Berita Tarakan Terkini
Pembangunan Resi Gudang Tarakan Kaltara Masih Berproses, Ini Alasan tak Gunakan Pabrik Rumput Laut
Pembangunan resi gudang di Kelurahan Pantai Amal, Tarakan, Kaltara progresnya sampai sekarang masih berproses.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Pembangunan resi gudang di Kelurahan Pantai Amal, Tarakan, Kaltara progresnya sampai sekarang masih berproses.
Lahannya direncanakan dibangun di Binalatung Kelurahan Pantai Amal.
Dikatakan Kepala Dinas Perikanan Kota Tarakan, Ardiansyah, resi gudang dikhususnya mengelola rumput laut.
Adapun resi gudang sendiri adalah membangun gedung baru.
Baca juga: Cerita La Ofu Warga Nunukan Temukan Mayat Bayi di Bawah Jemuran Rumput Laut, Awal Dikiranya Sampah
Luasannya nanti bergantung kebutuhan.
“Setahun ini kita usul pematangan lahan dulu,” ungkap Ardiansyah.
Informasinya tahun ini akan dilakukan penimbunan namun yang melakukan penimbunan ada di instansi Dinas Pekerjaan Umum Kota Tarakan.
Pembangunan fisik juga ditargetkan tahun depan dan dikerjakan juga oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
Ia melanjutkan lagi aktivitas dalam resi gudang, adalah tunda jual.
Pada saat panen banyak, dan untuk menegah harga turun ditampung semua untuk pembeli.
Saat harga stabil baru dilakukan penjualan.
Penyimpanan dalam bentuk kering dan tentunya gudang hanya dilakukan penyimpanan.
“Masalah kebersihan dan tingkat kekeringan rumput laut ada di nelayan bertanggung jawab. Ada pengurusnya perumda,” bebernya.
Kapasitas gudangnya belum diketahui karena bergantung kebutuhan dan anggaran lanjut Ardiansyah.
Anggarannya sendiri digelontorkan dari APBD Pemkot Tarakan melalui Dinas Pekerjaan Umum.
“Tahun ini pematangan lahan dan tahun depan fisik. Kalau bocoran anggaran saya dengar dengan BPKPAD Rp5 miliar nanti dicek kembali,” bebernya.
Ia melanjutkan memang saat ini ada juga gedung rumput laut yang diperuntukkan untuk membuat rumput laut dalam bentuk chip di Pantai Amal.
Saat ini gedung tersebut tidak bisa digunakan untuk resi gudang.
“Dulunya dimaksudkan untuk pabrik rumput laut dan memang persoalan utama persoalan air bersih. Karena untuk mencuci dibutuhkan air bersih. Dan juga limbahnya berisiko bisa mencemari laut. Makanya hampir semua tempat di Indonesia yang dibangun gak jalan semua gara-gara persoalan air, lingkungan juga,” bebernya.
Mulanya, gedung bangunan di Pantai Amal akan dialihkan untuk resi gudang namun lanjutnya, karena persoalan gedung ada di pengelolaan perumda, dinas tidak bisa menggeser.
“Kewenangan di bawah perumda. Tadinya mau perbaiki melalui bantuan pemerintah pusat. Untuk memperluas ataupun menambah bangunan yang sesuai standar ditentukan Bapeti untuk izin resi gudang,” jelasnya.
Namun karena di bawah perumda pengelolaannya, maka dibangun baru.
Baca juga: Warga Nunukan Geger Ditemukan Mayat Bayi Perempuan di Jemuran Rumput Laut, Diduga Baru Dilahirkan
Ia melanjutkan lagi untuk menarik kembali prosesnya panjang.
Harus mengubah Perda dulu dan harus diaudit semua.
“Kelamaan kalau ditunggu. Waktunya lambat,” tukasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah
Siswa Sekolah Rakyat di Tarakan Jalani MPLS, Pakai Kurikulum Multi Entry dan Exit, Ini Penjelasannya |
![]() |
---|
Warga Pasir Putih di Tarakan Borong Sembako Murah, Beras 5 Kg Dijual Rp 60 Ribu per Kilogram |
![]() |
---|
157 Penari akan Tampil Ramaikan di Iraw Tengkayu 2025, Berasal dari Pelajar SLTA dan Sanggar Budaya |
![]() |
---|
Warga RT 10 Kelurahan Pantai Amal Tarakan Minta Jembatan Penghubung Dibetonisasi, Begini Alasannya |
![]() |
---|
Dana Transfer Daerah Dipangkas Rp 246 Miliar Tahun Depan, Wali Kota Tarakan: Efisiensi Lebih Ketat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.