Berita Malinau Terkini
Mengenal Kuliner Tradisional Unik di Malinau, Jarang Dihidang Karena Penyajiannya yang Tak Biasa
Ada sejumlah kuliner tradisional khas masyarakat Dayak di Malinau, yang jarang sekali ditemukan kecuali pada perayaan atau acara besar kebudayaan.
Penulis: Mohamad Supri | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Ada sejumlah Kuliner tradisional khas masyarakat Dayak di Malinau, Kalimantan Utara ( Kaltara ), yang jarang sekali ditemukan kecuali pada perayaan atau acara besar kebudayaan.
Selain karena penyajiannya yang spesial, tidak seperti Kuliner tradisional pada umumnya, jenis-jenis makanan ini segmentasi peminatnya juga terbatas pada kalangan tertentu, Lansia, pemuka hingga tokoh adat.
Pada Hari Ulang Tahun Desa Tanjung Keranjang ke-19, Jumat (13/6/2025) lalu, jenis makanan ini kembali disajikan.
Ada sebab mengapa jenis Kuliner ini jarang ditampilkan. Selain aromanya menyengat, cara penyajian dan bahan bakunya juga umumnya tak biasa.
Baca juga: Wisata Kuliner Unik di Pasar Rakyat Lembah Bambu Tanjung Selor Bulungan, Belanja Pakai Uang Bambu
Di antaranya ada Adam Anit, Budu’, Budu’ Atuk, Payang atau Pazang, Pahu Bala hingga Budey.
Tokoh adat Tanjung Keranjang, Yusak Ivung mengakui jenis masakan ini jarang dihidangkan karena aroma dan penyajiannya yang tak biasa.
Disebut tak biasa dikarenakan pola penyajiannya berbeda pada Kuliner pada umumnya.
Sebagian jenis Kuliner ini sengaja didekomposi atau dibiarkan membusuk sebelum diolah.
"Ini makanan orang-orang tua kita dulu. Anak-anak sekarang jarang ada yang mau makan, karena baunya memang menyengat. Tapi kalau sudah biasa, makanan ini enak sekali menurut saya," ujarnya.
Yusak Ivung menjelaskan, bagi masyarakat Kenyah, secara khusus subetnis Kenyah Uma’ Lasan yang mendiami Desa Tanjung Keranjang, makanan ini merupakan jenis Kuliner spesial, terutama bagi orang yang sudah terbiasa mencicipinya sejak dulu.
Di antaranya ada makanan khas dari kulit hewan, atau disebut Adam Anit oleh warga Kenyah Uma’ Lasan.
Adam Anit merupakan jenis lauk yang bahannya dari kulit hewan, seperti kulit sapi, rusa, babi atau jenis satwa lainnya.
Jenis makanan ini perlu perlakuan sebelum diolah, yakni dengan direbus, kemudian dibusukkan sebelum dimasak kembali.
Proses pembusukan biasanya memakan waktu hingga berhari-hari lamanya.
Setelah terdekomposi, baru bulu dari kulit hewan tadi dibersihkan dengan cara dikikis dengan pisau, dibersihkan dan direbus kembali.
Jadwal Masih Dibahas, Percasi Malinau Kaltara Siapkan Kejuaraan Catur Berskala Internasional |
![]() |
---|
Tim Mulai Survei Jeram Sungai Bahau Malinau, Bupati dan Pangdam Diskusikan Rencana Penanganan |
![]() |
---|
Belanja Daerah Malinau Kaltara 2026 Utamakan Efisiensi dan Pelayanan Publik: Terutama Tingkat Dasar |
![]() |
---|
39 Kelompok Perikanan Disuntik 12 Jenis Bantuan, Bupati Malinau Dorong Stimulan Genjot Produksi |
![]() |
---|
Arah APBD 2026 Malinau Kaltara Dibahas, Wabup: Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi Prioritas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.