kelengkapan berkas dan biaya kecil saja pernikahan sudah bisa berlangsung dengan khidmat baik di KUA terdekat atau memanggil penghulu ke rumah, sehingga setelah menikah pun keuangan tidak kurang untuk biaya hidup.

Bagi sebagian masyarakat, konsep pernikahan sederhana bukan hanya pilihan praktis, tapi juga bentuk kesadaran akan pentingnya kesiapan finansial dalam membangun rumah tangga.

Baca juga: Kemenag Tana Tidung Gelar Bimbingan Manasik Haji Massal, Calon Jemaah Diminta Ikuti dengan Serius

Rahma, warga Tana Tidung, mengatakan setiap orang memiliki impian pernikahan masing-masing. Ada yang memilih pernikahan mewah, namun tak sedikit pula yang lebih nyaman dengan konsep sederhana.

“Setiap orang kan pasti punya dream wedding masing-masing. Nah, ada yang mau mewah, ada juga yang biasa-biasa aja, pokok sederhana gitu lah,” kata Rahma, Sabtu (19/4/2025).

Ia menilai, selama pernikahan sesuai dengan kondisi keuangan dan keinginan pribadi pasangan, tidak ada masalah dengan konsep low budget. Namun, kadang tekanan dari keluarga menjadi tantangan tersendiri.

“Kalau saya sih lebih milih sederhana yang low budget, tapi kemungkinan keluarga pasti tidak mau. Karena biasanya yang dipikirin omongan orang lain, tapi lupa mikir kehidupan anaknya setelah nikah,” ujarnya.

Rahma menambahkan, banyak pasangan muda yang terjebak dalam utang karena memaksakan pernikahan yang mewah dan melebihi anggaran.

“Kalau sudah begitu kan makin pusing. Harusnya setelah nikah masih ada uang simpanan, tapi malah minus,” tambahnya.

Senada dengan Rahma, Adinda juga lebih memilih konsep intimate wedding. Menurutnya, yang terpenting dari pernikahan adalah esensi menyatukan dua keluarga, bukan sekadar pesta besar.

“Karena menurutku esensi menikah itu menyatukan dua keluarga. Jadi mengundang tamu banyak dengan dekorasi mewah itu hal tersier dalam pernikahan,” ujar Adinda.

Ia menekankan, kehadiran orang-orang terdekat yang benar-benar mendukung jauh lebih berarti dibandingkan kemegahan acara.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved