Berita Nunukan Terkini
Pemkab Nunukan Tegaskan Komitmen Penguatan Kawasan Perbatasan Sei Menggaris
Titik lokasi wilayah yang berbatasan langsung dengan Sabah, Malaysia di Kecamatan Sei Menggaris kembali mendapat perhatian Pemkab Nunukan.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Titik lokasi wilayah yang berbatasan langsung dengan Sabah, Malaysia di Kecamatan Sei Menggaris kembali mendapat perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan.
Kawasan perbatasan itu dinilai memiliki peran strategis dalam memperkuat ketahanan sosial-ekonomi sekaligus menjadi etalase pembangunan di garis terluar Indonesia.
Komitmen itu mengemuka dalam kegiatan Forum Group Discussion (FGD) bertajuk “Evaluasi dan Rekomendasi Desa Srinanti, Tabur Lestari, Samaenre Semaja dan Sekaduyan Taka: Perspektif Fisik-Lingkungan, Sosial-Budaya dan Kelembagaan, Ekonomi serta Infrastruktur” yang digelar di lantai IV Kantor Bupati Nunukan, Rabu (12/11/2025).
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setkab Nunukan, Juni Mardiansyah menilai forum ini penting sebagai ruang untuk meninjau kembali arah pembangunan kawasan Sei Menggaris yang kini diarahkan menjadi sentra transmigrasi dan agroindustri.
Baca juga: Polresta Bulungan Bersama Pemkab Gelar FGD, Bahas Rencana Pembentukan Polsekta Tanjung Selor
“Wilayah ini bukan hanya pintu gerbang antarnegara, tetapi juga cerminan sejauh mana pembangunan di perbatasan benar-benar menyentuh masyarakat,” ujarnya, kepada Tribunkaltara.com, Rabu (12/11/2025) sore.
Kegiatan tersebut merupakan hasil kolaborasi Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Padjadjaran (UNPAD) melalui program Ekspedisi Patriot yang berfokus pada pemetaan potensi dan tantangan kawasan transmigrasi di wilayah perbatasan.
Pemerintah daerah, kata dia, telah menegaskan komitmennya melalui Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2024–2043 serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). FGD ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi yang tidak hanya bersifat akademis, tetapi juga dapat diterapkan di lapangan.
Sebab, kata dia, sejumlah wilayah perbatasan di Sei Menggaris masih menghadapi persoalan klasik, mulai dari akses jalan yang terbatas, konektivitas antarwilayah yang minim, serta rendahnya fasilitas sosial dan ekonomi.
“Sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah menjadi hal mutlak. Pembangunan di perbatasan tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak,” tambahnya.
Baca juga: Tingkatkan Kepatuhan, BPJS Ketenagakerjaan Gelar FGD Bersama Pemprov dan Kejati Kaltara
Program Ekspedisi Patriot sendiri menjadi salah satu bentuk pendekatan ilmiah dalam membaca realitas lapangan di kawasan perbatasan. Melalui kolaborasi lintas universitas dan pemerintah daerah, hasil kajian diharapkan mampu memberikan arah baru dalam pengelolaan kawasan transmigrasi yang berkelanjutan. Sei Menggaris kini memang tengah bertransformasi. Dari wilayah yang dulu identik dengan keterisolasian, kawasan ini mulai diperhitungkan sebagai salah satu simpul penting dalam jaringan ekonomi perbatasan Kalimantan Utara.
"Tantangannya kini bukan hanya membangun infrastruktur, tetapi memastikan pembangunan itu berpihak pada masyarakat yang tinggal di garis depan negara," pungkasnya.
(adv)
Penulis: Febrianus Felis
| Pastikan Keamanan Konsumen, BPPD Nunukan Evaluasi Peredaran Produk Malaysia |
|
|---|
| Aset Fantastis Terbengkalai di PLBL Liem Hie Djung, BPPD Nunukan Segera Lapor Bupati |
|
|---|
| DPRD Nunukan Sambangi Pejuang Konfrontasi RI-Malaysia, Dorong Penamaan Jalan Veteran |
|
|---|
| Cerita Kliwon Heri Siswadi, Veteran Konfrontasi di Nunukan Hibahkan Tanah Miliknya Untuk Negara |
|
|---|
| Pernikahan Dini Masih Marak di Sebatik, Banyak Warga Pilih Nikah Siri Tanpa Pencatatan Resmi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/FGD-Budaya-dan-Kelembagaan-121125.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.